Play | Rizky Febian - Nona |
Ternyata, bahagia itu simpel. Liat tingkah laku kamu aja aku ketawa
* * *
"Gue balik. Pokoknya nyampe rumah motor gue harus udah ada di sana," ujar Zira penuh penekan, ia berbalik dan meninggalkan cowok itu.
"Lo yakin balik sendiri? Gak malu gitu?" tanya Melvin setengah teriak.
Zira bergeming, ia menepuk jidatnya. Ia masih menggunakan gaun ribet ini. Kalau ia pulang sendiri nanti orang-orang mikirnya dia pengantin yang malang, ditinggal sama pasangan. Nyesek 'kan?
Dering ponsel menyandarkannya. Zira merongoh sling bag yang terselempang di bahunya. Ia mengeluarkan ponselnya dan menatap sebentar nama yang tertera pada layar ponselnya.
"Hallo, Bu?"
"Dimana?"
"Di rooftop rumah sakit."
"Sama Melvin?"
"Iya."
"Ibu tunggu di depan rumah sakit."
"Oke."
Panggilan terputus, Zira berlari keluar rooftop. Menyusul Azahra yang sedang menunggunya di depan rumah sakit.
"Zira." Merasa namanya terpanggil, Zira menoleh ke arah suara dan mendekati ibunya.
"Tadi Hendra bilang, kamu tinggal di rumahnya. Kamu mau tinggal di sana?" tanya ibunya.
"Enggak mau sih bu, tapi Melvin nyaranin tinggal selang-seling gitu."
"Maksud kamu?"
"Jadi seminggu Zira tinggal di rumah Om Hendra, seminggu tinggal sama ibu."
"Tapi kalo ibu gak setuju, nanti Zira-"
"Ibu setuju."
"Maksud ibu?"
"Sudah lah ikuti saja alur mainnya, siapa tau minat."
Zira mengernyit, apa maksud ucapan ibunya?
"Ibu pulang, ya. See you next week," ujar ibunya sebelum menyebrang jalan dan menaiki angkutan umum.
Zira melongo melihatnya, ibunya setuju anaknya sendiri tinggal dengan orang asing? Zira berdecak, tak mengerti dengan cara berpikir ibunya sendiri.
"Ibu lo aja setuju, masa lo sendiri enggak."
Zira terperanjat kaget mendengar suara itu. Ia menoleh kepada cowok yang sedang bersandar di dinding luar rumah sakit.
"Nguping, ya lo. Gak sopan banget," ketus Zira.
Tiba-tiba saja Melvin jongkok di depannya, Zira hendak memaki-maki cowok itu, tapi setelah melihat seseorang yang baru saja keluar dari rumah sakit, Zira langsung menyesuaikan diri.
Melvin dengan lembut memakainya high heel di kaki Zira. Setelah itu ia bangkit dan menggenggam tangan Zira.
Zira menatap aneh tangannya yang sedang bertautan dengan jari-jemari Melvin. Hidup mereka mungkin kedepannya banyak drama oleh karena itu, mereka dituntut untuk pandai berakting.
"Melvin duluan," pamit Melvin yang diangguki oleh Hendra.
Mereka berjalan ke basement dengan tangan yang masih saling bertautan. Setelah menghilang dari pandangan Hendra, mereka langsung melepaskan genggaman mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLASSIC [END]
Teen FictionHaha. Satu kata itu mampu mewakili bagaimana konyolnya hidup ini. Semesta selalu saja memberikan kejutan. Di kehidupan yang penuh drama ini, kita dituntut untuk pandai berakting. Seperti sekarang... Kejutan besar dan sangat klasik sedang menimp...