(Frendzone tiga puluh tiga)

442 27 2
                                    

Rendra memasuki pelataran kampusnya,kini statusnya sudah menjadi mahasiswa disini,setelah
Tiga hari menjalani ospeknya.

Rendra berbeda jurusan dengan thariq dan rizam,jadi dari gerbang
kampus tadi ia bersama kedua sahabatnya sudah berpisah.

Rendra berjalan menyusuri lorong
Seorang diri,sesekali ia tersenyum
Kepada mahasiswa lain,atau kepada
Kakak tingkatnya.

Kakinya masuk kedalam kelas,yang
Pertama ia lihat adalah seorang anisa yang sedang sibuk bermurotal al qur'an.

MasyaAllah,hati rendra sedikit bergetar,rendra kagum padanya,
Namun hanya sekedar kagum,tak lebih dari itu.

Pandangan rendra menyapu keseluruh sudut ruangan,masih sepi,
hanya ada anisa seorang diri,ia melihat kearah jam,pantas saja kelas masih sepi,karna pelajaran akan dimulai satu jam lagi.

"Rendra?,"

Mata rendra bertemu dengan mata anisa,rendra tersenyum canggung,
mulutnya tak berniat sekalipun
Menjawab sapaan anisa.

"Sendiri aja?,"tanya anisa.

Rendra mengangguk kecil,dan anisapun mengangguk paham.

Dalam hati rendra berdo'a,ia berharap siapapun itu untuk masuk
Kedalam kelas,ia tak mau dalam keadaan seperti ini.

"Kenapa gak duduk?,"

Rendra diam,dia tak menjawab pertanyaaan anisa itu.

"Ren?,"

Deg.

Jantungnya berdetak dengan kencang,
Panggilan itu,panggilan itu hanya untuk azika,hanya azika yang boleh
Menanggilnya begitu,tak siapapun
Boleh memanggilnya dengan sebutan itu,tak siapapun,termasuk anisa.

"Maaf nis,jangan panggil saya ren,saya tidak suka itu,"

Rendra berbalik badan dan memilih
Keluar kelas,anisa berdiri dari duduknya,ia berusaha memanggil nama rendra,namun tak dihiraukanya.

Anisa kembali duduk,ia menghela nafasnya berkali-kali.

"Astagfirullah,"

*****

"Cie udah jadi mahasiswa,"

Azika memutar bola mata jengah,lalu
Menatap fauzan yang ada disebelahnya ini dengan datar.

"Denger-denger nih ya,dikampusnya zidan tuh,cowoknya cakep-cakep loh dek,"ucap fauzan.

Azika menghentikan aktifitas berbenah buku,lalu fokus kepada fauzan,"terus abang mau dijomblangin sama cowok-cowok cakep itu?iya?,"

Fauzan bergidik ngeri,mana mungkin
dia mau dengan seorang lelaki,
Adiknya ini memang sudah kehilangan akal sehatnya.

"Astagfirullah dek!,"

Azika melanjutkan aktifitas berbenahnya,"nanti berangkat jam berapa?"

"Jam 10,anterin ya,"

Fauzan mengangkat tanganya dan melakukan penghormatan.

"siap bos!,"

Azika terkekeh kecil,"asyik jadi bos,"

"Eh?kok gitu?,"

*****

Tak ada suara,diantara dua insan yang terlihat sedang berdampingan sambil berjalan,mereka hanya sibuk dengan pemikiran mereka masing-masing.

"Duduk sana yuk,"ajaknya.

Azika mengangguk sebagai jawaban, zidan tersenyum kecil dan kakinya melangkah kearah tempat duduk yang ada.

Setelah itu mereka duduk berdampingan,azika tersenyum canggung,begitu juga dengan zidan.

Zidan berdehem kecil,"oh ya,rendra kabarnya gimana?,"

Ekpresi azika berubah seketika,azika meneguk ludahnya dengan susah, setelahnya ia berusaha merubah mimik wajahnya.

"Baik,"zidan mengangguk pelan.

"Az!,"

Azika menoleh cepat kearah belakang, keningnya mengerut bingung,
ternyata dirinya sudah salah mengira,
ia tersenyum paksa dan kembali keposisi semula.

"Itu azfa,dan itu dion pacarnya,"ujar zidan seketika.

Azika menoleh kearah zidan,sambil memperlihatkan wajah bingungnya,"iya lalu,memangnya kenapa?,"

Zidan tersenyum kecut sambil menatap kearah atas,"pasti kamu kira tadi itu rendra kan manggil kamu? karna hanya rendra yang manggil kamu 'az',saya tau itu,"

Azika mengeratkan kedua tanganya, sambil menetralkan ketakutan yang berlebih dalam dirinya sekarang.

"Saya tidak akan memaksa kamu untuk melanjutkan ini,jika kamu mau menyelesaikan ini,bilang ke saya,pasti saya turuti,"

*****

"Lo gak kangen sama gue ndra?,"

Kelvin terkekeh kecil,begitupun dengan gabriel,sekarang mereka sedang berbincang melalui telefon, melakukan vidio call yang mungkin bisa mengurangi rasa rindu kalian.

"Gak tuh,kalian kali yang kangen sama gue,"

Ah rendra kembali menggunakan kata itu.

Kelvin dan gabriel kompak tertawa bersama.

"Ye malah ketawa,"

Tawa kelvin dan gabriel berhenti,"oh ya ndra,gue sama gabriel sekampus loh sama azika,sama zidan juga,"

"Oh ya?,"

"Iya,tadi si mereka lagi berduaan ditaman kampus,emangnya jomblo sama yang udah punya pasangan hawanya beda,"kelvin terkekeh kecil.

Rendra yang berada disebrang sana, hanya tersenyum paksa,biarlah dirinya akan memendam sendiri rasa ini.

"Eh ndra,disana banyak cewek cantik gak?,"

Mimik wajah rendra langsung berubah,"banyak dong,"

Kelvin dan gabriel mulai bersemangat,"wih gila,lebih cantik dari pada si citra?,"tanya gabriel.

Rendra mengangguk,"citra mah bukan apa-apa dibanding para cewek disini,"

Gabriel menggeleng takjub,sedangkan kelvin diam sambil berfikir.

Gabriel menyenggol lengan kelvin,"woi kenapa lo?,"

Pandangan kelvin mengarah kearah ponsel,dan menatap rendra serius,"ndra,kira-kira masih ada lowongan buat gue pindah kepesantren lo gak?,"

Bersambung...

Freindzone(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang