Delapan

2.1K 257 29
                                    

Sebenarnya (namakamu) enggan untuk pulang ke rumah. Tapi ia juga tidak bisa terlalu lama menginap disini karna orang rumah tidak pernah tahu menahu soal ini. Akhirnya dengan berat hati (namakamu) pulang ke rumah diantar oleh Iqbaal.

"Takut masuk ke dalam? Mau gue anterin nggak?" tanya Iqbaal melihat (namakamu) yang diam saja begitu mereka sampai.

"Eh nggak usah Baal. Gue masuk sendiri aja"

"Beneran?"

(namakamu) mengangguk mantap. "Iya bener. Yaudah gue turun dulu. Thanks ya Baal"

"Dengan senang hati. Inget kalo ada apa-apa langsung kabarin gue!" peringat Iqbaal yang dibalas senyuman oleh (namakamu).

Setelah memastikan (namakamu) masuk ke dalam gerbang rumahnya, Iqbaal segera menjalankan mobilnya menuju ke rumah.

Rumah (namakamu) sepi. Sepertinya semuanya sedang tidak ada di rumah. Hanya ada Bi Rina yang sedang membuat sesuatu di dapur.

"Yang lain kemana bi?"

"Eh non udah pulang. Bapak sama ibu lagi anter olivia ke rumah sakit. Kalo mas Arif kayaknya ada di kamar" jawab bi Rina membuat (namakamu) mengangguk.

"Yaudah aku ke atas ya bi, pengen istirahat bentar" pamitnya kemudian berlalu pergi ke atas.

~•~

(namakamu) merapikan seragamnya yang sedikit berantakan. Hari ini cewek itu akan kembali masuk sekolah seperti biasa. Dan (namakamu) sengaja pergi pagi-pagi sekali karna ia sedang tidak ingin berdebat dengan orang tua ataupun kakaknya.

Tidak dijemput oleh Iqbaal seperti biasa karna (namakamu) memilih untuk naik ojek online saja. Saat sampai di sekolah ternyata masih belum terlalu ramai. Hanya ada beberapa orang yang baru saja sampai di parkiran, contohnya Aldi yang sekarang malah memanggil (namakamu).

"Manggil siapa kak?" tanya (namakamu) karna merasa tidak yakin.

"Ya gue manggil lo lah. Sini"

Mau tidak mau (namakamu) mendekat. Walaupun ia bingung kenapa tiba-tiba sekali.

"Tolong lepasin helm gue dong, nyangkut nih. Gue nggak bisa" ujar Aldi sambil berusaha melepas pengait helm nya.

"Eh? Nggak mau kak, nanti g--"

"Yaelah gue cuma minta tolong gitu doang masa lo nggak mau" potong Aldi membuat (namakamu) tidak enak hati.

Akhirnya cewek itu mencoba melepaskan pengait helm milik Aldi. Baru sekali mencoba saja sudah berhasil.

"Loh ini bisa. Nggak ada susah-susahnya sama sekali"

"Gitu ya? Berarti tangan lo ajaib"

Mendengar jawaban Aldi, (namakamu) semakin heran dibuatnya. "Yaudahlah kak aku mau ke kelas" ujarnya kemudian berlalu meninggalkan Aldi.

"Makasih (nam)" teriak Aldi yang masih di dengar jelas oleh cewek itu.

~•~

Di saat jam kosong seperti ini, (namakamu) pasti akan berada di kantin atas paksaan dari Nasya dan Arindra. Padahal cewek itu malas untuk pergi kemana-mana.

"Lo mah mageran mulu. Mending gausah sekolah kalo gitu" cibir Nasya.

"Iya iya enggak. Ini kan gue udah ikut sama kalian"

"Yaudah mau pada pesen apa? Biar gue yang mesenin" tawar Arindra.

"Kesambet apaan lo Rin? Tumbenan"

HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang