Play | Rizky Febian - Penantian Berharga |
Semoga yang telah lama menghilang lekas kembali.
* * *
Suara kicauan burung membangunkan seorang gadis dari tidur nyenyaknya. Dengan malas ia membuka mata, Zira langsung melebarkan matanya ketika melihat cowok yang ada di sampingnya.
Lebih parahnya ...
Zira kira ia memeluk guling, tapi bukan guling yang ia peluk. Melainkan Melvin! Cowok itu sedang menatapnya dengan raut yang sulit diartikan.
Zira segera menjauh dari cowok itu. Terlalu bersemangat menjauh dari cowok itu, ia tak sadar dan akhirnya Zira terjatuh dari kasur dengan posisi tengkurap.
"Lo kok gak mindahin gue?! Trus lo juga kenapa gak bangunin gue?!" seru Zira sambil mengusap dahinya yang mencium lantai.
Melvin bangkit dari kasur. "Males, lo berat." Cowok itu melangkahkan kakinya memasuk ke dalam kamar mandi.
Setelah beberapa menit, Melvin keluar dari kamar mandi dengan seragam yang melekat di tubuhnya. Ia mengendong tasnya dan berjalan keluar kamar.
Melvin sempat melirik kamar Zira dan kosong tak ada penghuninya. Mungkin cewek bar-bar itu telah berangkat sekolah. Melirik jam tangannya yang menunjukkan pukul 06.30, ia buru-buru keluar rumah, tanpa memakan sarapannya.
Jika ia sarapan pasti akan terlambat. Di sekolahnya gerbang di tutup pukul 6.45 bukan jam 07.00 seperti sekolah biasanya, sekolahnya memang beda sendiri.
Cepat-cepat Melvin menjalakan motor ninjanya ke sekolah. Sesampainya di sekolah ia menoleh ke belakang dan melihat gerbang sekolah yang sedang di tutup oleh anak-anak osis.
SMA Taruna. Sekolah swasta yang selalu mencetak lulusan unggul dengan prestasi yang tak main-main, membuat banyak orang-orang yang minat untuk bersekolah di sana.
Melvin berjalan santai memasuki sekolahnya. Di sekolah ia tidak dikejar-kejar oleh cewek-cewek rempong yang ngaku-ngaku sebagai fans-nya.
Melvin akan menjadi most wanted jika sudah berada di lapang basket begitu pula dengan kedua sahabatnya. Sebagian besar fans-fansnya berasal dari sekolah lain.
Melvin tahu sendiri bagaimana karakteristik orang-orang yang ada di sekolahnya, hampir semua siswa dan siswi di sekolahnya itu terobsesi dengan materi pembelajaran, istilahnya gila ilmu.
Oleh karena itu, saingan bersekolah di sini sangat ketat. Mereka bersikap individualisme, tak peduli dengan urusan orang lain.
Hanya ada dua kelas yang berbeda sendiri di sekolah ini, salah satunya adalah kelas Zira yang merupakan kelas Melvin juga. Kelas mereka lebih mencolok daripada kelas yang lain.
Mengapa?
Dari awal kelas mereka terbentuk, tak ada rasa individualisme. Mereka saling rangkul bukan saling menjatuhkan dalam segi apapun itu, termasuk dalam segi prestasi dalam bidang akademik. Ketika ulanganpun mereka saling kerja sama, bagaimanapun caranya.
Kelas mereka juga temasuk kelas yang paling sering membuat onar baik cowok ataupun cewek. Tiada hari tanpa baku bantam, itu jargon kelas mereka.
Jadi, sudah pasti setiap hari pasti ada yang membuat keributan dari kelasnya. Salah satunya Zira, cewek itu dijuluki sebagai jeger kelas XII MIPA 7. Siapapun yang bermasalah dengannya atau dengan anak-anak kelasnya akan selalu ia incar.
"ADA YANG TAU ZIRA KENAPA GAK SEKOLAH?" teriakan seperti sudah biasa di kelas mereka. Mawar, sebagai seketaris kelas sering berkoar-koar untuk bertanya jika anggota kelas tidak lengkap.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLASSIC [END]
Teen FictionHaha. Satu kata itu mampu mewakili bagaimana konyolnya hidup ini. Semesta selalu saja memberikan kejutan. Di kehidupan yang penuh drama ini, kita dituntut untuk pandai berakting. Seperti sekarang... Kejutan besar dan sangat klasik sedang menimp...