07. CHAVANA

172 63 6
                                    

[JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMEN,HAPPY READING!]

💔

Abzas dan ketujuh temannya bersiap mengambil posisi duduk saat orang suruhan mereka membawa beberapa kursi untuk dibawa ke pinggir lapangan. Mereka nampak berbicara dan melontarkan beberapa guyonan sembari asik mengobrol ria mereka juga ditemani beberapa cemilan yang tadi mereka beli dikantin, pandangan siswi-siswi tentu takkan teralih kepada mereka.

"Cantik, ingin rasa hati berbisik~"

"Pleaseee Put suara lo fals tau nggak"sahut Bernian kesal menutup telinganya yang dipastikan tidak baik-baik saja mendengar nyanyian temannya satu itu

"Gue mau latihan nyanyi nih buat baper si banci jembatan ancol"

"Gue curiga lo bener-bener suka sama tuh banci"Vivan menatap memicing kearah Putra yang mendesis

"Bohai soalnya, ngalahin body cewek tuh banci. Mantap-mantap, tapi gini-gini gue masih suka cewek woi!"

"Mending lo sama Beti aja! Ahahahaha!"tawa meledak dari para lelaki itu sontak Abzas mencibir ketika kambing miliknya disangkut pautkan

"Ck sebagai nak sultan gue beliin mulut lo pada biar gak kaya lambeh!. Cash atau kredit?"sebal Panji dengan santainya melemparkan kulit kacang kearah kedua lelaki yang menatapnya ingin membunuh

"Setan!!"seru Putra dan Bernian menatap tak terima kearah Panji dan ujungnya mereka bertiga asik saling melemparkan kulit kacang dan sesekali usil melemparkan kearah orang-orang yang berlalu lalang didepan mereka bahkan guru yang lewat pun mereka lempar untung saja tidak kena kalau kena dipastikan mereka bertiga hormat pada bendera merah putih dilapangan .

Abzas hanya berkutik pada gitar, jari-jemarinya memetik senar-senar dan menciptakan nada merdu, lalu pandangannya teralihkan dari gitar dan terjatuh pada satu titik yaitu seorang gadis juga kedua sahabatnya sedang duduk dan nampak asik tertawa dibawah pohon dipinggir lapangan.

Ia menatap lama kearah gadis yang tertawa lepas itu. Sedangkan Adri yang disebelah Abzas mengikuti pandangan lelaki itu lalu menyenggol pelan bahunya.

"Dilihatin aja nih gak disamperin?"goda Adri, Abzas hanya berdehem pelan sambil mengalihkan pandangannya kearah lain dan menaruh gitarnya diasal tempat. Melihat lelaki disampingnya belum beranjak, Adri merangkul Abzas yang tak tau motif dibalik dirinya yang membawa lelaki itu kehadapan Chavana. Rencananya berhasil ia langsung kabur ketempat teman-temannya berada.

'Bangke lo Dri' rutuk Abzas hanya bisa meratapi nasibnya saat ini yang terlanjur berdiri dihadapan Chavana. Dirinya kira temannya itu ingin membawanya kekantin namun ia salah!. Chavana yang mendapati kehadiran lelaki itu sontak menghela nafasnya kasar namun berbeda dengan kedua sahabatnya yang sedari tadi mati-matian menahan pekikan maut lalu menoel-noel lengannya.

Tau dengan keadaan Farlhea memberi kode pada Nabila untuk memgambil ancang-ancang pergi, kedua gadis itu berdiri sontak membuat Chavana pun ikut berdiri dan menatap bingung kearah mereka.

"Lo berdua mau kemana?"tanya Chavana yang ikut duduk saat kedua sahabatnya itu kembali duduk begitu juga dengan Abzas yang duduk mengisi kekosongan disamping kanan Chavana, gadis itu menatap sebal kearah lelaki disampingnya yang menatap canggung kearahnya

"Ngapain?"ketus Chavana yang langsung disenggol oleh Nabila kemudian sahabatnya satu itu berbisik

"Nggak boleh galak-galak sama–pacar"bisik Nabila sontak langsung ditatap nyalang oleh Chavana, apa-apaan kalimat terakhirnya itu!

CHAVANA [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang