10. CHAVANA

121 45 3
                                    

[JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMEN,HAPPY READING!]

💙

Ketujuh teman Abzas rusuh bukan main entah hal apa yang dibicarakan ataupun diperebutkan oleh mereka, Abzas?lelaki itu tidur menelungkupkan wajahnya ke meja. Ia tidur dengan sangat-sangat damai dan tenang tanpa terganggu akan keadaan yang ribut.

"WOI ZAS ADA CHAVANA TUH!"teriak heboh dari Bernian ingin membangunkan Abzas, keenam teman Abzas melihat reaksi dari lelaki itu, sontak mata Abzas terbuka sempurna. Linglung, pandangannya mencari kesana-kemari.

"Mana dianya?"tanya Abzas dengan suara serak khas orang baru bangun tidur yang bingung sedari tadi karna tak melihat kehadiran Chavana, melihat reaksi lelaki itu membuat ketujuh temannya mencibir

Pletak.

Mereka menjitak dahi Abzas sontak saja membuat lelaki itu kesal bukan main,  "Hilih sebutin nama Chavana aja langsung melek"

"Dasar bucin"ledek Vivan kearah Abzas

"BUDAK CINTA!! ASEK"teriak keenam lelaki itu bersamaan membuat Bernian dan Abzas menutup telinganya

"Sirik ae lo pada, mana dianya?"

"Kaga tau,"jawab Bernian polos karena memang niatnya ingin membangunkan lelaki itu, Abzas hanya mendengus kearah teman-temannya yang terkikik geli

"Eh eh Zas tuh Chavana bukan sih"

Sontak Abzas dan teman-temannya menoleh kearah tunjuk Jaka dan benar terlihat disana kedua sahabatnya menuntun Chavana kearah UKS?. Dahi Abzas berkerut, alisnya menyatu ada satu pertanyaan terlintas dipikirannya.

"Dia sakit?"batin Abzas bertanya, ia baru teringat kalau gadis itu sakit tapi kenapa ia masih saja kukuh untuk masuk?. Tadi dirinya tak menjemput gadis itu dan menyuruhnya untuk beristirahat dulu namun sepertinya Chavana tetap kukuh ingin masuk namun pada akhirnya ia berakhir diUKS

"Neng gelis sakit Zas?"tanya Panji, lelaki itu menoleh kearah temannya satu itu lalu mengangguk, sedetik kemudian ia dengan cepat berlari kecil kearah gadisnya yang terlihat memasuki UKS. Lelaki itu memutar pelan knop pintu namun niatnya terurungkan ketika mendapati Nara–gadis berbedak tebal yang mengejar-ngejarnya dari dulu

"Abzas ngapain ke UKS?kamu sakit ya? Sakit apa? Tapi kok–"

Lelaki itu mendesis mendengar celotehan dari gadis itu, ia hiraukan memilih untuk memasuki UKS.

"Chavana.."panggilnya saat menghampiri gadis itu yang sedang terbaring diranjang UKS, tiba-tiba lengannya ditarik seseorang–Nara

"Rupanya kamu lihat dia toh,  ngapain sih Zas"

"Hmmm"cuek Abzas malas meladeni gadis itu kemudian melepaskan tangan Nara dari lengannya, ia risih. Lalu dirinya mendekati Chavana dengan wajah pucat pasi dan bibir yang kering.

"Kenapa masuk? Seharusnya lo istirahat dulu dirumah"

Nabila dan Farlhea saling senggol-menyenggol melihat sikap Abzas sambil senyum-senyum tidak jelas namun semua itu lenyap ketika Nara kembali berulah. Gadis itu menatap tak suka kearah lelaki yang mendekati Chavana.

"Ngapain sih Zas peduliin dia, mending kita pergi aja yuk daripada lihat keadaan cewek jelek ini"

"Heh elo ya!"kesal Nabila yang hendak maju namun ditahan oleh Farlhea, melihat itu Chavana mendengus sebal. Tidak bisakah gadis berbedak tebal itu tak mencari masalah disini? Oh ayolah ia butuh ketenangan disini namun seketika terusik akan kedatangan Abzas dan Nara

"Nara gak usah buat keributan bisa?"

"Ck! Ih Zas.."

"Istirahat aja dulu, udah minum obat belum?"ucap Abzas menghiraukan Nara yang menghentak-hentakkan kakinya ke lantai, ia bersungut sebal. Lelaki itu berjongkok mensejajarkan dirinya dengan gadis yang terbaring diranjang

Chavana menatap tak bisa diartikan kearah Abzas yang terlihat khawatir dan menatap muak kearah Nara, satu fakta tentang Nara dia–si gadis pembully. Ia akan menindas dan membully perempuan yang coba-coba mendekati Abzas dan dipastikan Chavana akan menjadi korbannya sekarang. Chavana memutar bola matanya malas melihat dua orang ini lalu menatap galak kearah Abzas.

"Gak usah sok peduli!"

"Heh lo jadi cewek sok banget ya!udah Zas nggak usah khawatirin nih cewek songong, mendingan kita ke kantin yuk"cerca Nara tak terima ia menatap sedikit kesal kearah Chavana, songong sekali gadis itu

Abzas menghela nafasnya, Oke ia mulai jengah dengan keadaan apalagi keadaan semakin dipersulit karna ada kehadiran Nara yang bisa saja membuat salah satu diantara Chavana dan kedua sahabatnya meledak marah. Ia tau Chavana sangat membutuhkan ketenangan bukan keributan seperti ini.

"Nanti jangan lupa minum obat"peringat lelaki itu yang mengelus pelan puncuk kepala Chavana lalu pergi keluar UKS begitu juga dengan Nara yang membututi lelaki itu

"Pergi lo lembah cabe!muak gue lihat muka lo itu"kesal Farlhea yang menatap kepergian Abzas dan Nara, ingin rasanya tadi ia menendang gadis itu namun keadaan tak mendukung apalagi sahabatnya sedang sakit

[CHAVANA]

Sepulang sekolah Abzas membeli bubur ayam, ia tak pulang bersama Chavana karena gadis itu pulang terlebih dahulu waktu jam pelajaran untuk beristirahat dirumah karna sakitnya juga sedikit parah dan karna itu ia memutuskan sepulang sekolah ini untuk pergi kerumah Chavana.

"Ini mas buburnya.."ucap Mas yang menjual bubur ayam itu, ia menyodorkan plastik kresek berwarna hitam kearah Abzas. Dengan senang hati lelaki itu terima

"Oh iya, ini Mas uangnya sisanya buat Mas aja"

"Eh terima kasih banyak Mas.."

"Ya sama-sama"ucap Abzas kemudian menaiki motor sportnya dan menjalankan untuk pergi kerumah gadisnya. Beberapa menit ia menempuh akhirnya sampai juga ditempat tujuan, lelaki itu memasuki perkarangan rumah Chavana.

"Eh Nak Abzas"sapa Arneta yang baru saja keluar dari rumahnya, Abzas tersenyum ramah kearah Arneta. Ia berjalan mendekati wanita paruh baya itu diteras rumahnya lalu menyalaminya dengan sopan

"Halo Tante.."

"Halo juga, kamu pasti mau bertemu Chavanakan?"

"Iya hehe,"

"Yaudah masuk dulu"ucap Arneta mempersilahkan Abzas untuk masuk, lelaki itu melepaskan alas kaki dan memasuki rumah

"Chavana sakitnya nambah parah ya Tan? "tanya Abzas yang diangguki Arneta

"Iya badannya panas terus kata dianya juga kepalanya pusing, itu dia lagi baring dikamar"

"Ohh Abzas bawa bubur sama dia, maaf ya Tan tadinya Abzas juga mau beliin somay sama Tante cuman ya buru-buru kesini tadi.."

"Duh gak apa-apa kok, kamu temenin Chavana ya soalnya Tante mau belanja ke supermarket dulu"

"Tante mau Abzas antar nggak?"

"Gak perlu kok, Tante bisa bareng supir"ucap Arneta yang diangguki lelaki itu, Arneta telah pergi ke supermarket sedangkan Abzas ia menaiki tangga untuk menuju kamar gadisnya. Ketokan demi ketokan dipintu Chavana namun tak ada sahutan dan akhirnya ia memutuskan untuk membuka pintu.

Ceklek.

💙

CHAVANA [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang