9-BASKET

347 40 24
                                    

Tepat hari ini, SMA Garuda melaksanakan lomba basket di halaman belakang yang luasnya bahkan lebih besar daripada istana merdeka.

SMA Garuda merupakan satu satunya SMA yang pernah membawa harum sekolahan dalam ajang lomba basket sampai ke negeri paman sam. Amerika. Tepatnya 4 bulan yang lalu ia melawan dengan beberapa anak anak yang jauh lebih tinggi dan lebih berbakat, akan tetapi SMA Garuda menang dengan skor 3:0

Dan hari ini, SMA Garuda melawan dengan SMA Merdeka, SMA yang tidak pernah akur dari dulu. SMA yang sama jago dalam olahraga basket, jika SMA Garuda menang di negeri paman sam, SMA Merdeka menang ajang basket di negeri gingseng. Korea.

"Ran, lo dekdok depan ya sama gw, entar Bagas sama Bima biar yang ngurusin anak anak lainnya, gw udah percaya sama dia" ucap Dimas sembari memberikan id card dan lensa juga tas selempang agar lebih mudah dalam membawa barang barang

Rani tersenyum lalu memgambil alat alat tersebut dari tangan Dimas dan melanjutkan perjalanannya menuju lapangan belakang.

Mereka berbincang bincang ringan agar tidak terlalu sepi disaat berjalan bersama, akan tetapi semuanya menjadi awkward waktu Dimas bertanya"Gimana sama temen temen lo Ran?"

Sebenernya Rani enggan untuk menjawab, dia sekarang benar benar malas jika sedang mengobrol lalu menyangkut pautkan tentang dirinya dan juga beberapa temannya yang sudah mulai berbeda.

Bagaimana tidak, kemarin waktu dia ingin bergabung dengan 3 temannya, mereka justru menjauh dan pergi kekantin. Mungkin mereka sudah malas berteman dengan Rani, tapi Rani tidak ingin mengambil pusing tentang itu semua. Kalau mau berteman ya ayo, kalau gamau yasudah.

"Yagitu, hehe" kata Rani dingin. Setelah itu ia mempercepat jalannya dengan harapan ingin segera menuju lapangan agar cepat cepat memotret anak anak basket.
.
.
.
.
.

Sampai di lapangan belakang, Rani sedikit ternganga dengan keadaan lapangannya. Perasaan kemarin lapangannya masih kotor dan banyak sampah, kenapa sekarang terlihat lebih menjijikkan? Ditambah lagi orang yang lalu lalang memberi semangat pada anak basket dan ada juga beberapa anak yang berpacaran di pinggir lapangan.

Sampai akhirnya Rani menemukan sosok yang ia cari cari dari tadi pagi, saudara kembarnya. Farel.

Waktu tadi ia bangun tidur sudah tidak mendapati Farel didalam rumah, kata Bunda, Farel sudah berangkat lebih dulu dengan alasan ingin pemanasan untuk lomba jam 8 nanti. Rajin sekali dia, dulu saja dia disuruh lomba di Benua sebelah Farel ogah ogah an dan terus menolak dengan alasan ia malas naik pesawat. Tapi akhirnya ia setuju juga karena bundanya ikut mengantarkan Farel hanya sampai bandara. Niatnya ingin mengantarkan sampai tujuan, akan tetapi peraturan sekolah yang hanya mengharuskan atletnya saja yang pergi.

"FAREL" Teriak Rani sambil melambai lambaikan tangannya ke udara. Farel yang mendengar teriakan tersebut berhenti berbincang dengan temannya dan menghampiri si adik tersayang.

Senyum Farel merekah kala adiknya memberi roti tawar dengan keju didalamnya, memang tadi dia sudah sarapan tapi sekarang dia sudah mulai lapar lagi karena latihan yang terlalu semangat mengingat beberapa menit lagi lomba akan dimulai.

"Semangat abang!" Ucap Rani lucu. Deretan gigi rapihnya dengan lancang membuat ukiran senyum di mulut Farel, jarang sekali adiknya ini memanggil dia dengan embel embel kakak atau abang. Mengingat mereka lahir hanya berbeda beberapa menit membuat Rani enggan memanggil Farel 'kakak'. Ya tapi untuk kali in saja, Rani ingin membahagiakan saudara satu satunya itu.

"Oh jadi Farel doang nih yang disemangatin, gw kaga" ucap pria jakung yang berjalan membelakangi Rani. Sepertinya Rani tidak asing dengan suara berat milik pria tadi, Rani memutar badannya menjadi 180° dan benar dugaan Rani, pria tersebut adalah si ketua basket. Yudistira Putra.

Putih Abu-Abu(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang