Ig: @adelia_nurrahma
Mencintai secara diam-diam.
Memang terdengar klise.
Namun banyak orang masih melakukannya.🌿
"Motornya dibawa hari ini?"
"Iyah. Kayaknya sebentar lagi dateng. Soalnya tadi Abi udah dapet telfon dari kurirnya."
Ridho melihat cucunya yang berdiri di depan pagar rumah dan kembali mengetik pesan di ponsel setelah tadi menatap dirinya ketika berbicara. Ya, begitulah Abi. Sesibuk apapun dia, saat berbicara pada opa dan omanya, maka ia akan meluangkan waktu untuk menjawab sesantun dan selembut mungkin sambil memandang wajahnya.
"Kamu gak pengen beli mobil?"
Abi menoleh kembali menatap sang kakek. "Nanti," jawabnya, sambil tersenyum tipis.
"Nanti terus."
Abi tahu kalau kakeknya ini memang cerewet. Tidak beda jauh dengan neneknya. Namun ia selalu menjawab setiap pertanyaan dan perkataannya dengan lembut dan sabar.
"Abi masih mau pakai motor, Opa."
"Tapi Hanum gak dibolehin naik motor. Dari Hanum lahir sampai sekarang, Opa gak pernah lihat dia dibonceng motor. Apalagi naik ojol."
"Terus?" Abi serius bertanya lantaran tak mengerti dengan pembahasan opanya ini.
"Oh iyah, kamu bisa bawa mobil Opa kalau mau ajak Hanum jalan-jalan."
Abi hanya memberi tatapan seakan berkata, "yang bener aja, Opa?!"
Lalu Ridho mengedikkan bahu dan berkata, "cuma kasih saran."
Selanjutnya Abi menggeleng lalu membuang pandangan ke arah jalanan. Terlihat sebuah mobil berwarna putih yang melaju mendekat. Abi tentu tahu siapa yang ada di dalam mobil milik tetangganya itu.
"Hey."
Niatnya tak ingin memindahkan fokusnya, namun sapaan itu terpaksa membuat Abi berpaling dan melihat seorang wanita berkaus putih polos dengan bawahan legging hitam yang menatapnya dengan bibir tersenyum. Abi tentu tahu kalau namanya adalah Rachel.
"Sore, Kek," sapa Rachel kepada pria lansia yang tersenyum membalas sapaannya. Lalu ia pun kembali bicara pada Abi.
"Sorry sebelumnya karena aku sempet gak kenal kamu. Aku kira Kakek Ridho punya cucu selain Danu. Terus kemarin aku baru inget kalo nama kamu Abidzar Danugra," jelasnya, panjang lebar dan merasa bersalah.
"Gak masalah. Tapi mulai sekarang jangan panggil Danu!"
"Abi?"
Abi hanya mengangguk, lalu tatapannya kembali fokus ke arah mobil yang terparkir tepat di depannya. Lalu kaca bagian belakang mobil itu pun turun, menampilkan raut ceria dari seorang wanita yang mulai menyapa setiap orang yang dilihatnya.
"Assalamu'alaikum, Kakek Ridho."
Dan seperti biasa, orang yang dipanggil kakek Ridho olehnya pun menjawab tak kalah semangat, "wa'alaikumussalam, Hanum."
Meski tak disebut namanya, Abi dan Rachel yang berada di sana tetap menjawab salam dari Hanum. Lalu tatapan Hanum beralih ke arah Rachel, atau tepatnya ke arah rambut Rachel.
"Kak Rachel rambutnya hitam semua?"
Rachel tersenyum lalu menyibakkan rambutnya, karena memang ia hanya mewarnai bagian dalam rambutnya saja.
"Woaah warna violet yah. Cantik."
Rachel terkekeh geli melihat reaksi Hanum.
Lalu selanjutnya Hanum menyapa seorang pria yang entah sejak kapan menatapnya. Hanum sampai menelan salivanya, merasa aneh karena Abi selalu saja menatapnya dengan tatapan seperti seekor singa menatap zebra. Seperti hendak memangsanya. Entahlah.
"Abang Abi, makasih yah kemarin udah balikin hp Hanum ke Umi."
Mendengar itu, Rachel menatap bingung ke arah Hanum dan Abi secara bergantian.
"Tapi lain kali kalau nemuin hp Hanum lagi terus ada telfon masuk, tolong diangkat, yah."
"Lain kali jangan tinggalin hp nya lagi!" itulah saran yang Abi berikan.
"Insya Allah." Dan itulah jawaban yang Hanum berikan sambil menyengir lebar. Lalu ia pun pamit dan mobil melaju sampai memasuki pagar rumahnya. Abi baru mengalihkan pandangan saat mobil itu benar-benar tak terlihat.
"Dia masih belum tahu?" Rachel bertanya.
Dan dengan cepat Abi menjawabnya, "jangan!"
"Jangan apa?"
"Jangan bilang apapun ke Hanum!"
"Tapi dia—"
"Jangan!"
Satu kata penuh penekanan itu mampu membuat Rachel membisu.
Rachel menatap tak percaya ke arah pria berkulit sawo matang di depannya. Dulu Rachel mengenalnya sebagai Danu, dan fisiknya tentu tidak seperti ini. Sekarang pria ini merubah namanya menjadi Abi. Namun bukan itu yang membuat Rachel tak mengenalinya, melainkan karena fisiknya yang turut berubah.
Jika dulu Danu hanya setinggi telinganya dengan tubuh yang gempal. Kali ini di depannya berdiri seorang Abi yang membuatnya harus sedikit mendongak agar bisa berbicara sambil menatap matanya. Tubuh gempal itu pun sudah berubah menjadi tubuh yang begitu proposional dan mungkin membuat beberapa wanita berkhayal ingin memeluknya.
Namun Rachel tentu tak akan berani berkhayal atau sekedar mencoba untuk membayangkannya.
Karena Rachel tahu, kalau Dan, hanya untuk An.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Untuk Hanum [SELESAI]
RomanceRomance-Comedy SERIES WISTARA FAMILY Hanum Maida Wistara Kalau baca cerita ini, kalian gak akan bisa berhenti tersenyum :) Hati-hati! Menimbulkan kebaperan dan penasaran akut. Gemas berkepanjangan dan menimbulkan rasa gak sabaran untuk segera baca p...