PROLOG

691 173 56
                                    

[JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMEN,HAPPY READING!]

' Awal pertemuan yang memunculkan suatu rasa '

Hembusan angin menyeruak dingin, kini langit tampak mulai menggelap namun tak membuat lelaki bertubuh tegap pemilik rahang kokoh berhenti bermain bola basket dilapangan outdoor sekolahnya. Sudah 30 menit ia bermain bola basket dan mungkin hanya menyisakan dirinya disekolah besar ini.

Lelaki itu menshoot bola dan...Bravo!bola itu masuk kedalam ring dengan sempurna, merasa puas akan permainannya ia berhenti untuk beristirahat sebentar. Dirinya melirik kearah jam yang berada dipergelangan tangannya yang menunjukkan pukul 02.30 sore, tak disangka-sangka rintik-rintik hujan membasahi lapangan outdoor membuatnya sadar bahwa hari mulai hujan.

Ia bergegas pergi mengambil tasnya dan berlari kearah parkiran untuk pulang, sesaat diparkiran hujan yang tadinya rintik-rintik kini mulai menderas lalu secepat mungkin mengendarai motor sportnya hingga depan sekolah, dan akhirnya memutuskan untuk berteduh dihalte samping sekolah.

Angin dingin menusuk kulitnya yang putih membuat ia sedikit kedinginan, ditambah seragam putih abu-abunya sudah cukup basah kalau pulang dengan keadaan basah kuyup begini pasti dirinya akan diceramahi oleh Bundanya, lagi pula ia tidak ingin membuat Bundanya khawatir.

"Ih Mang Ujang kemana sih!? Udah ditungguin juga dari tadi, mana pake segala hujan lagi!"oceh tak jelas dari seorang gadis yang seberada dengannya dihalte, lelaki yang baru saja berteduh melirik sebentar kearah gadis disampingnya yang menggosokkan tangan dan meniupnya karna kedinginan lalu memeluk tubuhnya sendiri

Melihat itu dirinya teringat dengan hoodie yang ia taruh dalam tasnya, entah mengapa pergerakan tangannya mengambil hoodie yang ia miliki lalu memberikan kepada gadis itu. Hatinya tiba-tiba bergejolak ingin menolong gadis disampingnya yang kedinginan.

"Mau pakai?lo kedinginankan?"lelaki bernama lengkap 'Abzas Faisal' itu mengulurkan hoodienya kearah gadis disampingnya yang kini menatap bingung kearahnya membuat ia sadar akan sesuatu yang bahkan sangat-sangat langka pada dirinya

"Kenapa gue tiba-tiba peduli dengan gadis asing?"batin Abzas, Ia merasa aneh saja karna sebelumnya dirinya tak pernah bersikap seperti ini kepada seorang gadis apa lagi gadis yang tak ia kenal? Apa hanya kebetulan saja? tetapi ia tak merasa begitu! disini lelaki itu merasa bukan seperti dirinya, jujur ia tidak sepeduli begitu dengan orang lain

"Gue?boleh?"

"B-boleh"Abzas menatap penampilan gadis itu, sepertinya gadis ini siswi sekolahnya? Tapi ia belum pernah ralat bahkan tak pernah melihat gadis ini?. Ah sudahlah ia memang tipe tidak peduli dengan sekitarnya, tak mungkin juga dirinya untuk menghafal siswa-siswi disekolahnya

"E-eeumm makasih"langsung saja gadis itu menggunakan hoodie dan tersenyum lega saat ia merasakan tubuhnya yang menghangat, ia menatap kendaraan yang sibuk berlalu lalang dijalanan yang terguyur hujan.

Gadis itu menatap sayup jalanan, bibirnya maju beberapa centi saat tahu bahwa hujan masih belum reda juga supirnya yang belum datang menjemputnya. Helaan nafas terdengar, ia ingin menelpon supir dan mamanya namun ponselnya mati kehabisan batre. Menaiki kendaraan umum pun tak memungkinkan melihat uang sakunya yang habis, ia merutuki dirinya kenapa tidak ikut dengan sahabat dan sepupunya yang menawarnya untuk pulang bersama sewaktu tadi.

"Kayanya hujan ini awet sampe malem deh"gumamnya disela-sela keheningan antara dirinya dan lelaki itu

"Benar juga, bakal lama kalau nunggu hujannya reda"Abzas ikut bergumam lalu ia berjalan beberapa langkah sebelum akhirnya menatap kearah gadis itu

CHAVANA [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang