Play | Andmesh - Nyaman |
Sampai kapan aku bersembunyi? Kapan kamu akan mencariku?
* * *
Koridor kayu itu lenggang sesaat, samar-samar terdengar suara spidol yang diketuk-ketukan di papan tulis. Kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung di salah satu ruangan. Mereka masih berada di Madera House, tempat kursus.
Zira tak salah dengar, ia sangat jelas bahwa cowok di hadapannya itu memanggil 'Coco'. Dalam hati, ia memang berharap cowok itu mengetahui siapa dirinya sebenarnya, tetapi jika itu terjadi, akah 'kah Gino menerima siapa dirinya yang sebenarnya?
"Ngomong apa?" Zira akhirnya membuka mulutnya, ia mengalihkan tatapannya ke jendela agar cowok itu tak melihat matanya yang mulai berair.
"Ini punya lo?" Gino memperhatikan kunci motor itu. "Beli gantungan kayak gini di mana?"
"D-di tempat aksesoris juga banyak."
"Lo suka animasi Adudu?"
"Y-ya."
"Sama kayak Rara."
Zira tersenyum miris mendengarnya. Cowok itu belum sadar rupanya. Setelah dirasa air matanya tak lagi sedang memproduksi, Zira mengalihkan tatapannya ke Gino yang sedang asik memainkan gantungan kuncinya.
Ia bersyukur. Cowok itu belum menyadari siapa dirinya yang sebenarnya, tetapi jauh di lubuk hatinya, seperti ada yang terpental dengan kuat. Suatu hari nanti, cowok itu pasti akan mengetahui siapa dirinya yang sebenarnya.
Zira berharap, semoga cowok itu sama sekali tak berubah setelah mengetahui bahwa dirinya adalah Rara. Jika sampai Gino berubah, lebih baik Zira berharap agar cowok itu tak pernah sadar dengan dirinya.
"Siniin, gue mau balik." Zira merebut paksa kunci motornya dari tangan Gino.
Tak akan mudah mengambil barang yang telah berada di tangan Gino. Cowok itu menyembunyikan kunci motor Zira di belakang tubuhnya.
"Jangan dulu balik." Gino memasukkan kunci motor Zira ke saku celananya. "Jalanan lagi gak aman."
"Ada tawuran?" Zira tampak berpikir sebentar, biasanya jalanan rusuh karena tawuran antarsekolah dan mana mungkin sekolahnya mengikuti tawuran. Sekolahnya terkenal favorit karena murid-muridnya yang teladan.
Namun, ada beberapa kemungkinan murid SMA Taruna yang 'nakal' mengikuti tawuran dengan mengatas namakan sekolah lain, istilahnya membantu sekolah lain.
Mata Zira langsung menatap Gino, luka lebam di wajah cowok itu membuat hipotesisnya semakin terasa benar.
"Lo tawuran?" tanya Zira.
Gino tak menjawab, ia mengalihkan tatapan ke luar jendela, memperhatikan mobil polisi yang berseliweran di jalanan.
Zira sudah membuka mulutnya lagi untuk bertanya, tetapi mulut itu harus tertutup rapat ketika matanya menangkap sebuah mobil lamborghini yang sedang parkir di luar Madera House.
Buru-buru Zira kabur dari tempatnya dengan menarik tangan Gino. Zira sangat yakin pemilik mobil lamborghini biru muda itu adalah Melvin. Sudah cukup lama Zira tinggal di rumah Melvin dan selama itu pula ia menjadi tahu koleksi kendaraan cowok itu.
Lihat saja dari plat nomor kendaraan milik keluarga Lazuard yang sangat khas.
Dari balik dinding kayu, Zira memperhatikan seorang cowok yang keluar dari mobil. Itu Melvin. Ia memperhatikan setiap gerakan cowok itu yang sedang berjalan dengan santai masuk ke dalam Madera House.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLASSIC [END]
Teen FictionHaha. Satu kata itu mampu mewakili bagaimana konyolnya hidup ini. Semesta selalu saja memberikan kejutan. Di kehidupan yang penuh drama ini, kita dituntut untuk pandai berakting. Seperti sekarang... Kejutan besar dan sangat klasik sedang menimp...