2. Yang Menggoda

16.7K 905 68
                                    

"Maaf, akan kubuktikan se-membosankan apa aku saat bermain."

Bisikan itu sukses meledakkan rasa takut sekaligus gairah dalam diri Andrea. Berniat memberontak, ia justru menggerakkan pinggul menggoda. Memberikan rangsangan lebih kepada Aaron. Andrea pening, ia dikalahkan oleh alkohol dan gairah yang meletup hebat. Ini ... yang pertama kali.

Aaron menggeram, ingin mengontrol tubuhnya agar berhenti dan tidak melakukan hal lebih, tetapi bagian selangkangannya menolak keras. Dia terpaksa menuruti gairah setelah melihat sepasang underwear berenda milik Andrea. Tangan kanannya meraba permukaan paha polos wanita itu. Dia pikir ini akan jadi satu malam nikmat bersama si customer service. Dia pikir wanita itu juga menginginkannya.

Gairah itu semakin membludak kala pusar mungil Andrea seakan memanggil ingin dicumbu.

Tubuh Aaron menunduk. Sebelah tangannya menyangga badan supaya tidak menindih Andrea secara langsung, sementara tangan lainnya berpindah dari paha mulus Andrea ke hak celana, melepasnya cepat dan semakin merendahkan pinggulnya. Memberikan rangsangan lebih pada inti Andrea yang masih terselimuti underwear.

Entah setan apa yang merasuki Aaron, lelaki itu mengecup tulang pipi Andrea membuat wanita itu membuka mata. Sekilas Aaron ragu, ada tatapan takut dari Andrea yang langsung hilang saat wanita itu kembali memejam. Pinggul Andrea bergerak mengundang hasrat tak terbendung, hingga Aaron memilih nekat menelanjangi diri sendiri.

"Membosankan ...."

Sekali lagi, kata itu terdengar dan bagian bawah tubuh Aaron justru menegang karna terluka. Harga dirinya sakit dikatai membosankan oleh wanita yang bahkan tidak tahu apa-apa tentang urusan ranjangnya.

Aaron kembali membungkuk. Lelaki itu melepas celana dalam Andrea dan terpaku untuk beberapa detik. Surga? tanya dia dalam hati. Lelaki itu perlahan mundur, tergoda untuk mencicipi lebih dalam pikiran vulgarnya. Menghirup kuat-kuat keharuman inti Andrea hingga membuat basah bagian tersebut.

Merasa ada sesuatu yang menyengat di intinya, Andrea melenguh sambil melengkungkan dada. Kedua paha yang awalnya terbuka, seketika merapat menghimpit kepala Aaron. Ribuan kupu keluar dari perutnya. Menggelitik, sangat melelahkan. Dan sekali lagi, wanita itu melenguh merasakan sesuatu meledak dalam perut.

"One ... more time!"

Aaron mengembuskan napas panas, tersenyum tepat di depan inti Andrea. "Membosankan, huh?"

Andrea menggeleng kasar. Kini bukan lenguhan yang terdengar. Wanita itu menjerit kecil saat lidah Aaron mengeksplor intinya. Lama, membuatnya semakin basah dan terlalu siap. Tenaga Andrea habis. Wanita itu hanya menggelengkan kepala lemah, meremas kedua ujung bantal di kepalanya. Ia merasakan napas panas itu naik dari intinya ke perut, dada, lalu dagu. Memberikan isyarat tak langsung kepada Andrea untuk membuka mata.

Lima detik Andrea menatap mata indah lelaki yang berani menelanjanginya. Mulut lelaki itu terbuka sedikit, terlihat basah dan ... seksi. Andrea melengkungkan dada lagi, naik menyentuh dada Aaron. Menggesekkan permukaan bra berendanya pelan.

Aaron tersenyum miring.

Kedua tangan Aaron menelusup ke bawah punggung Andrea, melepas kaitan bra lalu membuangnya. Dia memainkan dua gunungan indah di bawah dadanya. Melumat dua puncak berwarna pink pucat tersebut sampai mendengar lenguhan panjang. Tangannya turun meremas pinggang Andrea, menyusuri bagian samping tubuhnya yang memiliki kulit lembut. Membuat Aaron semakin menegang di bagian bawah dan siap untuk melesat lebih jauh. Pinggul Aaron semakin turun. Sebelah kakinya melebarkan kedua paha Andrea, meminta diterima dengan suka rela.

Lelaki itu mengarahkan intinya untuk melesat lebih jauh. Perlahan, sedikit bermain dengan gesekan.

"Ouh!"

• One Night In the Air •Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang