"Huh, capek banget anjir nata panggung doang" kata putra sambil ngelap keringatnya.
Hotel ini kamar mandinya ada di satu ruangan sama tempat tidur. Bisa dibilang mereka nyewa yang vip. Ya emang agak mahal tapi ini bisa sedikit lebih menghemat waktu dengan tidak menunggu untuk berganti mandi
Malam malam seperti ini enaknya emang bikin coklat panas, duduk di balkon sambil baca majalah. Tapi setelah Rani mengobrak abrik tasnya ternyata dia lupa membawa bubuk coklat tapi justru membawa pop ice rasa coklat.
"Nyari apa?" Tanya putra yang ikut jongkok melihat Rani sibuk dengan tasnya sambil mengeringkan rambut menggunakan handuknya yang sudah basah.
"Anjir, kaget goblok"ucap rani setengah berteriak"bawa bubuk coklat ga? Gw lupa bawa, kalo lo bawa gw pinjem satu"
Bubuk coklat? Dia mau buat coklat panas? Bukanya biasanya hotel nyediain ya, kenapa dia repot sih. Sejauh ini putra masih memandang rani aneh, apa dia ga pernah nginep di hotel? Batinnya bertanya tanya
"Ran, bukannya hotel nyediain ya, lo tinggal telpon terus dateng coklatnya"setelah berbicara seperti itu, dia segera berdiri dan mendekati telepon hotel untuk memesankan coklat panas untuk rani dan juga dirinya tentunya.
"Lo mau berapa? 1?"tanya putra disela sela teleponnya. Rani mengangguk setuju.
"Mas, coklat panas 2 anterin di kamar nomer 11"Setelah teleponnya ditutup, putra memposisikan dirinya di depan cermin hanya sekedar membenarkan rambut yang berantakan juga memakai parfum yang hmmm, soft banget dan cocok untuk kalian yang insomnia.
Suasanya didalam benar benar canggung. Mereka berdua juga jarang sekali mengobrol walau satu kelas, bagaimana jika besok mereka juga canggung waktu didepan panggung?
Untungnya bel berbunyi, yang berarti coklat panas sudah datang dan segera dibuka oleh Rani. Harum coklat langsung menyeruak memenuhi seluruh ruangan. Rani segera mengambil 2 coklat tersebut dan mengucapkan terimakasih tidak lupa menutup pintu kembali agar guruguru berfikir bahwa kamar nomor 11 sudah tidur.
Sepertinya coklat panas memberi keberuntungan untuk Rani. Bagaimana tidak, 1 jam waktunya dihabiskan dengan mengobrol bersama putra di sofa sambil menceritakan kehidupan Rani dengan Farel dirumah, kehidupan Putra dirumah, bermain ludo dari hp, dan sampai hal yang paling tidak penting untuk mereka obrolkan.
"Udah malem, lo ga tidur?" Tanya putra ditegukan terkahir coklat panasnya.
Padahal, sebelum putra tanya kaya gitu rani emang udah niat banget mau tidur. Jam sudah menunjukkan pukul 11 malam, ini udah malem banget. Ga biasanya Rani tidur malem kecuali ada film seru atau terpaksa mengerjakan pr.
Setelah menyeruput coklat dinginnya yang terakhir, Rani tidak menjawab pertanyaan putra melainkan hanya mengacungkan jari jempolnya yang berarti ia setuju dengan ajakan tersebut.
Putra tersenyum melihat tingkah Rani yang lucu, dari tadi ia mengobrol tidak sengaja menengok ke arah Rani yang tertawa puas karena ia menang setelah kalah 11 kali, tertawanya begitu menenangkan untuk putra.
"Selamat malam, selamat tidur" kata Rani setelah mematikan lampu kamar.
.
.
.
.
.Sekarang sudah jam setengah satu pagi. Rani tiba tiba terbangun, bukan terbangun, melainkan tidak bisa tidur karena tidak ada bantal. Sore tadi, bantal mereka berdua diambil oleh Bu Widya karena 2 anaknya juga ikut menginap, jadi dia membutuhkan 2 lagi bantal
Dari tadi Rani cuma grusak grusuk belok kanan belok kiri berharap bisa tidur tanpa bantal tapi gabisa. Ya gimana ya, namanya juga kebiasaan hehe
"Putttt bangun dong" bujuk Rani agar Putra ingin bangun. Ya walaupun ia tidak bisa tidur setidaknya teman yang satunya ini juga tidak boleh tidur.
"Apasi Ran gw ngantuk ah capek" tanpa membuka matanya, Putra menjawab pertanyaan rani dan langsung kembali tidur
Ya sebenernya putra juga belum tidur garagara Rani yang dari tadi grusak grusuk sampe kasur hotelnya goyang, emang biasanya putra kalau tidur itu nyaman, sepi, dan ga banyak gerak gini. Jadi kalo kasurnya gerak dikit dia bakal bangun. Hmmmm berbanding terbalik dengan Rani
"Gw gabisa tidur ih gaada bantal, gulingnya lo pake bantal, satunya lagi lo pake juga, selimutnya gw cuma kebagian dikit doang. Bangun dong woi temenin"ucap Rani kesal lalu mengganti posisinya menjadi duduk bersila
Sambil membenarkan rambut yang acak-acak an, Rani masih saja membujuk Putra berharap cowok tersebut risih dan bangun dari tidur nyenyaknya lalu menemani dia begadang sampai lelah.Ya kalaupun gamau nemenin, yang penting Putra mau melek.
"Kalo misalkan gw gabisa tidur gini biasanya Farel ikut bangun terus cerita cerita sama gw sampe gw ngantuk, tapi kalo gaada bantalnya biasanya Farel cari cara buat ganti bantalnya"
"Terus biasanya kalo Farel capek pun dia mau nemenin gw. Ayodong Puttt bangun ishhh gw gabisa tidur" masih sama, Rani masih membujuk Putra dan Putra masih enggan untuk membuka matanya barang satu cm pun."Puttt lo kok ja-"
Dengan tibatiba Putra menarik tangan Rani yang tadi masih ndusel ndusel ke pinggang Putra sampai menjadi posisi tidur kembali. Gemes rasanya pengen nyubit nyubit si cerewet ini, tapi Putra sama sekali ga berani buat itu, yang ada dia dimarahin sama Farel. Sebelumnya Farel bilang ke Putra"jangan macem-macem lo sama Rani, awas aja lo sampe bla bla bla bla bla" dan masih banyak lagi peraturan ga berguna dari Farel.
"Sialan, lo mau ngapain gw njir" kata Rani memberontak dan masih mau kembali duduk
"Udah ya ran, tidur ya, merem. Gw jamin 10menit lagi tidur" bujuk Putra yang posisi tangannya berada di kepala Rani menggantikan sebagai bantal sedangkan tangan yang satunya mengelus elus rambut Rani lembut. Ini satu satunya cara yang Putra tau biar cewek bisa tidur.
Jangan lupakan, mereka sekarang berhadap hadap an, bahkan nafas mereka berdua terdengar satu sama lain dengan jantung yang samasama berdetak tidak teratur.
Rani sekarang? Entahlah, justru dia sekarang makin enggan untuk menutup mata karena masih kaget dengan tingkah Putra yang tiba-tiba
'yaallah jantung yaallah hati yaallah mata yaallah tangan yaallah kuat yaallah' ucap Rani dalam hati
"Lo gamau ngapa-ngapa in gw kan?" Kata Rani yang salah satu matanya mengintip wajah Putra yang masih senantiasa mengelus elus rambut rani dalam keadaan masih menutup mata.
Ya, ada sedikit tawa sewaktu Rani melontarkan pertanyaan tersebut. Lucu saja, apa yang mau di apa apa in? Rani itu tidak ada apa apanya jika dibandingkan teman teman satu kelasnya. "lo datar, gw ga napsu. Udah tidur besok bangun jam 3"
Putra masih mengelus elus rambut Rani sesekali ia juga bernyanyi lagu pengantar tidur. Sebenarnya capek juga kalau sampai pagi dia seperti ini, tapi apa boleh buat, daripada dua duanya tidak tidur kan?
"The best thing I ever did..." Setelah menyelesaikan lagu dari girlgroup korea, twice. Putra mengecek apakah rani sudah terlelap atau belum. Dan ya, sepertinya dia sudah terlelap dengan nyenyak.
Putra memposisikan tubuhnya senyaman mungkin, dua tangannya masih di tempat yang sama takut kalau rani tibatiba terbangun.
"Good night bucin"
Ini contohnya ya, ya anggep aja itu putra nyanyinya waktu di kasur sama Rani. BISA BAYANGIN GA SIH GIMANA MERDUNYA SUARA PUTRA😭😭😭😭😭
VOMENT KALI AH UWUUUU
KAMU SEDANG MEMBACA
Putih Abu-Abu(END)
HumorYang humornya dollar gausah baca tq. . . . . . Dia itu candu banget, setiap pelajaran MTK buku belakang gw selalu isinya nama dia. Namanya Yudistira Putra Adyatma. Si ketua basket yang bikin seantero sekolahan muji muji dia karena tampan. Ga salah...