15. Turun Tangan

48.8K 5.4K 109
                                    

"Kamu Dan, 'kan?"

Hanum menunggu. Kira-kira jawaban apa yang akan Abidzar berikan padanya. Karena sungguh, semalaman Hanum memikirkan kemungkinan kalau Abi adalah Dan yang uminya maksud. Diambil dari kata Danugra, jelas sekali kalau panggilannya adalah Dan.

Dan yang membuat Hanum semakin menaruh curiga adalah, waktu saat sekelebat ingatan itu datang ia sedang melihat Abi di kantin kampusnya. Bukankah pasti ada alasannya kenapa harus Abi yang membuatnya ingat?

"Itu yang buat kamu terus kepikiran?" Abi balik bertanya, dan tentu anggukanlah yang ia dapati dari wanita di depannya.

"Eh, kalian."

Kini, semua tatap mata tertuju pada sosok yang baru saja menyapa.

"Halo Kak Rachel," Hanum menyapa dengan ceria.

"Halo Hanum. Lagi ngobrolin apa?"

"Gak ngobrolin apa-apa." Abi yang menjawab, yang sontak membuat Hanum menoleh padanya.

"Sana masuk!" kali ini Abi menyuruh Hanum masuk. Wanita itu pun mengerjap beberapa kali, lalu beralih menatap Rachel dan melambai padanya karena ia menuruti perintah pria yang tadi menyuruhnya.

Hanum merasa aneh. Ya, aneh sekali karena ia mengikuti perintah seorang pria yang bukan abang atau abinya. Ada apa dengannya?

"Dia masih sama, yah?! Kalo kamu yang nyuruh, langsung dilakuin." Rachel terkekeh kecil tepat saat Hanum hilang dari pandangan mata.

"Gak ada yang berubah dari An. Dia cuma lupa, tapi bukan berarti melupakan."

"Memang artinya beda?"

"Beda. Kalau melupakan, itu artinya sengaja dan gak ada keinginan buat ingat lagi. Tapi kalau lupa, itu artinya gak sengaja, dan An masih berusaha buat ingat semuanya."

"Dan kamu gak bisa melupakan An?"

Tanpa membuat Rachel menunggu, Abi pun menjawab dengan pasti, "bahkan gak ada niat sekecil pun buat melupakan An." menciptakan senyum samar di bibir Rachel. Rachel salut dengan kedua orang itu. Bisa dibilang, kekuatan cinta mereka melebihi batas normal orang-orang yang lain. Sang wanita amnesia, namun tetap tak pernah melupakan sosok yang menjadi pujaannya. Sedangkan sang lelaki dengan setia menunggu dengan harapan agar sang wanita mengingatnya kembali.

Miris, namun memang itulah yang terjadi.

***

"Umi, bener gak sih, kata abi?"

"Kata abi yang mana?"

"Yang katanya tiga bulan lagi Hanum menikah!"

"Ooohhh itu." Ashwa menutup oven nya dan memutar waktu selama sepuluh menit.

"Iyah itu."

"Memang Hanum mau?"

"Gak tau."

"Kok gak tau?"

"Karena Hanum bahkan gak tau siapa yang mau menikah sama Hanum dan kenapa Hanum harus menikah!"

"Sayang, menikah itu pahalanya besar. Menikah itu mulia. Menikah itu untuk menyempurnakan agama. Kenapa masih bertanya-tanya kenapa harus menikah?"

"Tapi Umi, Hanum masih muda, masih kuliah, mau kerja, dapet uang sendiri. Kalau Hanum menikah, nanti Hanum pasti gak boleh kerja."

"Memang kamu yakin kalau abi bakal izinin kamu kerja?"

Dan Hanum pun terdiam. Seakan baru memikirkan hal tersebut. Ya, tentu saja abinya tak akan dan tak akan pernah mengizinkannya bekerja.

"Kamu tahu kan jawabannya?!"

Hanum mengangguk dengan lesu.

"Nah, malah sebaliknya, kalau kamu menikah, kamu bisa kerja."

Hanum langsung menatap Ashwa dengan semangat sekaligus penasaran. "Kok gitu, Umi?"

"Iyah dong. Hanum punya pekerjaan mulia yang bisa mengantar Hanum ke Surga."

Hanum pun semakin bersemangat mendengarnya.

"Dan pekerjaan itu namanya jadi seorang istri."

"Iihh, Umi."

"Loh, kan bener!"

Hanum cemberut kali ini. Sedang Ashwa tersenyum geli.

"Tapi kan maksud Hanum pekerjaan yang menghasilkan uang juga, Umi."

"Memang jadi istri gak dapet uang? Dapet, loh! Rezeki suami kan rezeki istri juga. Udah dapet uang, dapet pahala, dan bisa dapet surga. Memang Hanum gak mau?"

"Mau."

"Berarti jadi dong, tiga bulan lagi menikah?"

Sekarang, Hanum sadar, kalau setiap kalimat uminya adalah jebakan yang menyudutkan.

"Memang Hanum punya pilihan?"

"Enggak. Karena Abi udah turun tangan buat urus semuanya sama calon suami kamu!"

"APA?"

Siapapun, tolong Hanum. Karena sepertinya dia akan pingsan.













Pingsan deh para pembaca karena part ini pendek bangeeettt wkwkwk

Itu karenaaaa, aku gak dapet 1k vote padahal yang baca udah lebih dari 1k -_

Jadi syukuri apa yang ada yah
Hidup adalah anugrah :v

Besok harus dapet 1K vote looohhh

Cinta Untuk Hanum [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang