[JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMEN,HAPPY READING!]
' Hati ini gundah, terombang-ambing bagaikan ombak dipantai sana '
💖
Pandangan Chavana tak lagi menghadap guru yang berada didepan kelas dengan segala ceramahnya, dirinya beberapa kali menghibur diri seperti mengusil kedua sahabatnya dan mengajak teman sebangkunya untuk berbicara.
Ia menatap keluar jendela disampingnya, duduk disamping jendela cukup menyenangkan baginya. Dirinya menatap siswa-siswi kelas 12 IPS 4 yang sedang olahraga dihari ini, karna bosan ia menatap mereka yang sedang pemanasan dilapangan. Matanya tertuju Abzas juga teman-temannya yang sedang asik pemanasan dengan berbagai macam gerakan yang tentunya membuat perutnya terkocok geli.
"Van itu kelas Abzas yah yang olahraga?"tanya Nabila pelan sedikit heboh begitu juga dengan Farlhea yang ingin memanjakan pandangannya untuk melihat para cogan disana, pencerahan dipagi hari.
"Iya"
"Pantesan dari tadi lihat kesana taunya lihat doi"
Chavana mengalihkan pandangannya, ia menatap Farlhea yang terkikik akan ucapannya tadi. Dirinya mendengus sebal, "Siapa juga yang lihat dia!"
"Terus lihat siapa Pak Parto? Oh jangan-jangan lo suka sama Pak–"
"Gila kali lo!"nyolot Chavana yang menatap sinis kearah Nabila yang menyengir tanpa dosa, minta ditampol tuh anak!
Chavana mendengar penjelasan guru didepan kelas dengan malas, ia menatap kembali kearah lapangan yang terlihat beberapa siswi dan siswa memasukkan bola ke ring basket. Dirinya tersenyum tipis ketika Abzas memasukkan bola paling banyak, si jagoan basket. Lelaki itu nampak bertos ria dengan teman-temannya lalu kembali duduk menonton siswi dan siswa yang menunggu giliran.
"Chavana lihat apa kamu!?"
Damn it. Oke dirinya langsung menetralkan degupan jantungnya ketika guru yang mengajar dikelasnya menegur dirinya, ia langsung menatap Buk Fina yang menatap garang kearahnya membuat ia meringis kecil.
"Anu Buk.."
"Anu apa!?"
"Dih ngegas mulu ngomongnya"gumamnya kesal
"Dia dari tadi lagi liatin doi Buk"ucap Farlhea pelan agar tak terdengar dengan guru itu sontak perkataan sahabatnya membuat Chavana menatap ingin membunuh kearah sahabatnya itu, Bu Fina masih setia menatapnya dengan tatapan garang yang ia tunjukkan
"Kamu dengarkan penjelasan saya?"tanya guru itu yang berdecak pinggang melihat tingkah salah satu muridnya, karna tak ingin membuat masalah gadis itu hanya mengangguk mengiyakan
"Dengar Buk"
"Yasudah saya lanjutkan, buka bukunya halaman 46"
Gadis itu menghela nafasnya panjang dan mengelus-elus dadanya, untung saja. Sedangkan kedua sahabatnya asik tertawa melihat dirinya, membuat ia kesal setengah mati.
[CHAVANA]
Chavana hanya pasrah ketika kedua sahabatnya menarik ia hingga ke koperasi, sebenarnya ia sangat-sangat malas namun apalah daya ketika dirinya harus berhadapan dengan dua gadis dihadapannya saat ini.
"Van mau minum apa?"tanya Nabila yang mengecek kulkas dikoperasi, disana banyak terdapat jenis minuman namun Chavana tak tergiur akan itu semua
"Nggak mau"
"Oh yaudah" Nabila mengangguk dan mengambil minuman yang ia pilih kemudian membayarkannya begitu juga dengan Farlhea, Chavana berjalan terlebih dahulu mendahului kedua sahabatnya.
"Eh Van jalannya pelan-pelan napa, kek dikejar anjing galak aja"
"Serah deh, lo berdua kantin kagak?"tanya gadis itu yang digeleng oleh keduanya, oke ia malas pergi ke kantin jika tidak ada yang menemani
"Van nih buat lo"
"Lah kan gue gak mau tadi"ucap Chavana bingung menatap Nabila dan Farlhea yang senyum-senyum tidak jelas
"Lebih tepatnya sih buat Abzas hehe, kasih gih bilang dari elo lihat tuh dia kaya kecapean gitu"
Matanya melebar tak percaya apa yang baru saja sahabatnya itu bilang, Oh shit! Ayolah dia tidak akan melakukan hal gila itu. Ia dan kedua sahabatnya sedang berjalan melewati lapangan, dirinya melirik kearah Abzas dan teman-temannya yang masih berada disana.
"Apaan coba! Nggak mau gue, kenapa nggak lo aja sih yang kasih kenapa juga harus gue."
"Ih Van lo tuh peka dikit napa sih sama Abzas, nih kasih dia minum gak usah gengsi!"peringat Farlhea yang mengambil minuman itu dari tangan Nabila dan memberikannya kearah Chavana yang diam menatap kesal kearah dirinya
"Nggak!"
Farlhea mengambil tangan sahabatnya satu itu dan menaruh botol tepat ditelapak tangan gadis itu, karna aksinya berjalan mulus ia tersenyum lebar begitu juga dengan Nabila.
"ABZAS CHAVANA MAU KASIH LO MINUM TUH"teriak Nabila membuat Chavana membeku dan menahan nafasnya, ia meringis malu menunduk dan mengumpat didalam hati. Sontak teriakkan Nabila mengundang Abzas dan teman-temannya bahkan siswa/siswi yang berlalu lalang berbisik-bisik menatap kearah Chavana yang terdiam sambil memegangi botol
"Nabila sialan!"gumamnya menelan salivanya susah payah ia hendak kabur namun kedua sahabatnya menahan dan menarik sahabatnya itu untuk mendekati Abzas
Lelaki itu menatap kearah Chavana yang diam menunduk memegangi botol ada perasaan senang dihatinya, ia mendekati gadis itu yang kini ditinggal kedua sahabatnya. Gadis itu hanya pasrah dan diam ketika tubuh jangkung berada dihadapannya, sungguh ia benar-benar malu sekarang tak ingin menatap lelaki dihadapannya ini.
"Kenapa nunduk sih" Abzas terkekeh ia menarik dagu gadis itu agar menatapnya, kini mata mereka bertemu
"Aaa gue harus gimana sekarang kabur atau gimana?"batin Chavana panik
"Gak usah panik gitu,"Chavana kembali menunduk ia menyerahkan botol itu kehadapan Abzas sontak teman-teman Abzas heboh bukan main sedari tadi melihat interaksi mereka berdua.
"Sikat aja Van!!"
"Neng gelis buat Babang Panjinya gak ada ya?"
"Mendingan kasih gue aja Van minumnya,"
"Begini nasib jadi jomblo gak ada yang kasih apapun"
"Please jangan ngenes woi!"
Banyak sorakan dari teman-teman Abzas membuat gadis itu malu bukan main, ia menatap kesal kearah Abzas yang belum menerima minumannya.
"Mau gak sih minumannya!?"sebalnya membuat lelaki itu tertawa dan menerima minuman itu lalu mengelus kepalanya
"Makasih"
"Hmm"dehemnya yang pergi lari menuju kelasnya, ia ingin memaki kedua sahabatnya itu terutama pada Nabila!. Sial sekali dirinya kini wajahnya merah padam antara malu dan kesal.
💖
KAMU SEDANG MEMBACA
CHAVANA [Tahap Revisi]
Teen Fiction"Berjuang mendapatkan cinta lo itu emang gak mudah, semuanya emang gak bakal berjalan mulus saat kita berjuang pada sesuatu" -Abzas Faisal "Sejak awal dia bersikap aneh?atau tertuju ke manis? Gue gak tau, karna gue semakin lama semakin nyaman dengan...