13. CHAVANA

115 41 2
                                    

[JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMEN,HAPPY READING!]

' Ya,  kenyataannya memang seperti itu. Menyakitkan '

Risahlah hati-Dewa🎶

Aku bisa membuatmu jatuh cinta kepadaku
Meski kau tak cinta kepadaku
Beri sedikit waktu
Biar cinta datang karena telah terbiasa


💝

Seorang lelaki sedang bersantai dirooftop sekolah, dia Abzas. Lelaki itu menyelipkan sebatang rokok yang menyala diantara bibir atas dan bibir bawahnya, lalu menyesap nikotin tersebut dengan nikmat.

DUK

"Aduhh ih bodo banget sih!"gumam seseorang yang sepertinya terjatuh, karna merusak suasana damainya Abzas menoleh keasal suara yang ternyata disana terdapat Chavana

Gadis itu menatap kikuk kearah lelaki yang kini cepat-cepat mematikan nikotinnya lalu menghampiri ia yang mengibas-ngibaskan roknya.

"Lo baik-baik aja kan?"tanya lelaki itu yang telah berada dihadapannya, gadis itu mengangkat wajahnya agar bisa melihat wajah Abzas. Ia menahan nafas saat bau rokok tercium diindra pernapasannya, ia segera membuang wajahnya ke samping.

"Ah maaf gue bau rokok"

Abzas mengambil permen mint yang ia simpan disaku celana sekolahnya, setiap kali selesai merokok dirinya akan memakan permen mint yang ia simpan agar nafasnya tak terlihat kalau dirinya merokok, maka dari itu ia terkadang-kadang menyimpan permen didalam saku celananya. Chavana menatap tak bisa diartikan kearah lelaki itu, sudah tau berbahaya masih saja dikonsumsi.

"Ngapain kesini?"

Chavana hanya menghiraukan lelaki itu ia duduk disofa dimana Abzas tadi duduk. Ia bosan dikelas yang sedang jam kosong maka dari itu dirinya memutuskan untuk kesini dan ia tak menyangka akan bertemu dengan Abzas, lelaki itu menatap punggung gadis itu dan ikut duduk disamping gadisnya. Ia menatap wajah jutek milik gadisnya.

"Gue mau tanya sama lo"ucap gadis itu serius tanpa menatap Abzas, lelaki itu mengangguk dan merubah posisinya menjadi baring. Ia meletakkan kepalanya dipaha Chavana dan memejamkan matanya sontak perlakuan Abzas membuat ia kaget

"Sebentar aja"beritahu Abzas ketika tau gadis itu nampak risih, "Mau tanya apa?"

Gadis itu diam cukup lama dan kemudian bertanya, "Lo menganggap kita ada hubungan?" satu tarikan nafas akhirnya Chavana dapat berbicara seperti itu, pertanyaan dari Chavana membuat mata indah lelaki itu terbuka menatap gadisnya yang juga menatapnya dalam, Abzas merubah kembali posisinya menjadi duduk.

"Iya kan gue udah bilang lo itu pacar gue dan gue pacar lo nggak ada penolakan dan bantahan"

"Tap–pi gue nggak ada perasa-"

"Gue tau kok" Lelaki itu menampilkan senyum tipisnya, Chavana menatap dalam iris mata seseorang dihadapannya ada rasa mengganjal dihatinya ketika melihat tersirat sedikit luka diiris mata itu

"Gue nggak mau lanjutin hubungan ini karna emang dari awal gue nggak ada rasa sama lo"ucap Chavana mantap, Abzas sesekali mengalihkan pandangannya dan berdehem pelan

"Kenapa? Gue bisa berjuang kok Van buat lo punya perasaan lebih ke gue, kasih gue waktu! Gue hanya perlu waktu untuk merubah perasaan lo ke gue. Gue yakin pada diri gue sendiri, dalam waktu dekat ini gue bakal berjuang supaya lo suka gue, gue gak memaksa sama sekali enggak, kita berdua jalanin aja biar cinta datang karna terbiasa"ucap Abzas dengan sangat meyakinkan, setelah mengucapkan itu ia pergi meninggalkan Chavana yang diam menatap tak bisa diartikan kepergiannya

[CHAVANA]

'Kenapa? Gue bisa berjuang kok Van buat lo punya perasaan lebih ke gue, kasih gue waktu! Gue hanya perlu waktu untuk merubah perasaan lo ke gue. Gue yakin pada diri gue sendiri, dalam waktu dekat ini gue bakal berjuang supaya lo suka sama gue, gue gak memaksa sama sekali enggak, kita berdua jalanin aja biar cinta datang karna terbiasa'

Perkataan itu terngiang-ngiang dipikiran Chavana, kini ia melamun memikirkan kejadian tadi sewaktu dirooftop. Gadis itu menelungkupkan wajahnya dimeja dengan tangannya sambil mendengarkan lagu.

"Gue bingung harus gimana? Kasih dia waktu atau suruh dia untuk menjauh dan selesaiin ini semua"gumam gadis itu, jujur ia tak tau akan perasaannya dengan lelaki itu. Bercampur aduk tanpa tau rasa suka yang sebenarnya karna ia memang tak pernah mengerti seperti apa itu cinta, karna ia belum pernah sekalipun menjalani hubungan dengan lelaki lain namun sekarang berbeda ia sedikit mengerti akan cinta yang sebenarnya. Banyak akan perjuangan dan banyak akan menggunakan ego juga rasa.

BRAKK

Seketika aktivitas Chavana terusik ketika ada seseorang yang mengebrak meja yang ia tempati. Dengan geram ia menatap siapa yang menganggunya.

"Apa sih lo ganggu orang tidur aja!"geram Chavana kini berdiri membentak gadis berbedak tebal didepannya sontak pasang mata diluar kelasnya menatap seru kearah dirinya juga Nara dkk. Semenjak dirinya terlihat dekat dengan Abzas, Nara dan juga para dayang-dayangnya itu sering mengusiknya seperti sekarang ini

Siswi-siswi merekam aksi ini karna tak ingin menyia-nyiakan kejadian ini, mereka menatap mantap dari luar jendela kelas sedangkan orang-orang yang berada didalam kelas langsung memusatkan kearah Chavana dan Nara dkk. Nabila dan Farlhea melihat ribut-ribut dikelas mereka sontak langsung terbirit-birit masuk membawa minuman yang mereka beli dikoperasi. Chavana, sahabatnya itu sedang digertak dengan Nara.

"Heh lo! Ganjen banget sih jadi cewek! gue ingetin ya ke elo gak usah deketin Abzas, ngerti!? Paham bahasa manusia kan lo!?"

"Eh eh emang lo siapanya? Pacarnya? Emaknya?  Atau babunya Abzas pake merintah-merintah jauhin dia"sahut Farlhea menatap tak senang kearah Nara, ia dan Nabila mendekati Chavana yang diam menatap sinis kearah Nara dkk

"Sembarangan mulut lo!"

"Diam lo saudaranya dugong!"

"Tau tuh, caper banget jadi orang"

Para dayang-dayang Nara mencerocos tak karuan membuat Farlhea dan Nabila kesal, Nara memerintahkan teman-temannya untuk diam ia menyeringai kecil dan melangkah maju menatap ingin remeh kearah Chavana dan kedua sahabatnya.

"Sorry kalau masalah kayak ginian gue nggak mau dimasalahin,"ucap Chavana malas kembali duduk, tak ingin membuat masalah dan tak ingin menyia-nyiakan waktu dengan gadis seperti Nara. Memang tak ada gunanya untuk meladeni gadis itu.

"Bukan tipe gue banget ngemasalahin hanya gara-gara cowok"sahut Chavana lagi sontak membuat Nara semakin kesal atas perkataan gadis dihadapannya. Nara hendak menjambak rambut Chavana namun Nabila cepat-cepat menahan tangan Nara

"Lo tuh ya emang cari masalah duluan sama gue! Sini lo!"

"Lo mau gue laporin BK?"gertak Nabila yang melepaskan kasar tangan gadis berbedak tebal itu sontak Nara merintih dan mendengus kesal ketika aksinya tak berjalan mulus

"Gue ingetin ke elo! Jauhin Abzas atau nggak lihat aja nanti! Dan lo berdua gak usah ikut campur masalah gue sama dia!" setelah berkata seperti itu Nara berjalan pergi keluar kelas begitu juga dengan dayang-dayangnya

💝


























CHAVANA [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang