06. CHAVANA

196 70 15
                                    

[JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMEN,HAPPY READING!]

' Semakin diri lo mencoba untuk menjauh dan mengabaikan perasaan gue ke elo, disitu hati gue semakin gencar untuk mendekat dan mendapatkan apa yang gue inginkan '

💜

Guru yang mengajar tiba-tiba membuka pintu yang tertutup kelas yang ia ajar kelas XII IPS 2, sontak murid-murid yang sedang asik sendiri menoleh ke asal suara sebelum akhirnya lari terbirit-birit ke tempat duduk masing-masing lalu memasang wajah seolah tidak terjadi apa-apa.

Pak Erlan- selaku guru ekonomi hanya menggelengkan kepala melihat tingkah muridnya namun tak terlalu ia pusingkan dan segera menjelaskan pembahasan sampai dimana mereka belajar.

"Pssstt..Van"bisik orang belakang yang menusuk-nusuk punggungnya dengan tutup pulpen, itu ulah kedua sahabatnya. Ia hanya berdehem keras sebagai jawaban. Sepertinya Nabila dan Farlhea tak tahan ingin menanyai sesuatu dengan Chavana tanpa takut ketahuan guru yang sedang memberi tugas.

"Ish Van kok lo bohongin kita sih?"

Nabila kembali menusuk-nusuk kembali punggung Chavana dengan tutup pulpen tak ada jawaban ataupun reaksi dari gadis itu karna ia masih sibuk pada tugas yang diberikan oleh Pak Erlan.

"Ganggu tau nggak sih!"kesal Chavana membuat pasang mata orang sekelas menatapnya begitu juga dengan guru yang mengajar kini membenarkan kacamatanya dan menatap memicing kearahnya

"Itu yang ribut-ribut, kenapa?"

"Nabila sama Farlhea Pak gangguin saya"Sontak pengaduan sahabatnya membuat Nabila dan Farlhea menggerutu menyumpah serapah kearah Chavana yang menahan tawanya

"Kalian berdua jangan buat gaduh atau saya jemur kalian dilapangan"ancam Pak Erlan tajam membuat bola mata gadis yang diancam membesar dan meringis pelan

"Sshhh, Iya Pak kita berdua khilaf!"

"Khilaf apaan bentar lagi juga ribut"

Itu, seruan dari Amar teman kelas mereka sontak kedua gadis itu menatap sinis kearah lelaki itu. Nabila menendang kursi Chavana sedikit keras sambil mendumel pelan agar tidak kedengaran dengan Pak Erlan yang nanti bisa saja ia dijemur.

"Dasar anak kunti!"

"Iya tuh gue geprekin juga lo kaya ayam geprek"sahut Farlhea, Chavana menyodorkan telapak tangannya ke hadapan kedua sahabatnya yang bertulisan 'Bacot'.

Tak berapa lama jam istirahat berbunyi nyaring membuat girang murid-murid, guru yang mengajar telah meninggalkan ruangan begitu juga murid-murid heboh langsung pergi ke kantin. Chavana dalam edisi malas gerak hanya diam ditempat duduknya sembari bermain ponselnya sedang menscrool IG tanpa peduli sekitarnya.

"Gak kekantin Van?"tanya orang didepannya yang memutarkan tubuhnya menghadap kearahnya, gadis itu berdecak pelan mendapati orang yang membuat emosinya naik turun beberapa minggu ini. Dia, Abzas.

"Gak."

"Emangnya gak laper gitu? Atau mau dibeliin?"tanya Abzas mengelus pelan rambut Chavana dengan sayang, Chavana terdiam saat mendapatkan perlakuan itu namun sedetik kemudian ia menyentil lengan Abzas.

"Jangan elus-elus rambut gue nanti kotor"dengus gadis itu bermaksud bercanda membuat Abzas tertawa kecil kemudian tersenyum tipis

"Tangan gue suci kok terbebas dari kotoran asal lo tau.."

"Gak yakin"

"Harus yakin lah sama pacar sendiri"

"Serah lo bambang berenang aja disungai Amazon biar mati!"ucap Chavana pedas lalu lelaki itu menggodanya

CHAVANA [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang