"BUNDAAAAAAAAAA" ucap gadis dengan baju tidur boboiboy berwarna biru muda dan rambut acak acak an juga air liur yang mengering di sekitar pipinya menandakan bahwa gadis cerewet ini baru bangun dari tidur lelapnya.
Akhir akhir ini jempol kaki Rani sedang bermasalah, garagara insiden kepentok meja satu minggu yang lalu di rumah Dimas, besoknya kaki Rani sedikit sakit apabila dipegang, waktu sekolah saja dia lebih sering mencopot sepatunya waktu pelajaran karena jempol kakinya yang nyut nyut an. Bahkan sekarang sudah ada nanah dan membengkak di pinggiran jempol Rani.
"Bunda mulu yang dicariin, Bapak kek sekali kali" ucap pria yang sudah menginjak kepala tiga kepada putri kecilnya yang berjalan tertatih tatih menuruni anak tangga. Bukanya membantu beliau justru asyik menatap putrinya sambil menyesap kopi yang sempat ia buat beberapa menit yang lalu.
"Pak, obat cantengan apa?"
"Nggatau, tanya Bundamu sana"
Rani berdecak sebal mendengar jawaban dari ayahnya. Apa apaan, tadi mencari bundanya bapaknya ini minta ikut dicari juga, giliran dia tanya malah suruh balik tanya ke Bunda
"BUNNNNNN BUNDAAAAAA" Teriak Rani lagi. Dia sudah tidak tahan dengan keadaan kakinya, ya karena baru pertama kali mengalami penyakit menjijikkan seperti ini membuat dia berpikiran kemanamana. Ya seperti "kalo ga sembuh entar jempol gw dipotong gimana dong"
Bunda yang sedang memasak sarapan di dapur sebenarnya mendengar teriakan dari di bungsu, tapi karena bunda sangat malas menjawab beliau membiarkan saja putrinya ini mencari keberadaannya. Toh ruang tengah ke dapur hanya beberapa langkah saja.
"Bunda ihh,dicariin juga diem aja"ujar Rani sebal sambil mendudukkan bokongnya dikursi. Tapi tak sengaja jempol yang sedang bermasalah kesenggol pinggiran meja
"ADUH"Rani merintih kesakitan melihat jempol kakinya yang sudah semakin parah, ia kembali berdiri dan mendekatkan diri ke bundanya di samping kompor "Bun, kaki aku cantengan"
"Dih cewe kok cantengan,jorok"
.
.
.
.
."BUNNNNNNNN" Lagi, setelah si bungsu berteriak mencari bundanya, sekarang ganti si sulung yang berteriak tak kalah kencang dengan adiknya. Si bapak yang kembali mendengar nama Istrinya selalu dipanggil anaknya merasa di rumahnya ini hanya ada istrinya dan anaknya.
Farel jalan tergesa gesa menuruni tangga dengan tangan yang menempel di pipi kanan, melihat bapaknya yang menonton televisi di ruang tengah membuat dia berhenti dan menanyakan keberadaan istrinya.
"Pak, Bunda mana?"
"Tadi adekmu nyariin bunda, sekarang kakaknya nyariin bunda. Gamau nyari bapak apa?" Ucap ayahnya sebal
Farel terkekeh mendengar pengucapan si bapak, tapi sepersekian detik kemudian ia kembali meringis kesakitan karena giginya tidak sengaja terantuk dengan gigi yang lainnya
"Yaudah, pak obat sakit gigi apa?" Tanyanya dengan masih memegang pipinya yang membengkak dan membuat pipinya chubby sebelah.
"Pada sakit kak? Si adek tadi nyari obat cantengan sekarang kakak nyari obat sakit gigi, kalian kembar ya?" Canda ayahnya
"Sabar rel,maklum si bapak udah tua" guman Farel pelan lalu meninggalkan bapaknya di ruang tengah dan segera mencari bundanya. Ia juga samasama tidak tahan dengan penyakitnya ini, sakit gigi membuatnya berhari hari tidak makan nasi
Beberapa menit Farel mencari keberadaan bundanya, akhirnya ia berhasil menjumpai Bundanya dengan Rani yang sedang berteriak karena jempol kakinya diperban oleh bunda. Tunggu, ini ada apa? Perasaan Rani sehat sehat aja.
Farel sedikit mengingat ingat lagi apakah kembarannya ini memiliki penyakit di jempol kakinya"Cantengan kali ya?" tebak Farel asal. Soalnya dia baru mengingat perkataan bapaknya kalau Rani jempolnya cantengan
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu-Abu(END)
HumorYang humornya dollar gausah baca tq. . . . . . Dia itu candu banget, setiap pelajaran MTK buku belakang gw selalu isinya nama dia. Namanya Yudistira Putra Adyatma. Si ketua basket yang bikin seantero sekolahan muji muji dia karena tampan. Ga salah...