42. Waktu Yang Tepat

52.6K 3.9K 315
                                    

"Aku mau masuk, kamu sendirian di sini, gak papa? Atau mau ikut masuk aja?"

Hanum menggeleng cepat-cepat. Tujuannya ikut ke kampus bersama Abi bukan mau ikut belajar. Tapi menemukan wanita yang memakai dress merah muda.

"Aku di sini aja. Tapi pinjem hp nya." Hanum menadahkan tangannya, meminta ponsel Abi.

Tanpa curiga atau bertanya, Abi memberikan ponsel miliknya. Membuat Hanum tersenyum senang.

"Jangan kemana-mana, yah!" kata Abi sebelum pergi. Ia menyuruh Hanum untuk duduk manis di kursi panjang yang berada di bawah pohon rindang. Tempat itu begitu sejuk, jadi Abi tidak khawatir kalau Hanum akan kepanasan.

Hanum tidak menjawab. Tidak menggeleng atau mengangguk. Karena Hanum tidak yakin kalau dirinya hanya akan duduk diam di tempat itu saja. Dia kan sedang punya misi.

Abi pergi setelah memastikan Hanum nyaman di tempatnya. Tak lupa ia meninggalkan banyak cemilan dan minum untuk Hanum agar wanitanya tidak kelaparan atau kehausan.

Hanum menunduk melihat ponsel Abi. Pesan semalam masih ada di ponsel tersebut. Hanum rasa Abi tidak melihatnya karena suaminya itu memang jarang sekali mengecek pesan masuk. Ditambah Hanum sudah membukanya, jadi tidak ada notifikasi pesan belum terbaca.

Katanya, Abi akan keluar kelas pukul sepuluh. Dan sekarang baru pukul delapan. Hanum penasaran wanita yang mengganggu suaminya ini akan datang jam berapa, dress seperti apa yang akan dia pakai, apakah pendek, atau panjang? Apakah wanita itu cantik? Apakah wanita itu berjilbab atau tidak? Apakah kulit wanita itu kuning langsat, putih, atau coklat? Dan begitu banyak pertanyaan lain yang Hanum pikirkan.

Ya, bukan Hanum namanya kalau tidak bertanya-tanya begitu banyak hal.

Hanum membuka salah satu cemilan yang Abi belikan untuknya. Ia memakannya sambil memperhatikan sekitar, mencari wanita memakai dress berwarna merah muda. Sedari tadi memang ada beberapa wanita yang memakai pakaian merah muda. Tapi bukan dress, lebih ke kaus, tunik, atau blouse. Jadi Hanum masih menunggu kedatangannya dengan setia.

Sampai akhirnya, beberapa menit kemudian, Hanum melihat seorang wanita memakai dress warna merah muda. Ukuran dress tersebut hanya sampai selutut. Wanita yang memakainya berkulit putih, agak kurus, lumayan tinggi, tapi mungkin lebih tinggi dirinya. Hanum lekas berdiri, berjalan cepat menghampirinya sambil membawa cemilan ringan yang lupa ia taruh.

"Permisi," sapa Hanum. Ramah, karena dia masih belum merasa yakin kalau wanita inilah yang dia cari.

"Iyah. Ada apa, yah?"

"Kamu kenal Mas Dewa?"

"Ha?"

Ah, melihat reaksinya yang seperti itu. Hanum jadi yakin kalau ia salah orang. Namun Hanum harus lebih memastikan lagi.

"Abidzar Danugra Sadewa. Kenal?"

"Oh maaf, saya gak kenal."

Hanum pun mengangguk-ngangguk dan tersenyum.

"Maaf kalau gitu. Makasih yah."

Wanita itu tersenyum dan berlalu setelah mengucapkan sama-sama. Mata Hanum kembali menyusuri tempat itu. Mencari mangsa selanjutnya yang memakai dress merah muda.

Cinta Untuk Hanum [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang