"maafin saya ya zi"
Azika tersenyum memaklumi,lagipula itu masalah yang teramat simple,bahkan bukan sebuah masalah,namun zidan merasa tak enak karnanya
"Gapapa ko kak"
"Lagian nayla saya bilangin minta nomer kamu aja,eh dianya ga mau,mau nelfon lewat hp saya katanya"
Lagi-lagi azika tersenyum,senyuman itu yang zidan rindukan selama ini
"Saya juga minta maaf,kemaren rijeck panggilan dari kakak"ucapnya merasa bersalah
"Enggak zi!kamu pasti lagi sibuk,saya ngerti"
Azika tersenyum kecut,ia bukan sibuk,namun kemarin ponsel miliknya direnggut rendra paksa,ia mengalah membiarkan rendra merijeck panggilan zidan itu
"Az"
Azika zidan menengok,rendra menatap keduanya dengan tatapan yang sulit diartikan.
Rendra menghampiri mereka,berdiri tepat disebelah azika
"Az?"bingung zidan.
"Bukanya kamu sering dipanggil zika ya zi"lanjutnya lagi.
"Itu-"
"itu panggilan sepesial kita"Rendra mendahului
Rasa tak enak menyeruak dihati azika,tatapan zidan kearahnya kali ini berbeda.
"Orang-orang manggil gue dengan panggilan 'ndra' tapi azika beda,dia manggil gue 'ren',dan orang-orang manggil azika dengan sebutan 'zika' atau 'zi',tapi enggak bagi gue,gue manggil dia 'azi' atau lebih tepatnya 'az',biar yaa,,,lebih gimana gitu"Rendra sedikit menyombong.
Memang panggilan itu dibuat mereka sendiri ketika mereka kecil,mereka fikir mereka ingin mempunyai panggilan berbeda,tidak seperti panggilan orang-orang terhadap mereka,dan akhirnya panggilan berbeda itu tercipta dan panggilan itu masih tetap sampai sekarang
Zidan tersenyum sambil menganggukan kepalanya.
"Pulang"
Azika menyernyit,pulang dia bilang?
"Lah emang gue pul-"
"Kita pulang dulu"Rendra menarik paksa pergelangan tangan azika.azika meringis,namun ia tetap diam
Azika menatap zidan yang terlihat setia menatap mereka sampai ia tak melihat zidan lagi,mereka sampai diparkiran sekolah
"Lo diem disini!gue mau ambil mobil sebentar"Rendra pergi,namun ia menjejarkan jarinya kearah atas sambil digoyangkan,ia kembali berbalik
"Jangan kabur!"azika menghela nafasnya,menatap rendra malas lalu mengangguk
"Gila tuh orang,tau aja pikiran gue"
Skip.
"Kenalin dia mama riska,sebentar lagi dia akan jadi mama kamu"
Rendra terdiam.
"Ayo nak salim dulu"
Rendra tertegun,nak?panggilan itu,ayahnya tak mungkin memanggilnya dengan panggilan itu
Ia tersenyum paksa,mencium tangan punggung seorang wanita paru baya yang ada didepanya
"Nah ris,ini anak aku,namanya rendra masih sma kelas 11"
Rasanya ia tak percaya,ayahnya tau tentang dia,rendra membatin,ayahnya tak pernah seperti ini,hanya didepan wanita itu ayahnya berbeda.
Wanita paru baya itu tersenyum,menatap iris mata rendra,tersirat rasa tak enak dari hati rendra,tatapan itu berbeda,seperti tatapan penuh arti,tentang merasa bersalah.
Rendra ingin menggeram marah,namun senyum tulus wanita itu meluluhkan hati rendra,wanita itu baik tidak seperti pikiranya,ia fikir seseorang yang akan menjadi ibu ke-duanya jahat.
"Bentar lagi anakku kesini mas,dia baru pulang,soalnya ada jadwal les katanya"wanita itu berucap
Bram tersenyum lalu mengangkat gelas teh yang sedari tadi berdiri tegap dimeja didepanya.
Rendra beranjak dari duduknya,lalu melangkah pergi
"Mau kemana?"
"Mau kekamar bunda"
Seketika wanita paru baya itu menunduk,bram sedikit bimbang
"Bundamu kayaknya lagi keluar,soalnya tadi ayah pulang bundamu juga ga disini"Rendra tak menggubrisnya, ia tetap melanjutkan langkahnya,dan kali ini bram membiarkanya
Skip.
Kini rendra sedang terdiam dikamarnya,rasanya ia ingin keluar rumah seperti biasanya,namun keberadaan wanita itu membuatnya canggung
Ia lapar,selepas sepulang sekolah sampai sekarang,ia tak memakan sesuapun nasiRendra beranjak pergi kedapur,ketika ia berada ditangga akhir ia sedikit memandang kearah ruang tamu,dimana ayahnya dan wanita itu yang katanya akan menjadi ibu kedua darinya.
Hatinya teriris,tak tega,merasalah bersalah.melihat bundanya duduk diantara mereka,mungkin bundanya itu terlihat tak mengapa,namun dalam hati.ia tak tau
Suara ketukan pintu terdengar,rendra masih setia ditempat seraya menatap pintu yang mengeluarkan suara ketukan
Bram beranjak,lalu membuka pintu.Mata rendra membulat sempurna,ia langsung lari kedapur,dan sedikit menenangkan diri.
"Jadi dia yang nantinya bakal jadi kakak gue?"
*****
"Umi adek keluar ya!mau main sama gio"teriak azika.
"Iya"sahut fatimah.
Gio,anak kecil kelas 5 SD,teman baiknya,teman bermain ketika ia sedang dirumah selain rendra.
Azika berjingkrak keluar rumah,ia tersenyum ketika melihat gio sudah didepan rumahnya.
"Yuk"gio tersenyum
Ketika azika hendak menaiki sepeda gio,niatnya terhenti,seseorang yang baru saja keluar dari taksi memikat pandanganya,terlihat seseorang itu masuk kedalam rumah rendra
"Kak ayo"
"Eh?"
"Ayo cepetan"gio berdecak
Azika memajukan bibirnya,ia langsung duduk dibelakang gio,dan gio mulai menggayuh sepedanya.
"Kak kita kerumah runa ya?"
Azika tersenyum lalu mengangguk semangat.namun,wajahnya kembali terlihat kecut,ia mengingat seseorang yang masuk kerumah rendra
Azika mengingat sesuatu,seseorang itu,dia pernah melihatnya,bahkan sedikit mengenalnya.
Dia nindy teman zidan.
Bersambung...
Pendek ya hehe:)
![](https://img.wattpad.com/cover/191811656-288-k745186.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Freindzone(END)
DiversosSahabat jadi cinta?mungkin itu yang terjadi. Namun dengan seiring datangnya sebuah masalah dan ketidak jujuran diantara mereka apakah bisa membuat mereka bertahan dngn memendam perasaan mereka masing-masing? ...