Judul dari kotak perhiasan di genggaman Aaron menjadi satu-satunya hal yang menguras perhatian. Aaron terus mengamati benda tersebut yang isinya sendiri sudah berpindah ke jari orang lain.
Satu senyum terulas di bibir. Dia membuka kotak perhiasan mewah yang kemarin sempat dibelinya setelah meeting.
Semua pandangan mengarah padanya. Setiap langkah yang diambil membuat beberapa pegawai toko perhiasan tersebut bergetar aneh. Aaron berusaha menekan rasa malu karna harus membeli perhiasan tanpa pasangan yang menemani. Lelaki itu beberapa kali berdeham menuju etalase cincin berlian di depannya. Dia juga benci jadi pusat perhatian.
"Selamat sore, ada yang bisa dibantu untuk memilihkan perhiasannya?"
Aaron tersenyum samar. Dia menyempatkan menarik napas dalam sebelum melihat barisan cincin berlian, dari yang berukuran kecil sampai dengan besar.
"Model sederhana untuk melamar."
Wanita bersanggul kecil di balik etalase yang bahkan tidak pernah lelah memasang senyum, lantas mengangguk kecil. Etalase dibuka dengan satu kunci yang memang selalu dibawa oleh si wanita tadi. Ia mengeluarkan empat model cincin berlian yang diinginkan Aaron. Model simple dan tidak terlalu mencolok.
Sesaat, Aaron melirik ke name-tag si pegawai di depannya. Sedikit kaget karna namanya mirip dengan Andrea, Jihanita.
Cincin pertama diperlihatkan kepada Aaron secara detil. Sebuah cincin dengan berlian melingkar penuh di badannya. Sebelum Jihanita tadi menjelaskan bentuk cincin tersebut kepada Aaron, lelaki itu sudah menggeleng tegas.
Jihan tersenyum dan mengangguk. Sekarang ia memperlihatkan yang kedua. Sederhana, hanya cincin polos dengan satu berlian mungil di atasnya.
"Ini produk baru kami. Model Forever Diamond. Cincin ini terbuat dari emas putih delapanbelas karat, dan berlian satu karat. F color, VVS Clarity, Very good cutting round brilliant. Forever Diamond ini ukurannya enam, kami masih punya stok dua ukuran lain."
"Pakai yang itu," perintah Aaron membuat Jihanita kembali tersenyum, menuruti perintah calon pembeli.
Perlahan Jihanita mengenakan cincin tersebut di jari manis sebelah kanan. Terlihat sangat cantik dan bersinar. Kebetulan juga ukuran cincin tersebut sangat pas untuk Jihanita.
Merasa sudah cocok, Aaron mengangguk mantap membuat Jihanita menghela napas sumringah.
"Satu Forever Diamond size enam dengan luxury box dari toko kami, total harga seratus delapanpuluh lima juta. Mau transaksi cicilan atau lunas?"
"Lunas." Aaron mengeluarkan kartu kredit dari dompet miliknya yang segera diurus oleh Jihanita. Sambil menunggu cincin tersebut beralih kepemilikan kepadanya, Aaron kembali mengamati Forever Diamond yang sudah dikembalikan ke dalam etalase. Cantik, sama seperti Andrea.
KAMU SEDANG MEMBACA
• One Night In the Air •
Romance(17/21+) [COMPLETE] dipublish 12 Desember 2019 - tamat 23 Januari 2019 POV 3 [Aaron & Andrea] Dia lagi, dia lagi. Setidaknya itu yang membuat Andrea muak setelah menghadapi wajah Aaron beberapa hari terakhir. Andrea pikir, lelaki itu seperti tidak a...