[JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMEN,HAPPY READING!]
' Ketika rasa terlihat pada suatu perlakuan. Disitulah hati tau yang dilakukannya itu bukan sesuatu hal yang semata '
💘
TOK TOK TOK
"Kak Avan! Kak! "panggil Arneta-Mama Chavana yang kini sedang mengetuk pintu kamar anak perempuannya, mendengar tidak ada sahutan dari sang anak ia mengetuk lebih kuat lagi dan memperbesar volume suaranya
"KAK!"
"Ma rusak nanti pintu Kakak!pelan-pelan"sahut dari dalam, pintu yang tadinya tertutup kini terbuka menampilkan Chavana yang sudah rapi menggunakan baju seragam sekolahnya
"Kamu sih Kak dipanggil gak nyahut"
"Ya Kakak lagi beresin buku, bilang Mang Ujang bentar la-"
"Ada Abzas tuh dibawah katanya sih mau pergi bareng" Sontak perkataan Mamanya membuat sang anak melongos tak percaya, Abzas kesini mau pergi bareng dengannya? Apa dia sedang bermimpi? Tidak-tidak Mamanya sedang tidak bercandakan?
"Mama sama Abzas tungguin ya, kamu jangan lama-lama Oke"
"Ma gak bercanda kan? Sumpah! Kakak gak mau pergi bareng Abzas, demi kakak usir dong Ma kalau nggak bilang kalau Kakak lagi kebelet boker. Pleaseeeee help me mom" Chavana memohon kearah Arneta sambil memasang puppy eyes namun mamanya itu menatap menyalang kearahnya seolah tak menyetujui ucapannya
"No Kakak gak boleh gitu, cepat jangan buat Abzas menunggu" Setelah mengatakan itu Arneta pergi membuat gadis itu memungut kesal
Dengan cepat ia menyisir rambutnya lalu menguncirnya dengan rapi, kemudian menggunakan sepatunya dan mengambil tasnya sesegera mungkin ia turun kebawah. Dirinya menghampiri Abzas dibawah mungkin tepatnya diruang tamu.
Nah benar, dirinya mendapati Abzas yang sibuk bermain hp. Peka terhadap sekitarnya lelaki itu melihat kearah sekelilingnya yang tatapannya sekarang tertuju pada Chavana yang sedang menatap sinis kearahnya.
"Hai"sapa lelaki itu berdiri sambil menggandengkan tasnya dengan pakaian sekolah yang jauh dari kata rapi, gadis itu menggerutu. Ia menahan segala umpatan yang ingin sekali ia keluarkan.
"Ngapain hah kesini!?"
Abzas menghela nafas dan mengulangkan sapaannya kembali, sebenarnya ia paling tidak suka dicueki walau pun ia sering mencueki orang-orang. Begitu lah sifatnya yang menurunkan sifat Papanya.
"Hai?"
"Ish, lo nga-"
"Hai Chavana Abzerlie, si gadis cantik"
Gadis itu menggeram kesal dan setengah mati meredakan emosinya, mau lelaki itu apa sih? Oke dengan sangat malas ia menjawab sapaannya kalau tidak dipastikan lelaki itu akan mengulang menyapanya hingga menghabiskan banyak waktu. Sungguh! Ia ingin sekali menghilang dari bumi ini ketika harus bertemu cowok sejenis Abzas.
"Hai, So? Ngapain lo kesini!?"
"Mau pergi bar-"
KAMU SEDANG MEMBACA
CHAVANA [Tahap Revisi]
Novela Juvenil"Berjuang mendapatkan cinta lo itu emang gak mudah, semuanya emang gak bakal berjalan mulus saat kita berjuang pada sesuatu" -Abzas Faisal "Sejak awal dia bersikap aneh?atau tertuju ke manis? Gue gak tau, karna gue semakin lama semakin nyaman dengan...