04. CHAVANA

223 99 20
                                    

[JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMEN,HAPPY READING!]

💟

Motor sport berwarna hitam berhenti tepat dirumah cukup besar berwarna cream, sang pengendara membuka helmnya lalu turun dari motor sebelum akhirnya memasuki perkarangan rumah. Terlihat wanita paruh baya yang sedang menyiram bunga tau akan kehadirannya segera wanita itu menghampiri dirinya.

"Mas cari siapa ya?"tanya wanita paruh baya, terlihat kalau ia pembantu dirumah itu

"Saya cari Chavana ada gak ya dianya?"

"Oohh non Chavana toh, ada kayanya didalam. Mas duduk dulu ya saya akan panggilkan"

Abzas mengangguk kemudian ia menduduki kursi yang berada diteras rumah, dirinya bersiul sembari menunggu kehadiran Chavana. Tak berapa lama orang yang ia tunggu pun datang, ia mengulas senyum.

"Elo!?"ucap Chavana terkejut langsung menggantikan mimik wajah sebalnya lalu menatap pembantunya yang sedang membawakan teh kearah lelaki itu

"Bibi kok gak bilang sih kalau dia yang dateng, aku kirain tadi siapa! taunya si kutu kupret ngeselin banget"

Bik Lia hanya cengengesan, sedangkan Abzas hanya mengangguk-anggukan kepalanya tidak jelas lalu berucap.

"Udah selesai ngocehnya?, mana Tante Arneta? gue mau minta izin buat pergi bareng sama elo ke cafe"

"Apaan gue nggak mau! Lagian ya Mama gue lagi pergi ke supermarket jadi lo gak ada persetujuan dari gue dan Mama gue, gak ada yang namanya ngajakin gue ke cafe"sinis Chavana kembali berbicara

"Dan asal lo tau gue gak mau pergi kemanapun sama lo, camkan!"

"Oh oke gue dirumah lo aja"ujar Abzas santai sambil menyeruput teh manis yang dihidangkan membuat gadis itu kesal. Ia mendesis kenapa lelaki itu selalu mengusiknya sih? Sejak dimana pertemuan dirinya dengan Abzas di halte, lelaki itu hampir sering menampakkan diri dihadapannya.

Tiba-tiba datang sebuah mobil avanza berwarna silver masuk ke perkarangan rumah, rupanya itu Arneta yang keluar dari mobil sambil membawa beberapa plastik, ia mendekati putrinya dengan Abzas yang sedang asik mengobrol diteras rumah tanpa mengetahui keberadaannya.

"Halo Abzas" Itu suara Mamanya! Chavana menoleh ke belakang dan benar ia mendapati Arneta yang menenteng plastik berisi belanjaan, dalam hati ia menyumpah serapah kenapa Arneta harus pulang belanja secepat ini, Sial sekali dirinya pasti nasib buruk akan menimpanya.

"Eh Tante, apa kabarnya?"

"Baik kok oh ya kamu udah lama disini?"tanya Arneta sembari melirik anak perempuan yang menggerutu tak karuan

"Nggak kok tan, oh ya tan Abzas mau izin apa boleh Abzas-"

"Ma ketopraknya Kakak mana? Mama belikan?"potong Chavana lalu melirik menggunakan ekor matanya kearah lelaki dihadapannya yang kini berhenti berucap

"Ini Kak"Arneta memberi satu bungkus plastik kearah anaknya itu lalu menatap Abzas, lelaki itu hendak melanjuti perkataannya lagi namun Chavana kembali berulah

"Begini Tan-"

"Ma kok gak pake ca-"

"Kakak! Abzas itu lagi ngomong jangan dipotong dong, gak sopan tau"

CHAVANA [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang