20. Setelah Kita Menikah

60.4K 4.7K 187
                                    

Berhusnudzon kepada Allah, akan membuatmu merasa lebih tenang :)

🌿

"Gak nyangka, hidup kamu kaya sinetron banget sih, An!"

Kalimat Miranda setelah mendengar cerita dari Hanum membuat Hanum terkekeh geli. Pasalnya, apa yang Miranda ucapkan memang benar. Hidupnya sudah seperti sinetron saja.

Bagaimana tidak?! Kalau dirinya sendiri bahkan baru tahu bahwa ia amnesia. Lalu tiba-tiba datang seorang pria bernama Abi yang konon adalah sahabat kecilnya. Belum lagi bahwa usia dirinya ternyata lebih tua tiga tahun dari apa yang selama ini ia tahu.

Dan seakan belum cukup dengan semua itu, kabar yang tak kalah terdengar seperti sinetron lainnya adalah bahwa dirinya sebentar lagi akan menikah karena perjodohan.

Rasanya, Hanum ingin tertawa sekarang. Tentu menertawakan hidupnya yang benar-benar tak terduga.

Tuhan telah memberikan takdir yang tak pernah ia sangka sebelumnya. Mengejutkan, namun Hanum sangat mensyukurinya. Ia tentu tidak menolak jika harus dijodohkan dengan pria bernama Abi yang katanya adalah sahabat kecilnya.

Toh, Hanum sering melihat Abi pergi ke Masjid saat adzan berkumandang. Abi juga tidak pernah terlihat berbicara akrab dengan wanita. Hanum tahu Abi pendiam, namun Hanum juga sangat tahu kalau Abi sangat perhatian padanya. Hanum tahu Abi jarang tersenyum, tapi sekalinya tersenyum Abi mampu mendiamkannya.

Jadi, sepertinya Abi adalah tipikal pria idaman, 'kan?

Dan meski tak sekaya abinya, —seperti yang para sahabatnya tanyakan, Hanum memiliki keyakinan, kalau ia akan bahagia bersama Abidzar. Entah keyakinan itu munculnya dari mana. Yang pasti, Hanum tahu kalau Abidzar mencintainya.

Yang tidak Hanum tahu adalah, apakah ia juga mencintai Abidzar?

Karena jujur, Hanum tidak tahu bagaimana gambaran perasaan cinta kepada seorang pria.

Kira-kira, seperti apa rasanya? Dan ia harus bertanya pada siapa untuk mengetahuinya?

***

Sore ini, Abi berbicang mengenai pernikahannya pada Opa dan Omanya. Ia membicarakan mengenai tempat tinggal. Abi tak tega meninggalkan kakek dan neneknya yang sudah renta tinggal hanya berdua saja di rumah tersebut. Namun keduanya tak mau ikut dengannya untuk tinggal di rumah yang sudah ia siapkan untuk hidup bersama pasangan halalnya.

Abi yakin kalau Hanum tak akan keberatan jika harus tinggal bersama kakek Ridho dan nenek Sila Bahkan mungkin nanti Hanum yang memutuskan untuk tinggal di rumah kakeknya ini. Selain bisa menjaga Ridho dan Sila, Hanum juga bisa tetap dekat dengan orang tuanya. Tapi kalau seperti itu, Abi merasa tidak nyaman.

Selama ini, Hanum memang tak pernah jauh dengan keluarganya. Hanum selalu bergantung pada mereka. Belum lagi kakak dan ayahnya sangat posesif adanya. Abi tidak ingin kebiasaan itu tetap terjadi setelah Hanum menikah dengannya nanti. Karena saat itu Hanum adalah tanggung jawabnya.

Siapapun boleh mengatakan kalau Abi egois. Tapi sekali lagi, rumah tangganya adalah tanggung jawabnya. Ia mungkin butuh waktu untuk belajar, tapi campur tangan orang tua bisa membuatnya sulit untuk berkembang. Jadi, Abi memiliki keputusannya sendiri.

Cinta Untuk Hanum [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang