16. CHAVANA

120 33 3
                                    

[JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMEN,HAPPY READING!]

💕

Chavana asik membaca novel sambil ditemani snack yang ia beli dikantin sewaktu tadi, dirinya juga ditemani Farlhea yang asik tiduran dibangku sebelahnya. Guru-guru sedang rapat alhasil mereka free class dan hanya dikasih tugas.

"CHAVANAAAAA"teriak Nabila memasuki kelasnya dengan terburu-buru, suara toanya itu membuat Farlhea yang sedang tertidur pulas pun terbangun, orang-orang didalam kelas menutup telingannya ketika suara toa gadis itu terdengar

"Apaan sih Nab! Orang lagi tidur juga bisa kecilin napa? Suara melebihi toa masjid!"sebal Farlhea menatap kesal kearah sahabatnya yang kini mendekati dirinya juga Chavana dengan nafas tersenggal-senggal. Chavana menatap aneh kearah sahabatnya satu itu, ada apa sih? Mengganggu kegiatannya saja

"It-tu.."

"Tarik nafas buang..tarik nafas buang.."ucap Nabila menetralkan dirinya namun paniknya kembali melanda, kedua sahabatnya menatap tak bisa diartikan kearah dirinya

"Itu-itu dilapangan Abzas, dia!!"

"Abzas kenapa Abzas?" Farlhea heboh bukan main melupakan fakta bahwa dirinya masih kesal dengan Nabila sedangkan Chavana ia dibuat semakin bingung, ia menatap kearah Nabila agar gadis itu kembali melanjutkan perkataannya karna dirinya terlanjur kepo.

"Itu dia berkelahi dilapangan, baku hantam sama anak IPA gak tau gue namanya siapa"ucap Nabila ngos-ngossan hal itu membuat kedua sahabatnya yang mendengar itu melebarkan matanya

"WHAT!? Van kita kudu kesana!"

Farlhea menarik tangan Nabila dan Chavana untuk pergi ke lapangan dan benar saja saat mereka sesampai disana, banyak orang-orang menonton Abzas yang asik tinju meninju dengan seorang lelaki. Teman-teman Abzas mencoba meleraikan mereka namun lelaki itu masih tak ingin menyudahinya perkelahian itu.

"Seharusnya lo ngotak kalau ngomong! Kalau lo mau hina gue ya hina aja anjing jangan bawa temen gue apalagi keluarga gue"desis Abzas yang dapat didengar oleh siswa/siswi, amarah lelaki itu memburuh. Kilatan marah terlihat jelas dimata dan wajahnya, ia kembali menyerang dan meninju wajah lelaki itu tanpa ampun, Chavana melihat itu sedikit merinding ia terdiam kaku menatap perkelahian tersebut

"Lo sama sahabat lo itu sama-sama tolol sukanya bikin masalah, tebar-tebar pesona! Malu pasti keluarga lo pada lihat kelakuan kaya anak dakjal"

"LEMES BANGET TUH MULUT MINTA DISOSOR SAMA PANTAT BABI!"sahut tajam Panji yang menahan emosi dengan kepalan ditangannya, teman-temannya menenangkan. Ya diantara mereka semua paling tidak bisa menahan emosi adalah Panji dan Abzas.

"Cih gue emang nakal gak kaya lo yang caper sok baik didepan guru dan busuk dibelakang, Munafik!"

"Zas udah.. mending diacuhin aja tuh kembaran iblis, saiton apalah itu"jengah Adri yang menarik lengan Abzas namun lelaki itu melepasnya kasar

"Gih ajak temen lo itu ke rumah sakit jiwa, siapa tau ada gangguan? Haha"ucap 'Erdian' anak IPA 1 yang notebenenya memang musuh Abzas dkk, dengan amarah yang memburuh Abzas kembali meninju wajah lelaki itu hingga mulutnya berdarah, kini mereka adu jotos membuat Chavana meringis melihatnya begitu juga dengan siswi-siswi yang lain

BUGH

BUGH

BUGH

Kedua lelaki itu saling menghantam satu sama lain, wajah keduanya nampak terluka. Mereka kini dileraikan dengan teman-teman Abzas. Abzas diam menatap sengit lawannya itu, ia ingin sekali menghabisi lelaki itu sekarang.

"Sekali lagi gue bilang sama lo! Hina aja gue sepuasnya tapi jangan pernah ngehina sahabat gue dan keluarga gue!"

"Halah persetan, lo itu sampah disekolah ini! Gak malu lo apa gak ada harga diri?"

"Heh kalian apa-apaan ini!? Aduhh gak kapok-kapoknya kamu Abzas cari masalah baru saja ditinggal sebentar udah buat masalah saja, sekarang kalian berdua ikut saya ke ruang BK!"teriak Pak Rian yang berjalan mendekati lapangan, sontak siswa/siswi yang melihat keberadaan guru itu langsung berhamburan pergi. Abzas berdecih malas mendengar ocehan guru itu dan dirinya segera beranjak pergi

"ABZAS KAMU MAU KEMANA!? IKUT SAYA KERUANG BK"

Abzas tak menoleh ia kembali beranjak ingin pergi kesuatu tempat tak memperdulikan ocehan Pak Rian mengenai sikapnya, melihat itu Chavana diam menatap punggung lelaki itu yang berjalan menjauhi lapangan.

[CHAVANA]

Chavana duduk disamping lelaki yang tentunya ia kenal, dirinya menatap wajah yang penuh luka itu. Mengetahui keberadaan gadisnya disebelahnya, ia hanya diam tak menanggapi pandangannya hanya fokus kedepan dengan tatapan kosong.

Cukup lama mereka saling diam-diaman, Chavana melihat sisi yang berbeda pada lelaki itu tak biasanya Abzas mencueki dirinya. Ia menghela nafas dan membuka sebuah kotak P3K berukuran kecil miliknya

"Wajah lo luka"ucap gadis itu memberi tahu, Abzas tak menoleh ia hanya mengangguk membuat Chavana jengah

"Gue obatin"

"Gak perlu, udah biasa"

"Ck bandel banget sih! Nanti kalau infeksi gimana!?"oceh Chavana membuat lelaki itu tersenyum kecil. Gadis itu segera membasahi kapas dengan obat merah lalu menekan-nekan pada luka memar diwajah Abzas. Sesekali lelaki itu meringis kesakitan hal itu Chavana menekan lukanya dengan pelan-pelan.

"Kenapa berkelahi?"

Abzas diam lalu menjawab, "Gue paling gak suka ada orang yang menghina sahabat gue apalagi keluarga gue"

"Tapikan bisa diselesaikan dengan cara baik-baik"ucap gadis itu yang masih asik mengobati luka diwajah lelaki itu, Abzas mengangguk perkataan gadis memang benar

"Gue bisa selesaiin masalahnya dengan cara baik-baik tapi kalau orang itu masih nggak mau selesaiin dengan baik-baik dan malah semakin ngelunjak mau gak mau gue harus main fisik"

Gadis itu menghela nafasnya panjang, lelaki ini memang bukan tipe orang yang penyabar.

"Jangan dilakuin lagi"peringat Chavana yang telah selesai mengobati lukanya dan memasukkan kembali obat merah dan kapas yang tersisa pada kotak P3K

"Gak janji tapi bisa diusahain"

Perkataan Abzas membuat Chavana mendengus, lelaki itu mencubit hidung gadisnya. "Kenapa susul gue kesini?"

"Emang gaboleh!?"

Abzas hanya tertawa melihat gadisnya yang nampaknya tak terima akan perkataanya tadi, ia mengacak-ngacak rambut Chavana. Ia heran sekali kenapa gadis itu ketika marah sebegitu menggemaskannya malah lebih menggemaskan dari bayi baru lahir menurutnya.

💕

Double update hehe.


CHAVANA [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang