24. CHAVANA

91 20 0
                                    

[JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN KOMEN,HAPPY READING!]

' Kenapa takdir seolah-olah mempermainkan diriku disaat kejadian dulu telah berlalu '

💛

Chavana dan Abzas berjalan dikoridor dengan berdampingan, banyak yang menatap kearah gadis itu dengan sinis. Membuat gadis itu mendengus sebal dan membalas tatapan sinis dari siswi-siswi.

"Kenapa kok kaya bete gitu sih? Jangan gitu muka lo makin jelek!"ejek lelaki itu menoel pipi gadisnya membuat Chavana bertambah sebal. Dirinya mencubit bahu besar Abzas

"Lo juga jelek! Banget malah"

"Oh ya? Benar begitu?"Abzas memajukan wajahnya sembari menunjukkan senyuman manis dan alis kiri yang menaik, sontak pipi gadis itu memanas. Oke ia akui lelaki itu sangat tampan, Emang ya ucapan hati dan mulut itu berbeda

Chavana segera membuang wajah tak sanggup dan menyembunyikan wajah merah padamnya seperti kepiting rebus,"Gue tau gue gan-"

"Pede amat sih!"

Abzas tertawa lalu mengacak rambut gadis itu dengan gemas hingga berantakan lalu mendorong pelan tubuh mungil gadis itu untuk masuk ke dalam kelasnya ketika telah berada didepan kelas Chavana.

"Masuk gih"

"Gak usah dorong-dorong bisa!?"geram gadis itu

"Galaknya keluar"gumam lelaki itu yang dapat didengar dengan Chavana sontak ia menginjak kaki Abzas dan memasuki kelasnya sembari memasang wajah juteknya

"Duh..Van!"

Gadis itu berbalik dan menjulurkan lidahnya bermaksud mengejek lelaki itu, Abzas bergumam. "Untung sayang.."gumamnya

"Abzas? Abzas!!!"teriakan seorang gadis menggema dikoridor deretan kelas jurusan IPS, lelaki itu menoleh keasal suara sebelum akhirnya mematung dan terdiam membisu. Sedangkan orang-orang yang berlalu lalang menatap heran kearah seorang gadis yang kini tepat dihadapan Abzas.

"Hai, apa kabar? aku kangen sama kamu tau. Gak kangen sama aku?"ucap gadis itu sedikit manja memeluk Abzas yang masih diam menahan nafas. Sontak koridor ramai melihat kejadian ini.

Tidak ada jawaban dari lelaki itu hanya ada hentakan tangan menjauhi gadis dihadapannya agar tidak memeluknya kembali. Terlihat wajah tak suka gadis itu mendapatkan perlakuan lelaki dihadapannya.

"Iiiih Abzas kok kamu gitu sih!"

"Kenapa sih lo datang lagi?"batin Abzas, ia ingin sekali berbicara seperti itu kepada Isnia-sahabat kecilnya sekaligus cinta pertamanya namun ia tak ingin membuat gadis itu terluka akibat perkataannya. Kata Bunda Fella jika ia menyakiti perempuan itu sama saja ia menyakiti bundanya, tentu ia berusaha hal itu tak akan terjadi

"Abzas kok kamu cuekin aku sih? Dari dulu sampai sekarang kamu tuh gak pernah berubah ya, cuek"

"Kamu ngapain disini? Ini kelas kamu? Bukannya kamu IPS 4 ya?"tanya Isnia yang keheranan karna mendapati tanda ruangan bahwa dihadapan cowok itu ruangan kelas IPS 2 yang ribut dan berisik, ada beberapa murid-murid menatap mereka berdua sembari berbisik-bisik ria

"Oh ya aku sekelas lho sama kamu"

"Oh"ucap Abzas tanpa ekspreksi apapun diwajahnya

"Yuk ke kelas aku tadi abis dari ruang kepala sekolah. Nanti ke kantin barengan ya"

[CHAVANA]

Chavana dan kedua sahabatnya menghela nafas panjang saat melihat kantin yang penuh tanpa menyisakan satu tempat duduk untuk mereka bertiga. Mereka berdiri sembari memegang masing-masing nampan berisi makanan dan minuman yang mereka pesan.

CHAVANA [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang