09. CHAVANA

143 52 3
                                    

[JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMEN,HAPPY READING!]

💛

"Van, lo maunya kemana?"tanya Abzas sedikit keras agar gadisnya itu dapat mendengarnya karna mereka sedang dijalan raya yang berisik akan suara kendaraan berlalu-lalang, sepulang sekolah dirinya memutuskan untuk jalan-jalan terlebih dahulu sebelum akhirnya pulang dan hal itu membuat Chavana cukup senang dan kesal. Senang karna jalan-jalan dan kesal karna ia sedang pilek, seharian ini ia merasakan hidungnya tersumbat dan berair.

"Gak tau"jawab Chavana yang mengusap-usap hidungnya yang berair, lalu ia menatap toko-toko makanan dan minuman dipinggir jalan hal itu membuatnya tergoda

"Eh ke kedai ice cream itu aja yuk!"ajak gadis itu antusias yang menunjuk sebuah kedai ice cream sejauh 100 meter dihadapan mereka, ketahuilah bahwa dirinya itu pecinta ice cream. Melihat keantusiasan Chavana, Abzas mengiyakan saja dan melajukan motornya hingga ke depan kedai tersebut

"Huacim"Chavana bersin, hidungnya tersumbat melihat itu lelaki yang baru saja turun langsung menatap khawatir kearah gadis itu karna hidung Chavana cukup merah

"Van lo kenapa?"

"Ng-Enggak kok, buruan masuk"

Gadis itu berjalan terlebih dahulu memasuki kedai lalu memesan ice cream yang ia mau namun tidak dengan Abzas yang terus-terusan menatap gadisnya sedikit khawatir, dirinya langsung ikut duduk dihadapan Chavana tanpa memesan ice cream apapun. Chavana menunggu ice creamnya dengan antusias walau dirinya sesekali bersin terus-menerus, melihat itu lelaki yang duduk berada didepan Chavana mengulurkan tangannya kedahi gadis itu.

"Panas"gumam Abzas yang menarik kembali tangannya sedangkan gadis itu menatap aneh kearahnya, lelaki itu bangkit berdiri

"Kena-"

"Ayo pulang!"

"Ehhh kok pulang kan gue baru aja-"

"Pulang Van lo sakit, badan lo panas daritadi juga lo bersin mulu"khawatir Abzas yang menarik pergelangan tangan gadisnya, hal itu membuat Chavana kesal dan melepas kasar tangan Abzas

"Gue baik-baik aja kok, nggak usah khawatirin gue"

Datang pelayan yang membawakan ice cream yang Chavana pesan melihat itu gadis yang tadinya menggerutu sebal ulah Abzas kini memekik riang karna kedatangan ice creamnya. Ia mengambil sendok yang sudah disediakan lalu ingin mengambil ice cream dan menyuapinya kedalam mulutnya.

"Van pulang"

"Ish, nanti tunggu ice creamnya habis!"kesal gadis itu, langsung saja ia menarik pergelangan tangan Chavana dan menariknya untuk keluar namun sebelumnya ia membayar ice cream gadis itu terlebih dahulu. Saat dihadapan motor gadis yang ia tarik itu hendak mengoceh tidak terima namun bersin menghalanginya, Oke sekarang ia merasa kondisi tubuhnya tidak semangat seperti tadi dan mulai lemas.

"Ayo pulang badan lo udah panas dan lemes, gue gak mau bikin Mama lo khawatir melihat keadaan lo kaya gini"ucap Abzas yang menaiki motor begitu juga dengan Chavana. Gadis itu pasrah, dengan cepat Abzas menelusuri kota Jakarta. Tanpa aba-aba Chavana memeluk lelaki didepannya dan menyenderkan kepalanya ke punggung lelaki itu sebelum akhirnya ia tertidur pulas

Abzas merasakan jantungnya berpacu hebat ketika Chavana memeluknya dan menyenderkan kepalanya kepunggungnya, senyuman terukir diwajah lelaki itu ketika tau gadis yang ia bawa tertidur pulas. Tak ingin lama-lama dijalan raya, ia membawa kendaraannya dengan kecepatan diatas rata-rata agar Chavana segera beristirahat dirumahnya.

10 menit kemudian mereka sampai dirumah gadis itu, Abzas menepuk-nepuk pipi Chavana namun ia belum kunjung bangun, karna itu ia lebih memilih menggendong gadis itu dan membawanya hingga ke pintu masuk rumahnya.

TOK TOK TOK

Sedetik kemudian pintu terbuka menampilkan Arneta yang terkejut akan kedatangan Abzas dan anaknya yang berada digendongan lelaki itu.

"Eh Abzas, itu Chavana kenapa?"tanya Arneta tersirat akan kekhawatirannya, lelaki itu dipersilahkan masuk oleh wanita paruh baya itu. Ia melepaskan terlebih dahulu alas kakinya sesudah akhirnya pergi masuk kedalam rumah.

"Chavananya tidur Tante, tadi Abzas cek badannya panas terus dia bersin mulu Tan"

"Yaampun pasti karna dia terlalu sering makan ice cream haduh anak itu, yaudah suruh dia istirahat dikamarnya dulu"khawatir Arneta, Abzas mengangguk ia hendak menaiki tangga untuk menuju kamar Chavana

"Abzas! Chavananya bangunin aja gak usah repot-repot gendongin dia sampai kamarnya, kasihan kamu gendongin dia udah tau dianya berat"

Mendengar itu Abzas terkekeh kecil lalu menggeleng pelan menandakan ia tidak keberatan, "Nggak apa-apa kok Tante kasihan dia kalau dibangunin, biar Abzas aja yang gendong lagian nggak berat kok"

"Tapikan mau naik tangga pasti kamu capeklah"ucap Arneta yang dihiraukan Abzas, lelaki itu tetap kukuh dan menaiki tangga seolah ia tak keberatan karna menggendong Chavana. Arneta yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya dan mengikuti Abzas dari belakang, anak itu benar-benar keras kepala.

Sesampainya dikamar Chavana, lelaki itu langsung saja membaringkan gadis itu ke kasurnya dan menarik selimut hingga ke dada gadis itu.

"Waduh makasih ya Abzas, Tante jadi gak enak nih sama kamu"

"Gak apa-apa kok Tante, Oh ya apa perlu Abzas belikan obat sama Chavana Tante?"ucap Abzas yang digeleng kuat oleh wanita paruh baya itu

"Gak perlu! Nanti Tante bisa belikan kok"

"Oh yaudah, kalau gitu Abzas pamit pulang ya Tante"

Lelaki itu menyalami tangan Arneta,"Iya hati-hati dijalan"

💛

Otakku mumet 3>



CHAVANA [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang