Azika terlihat cantik dengan gaun putih yang membalut tubuhnya,
bibirnya terangkat membentuk seperti bulan sabit,terlihat sekali ia sangatlah bahagia.Azika membelai jilbab putih yang terdapat mahkota diatasnya,ia terkekeh kecil, tak terasa dirinya akan menikah.
Ia melihat kearah cermin yang ada didepannya,ia mengerut dahi,
wajahnya sangatlah berbeda,sangat tidak biasanya.Pintu kamar terbuka,menandakan ada seseorang yang memasuki kamarnya,azika membalik badan, senyumnya terukir ketika melihat fatimah mendekat kearahnya.
"Umi."azika tersenyum cerah.
Fatimah mengerut dahi,lalu memegang kedua bahu azika."dek kamu kenapa?."tanyanya.
Azika masih setia tersenyum."emangnya adek kenapa umi?."
Fatimah menggeleng kepala,dan mulai mengguncang tubuh azika.
Azika mulai membuka matanya perhalan-lahan,matanya mengerjap berkali-kali,setelahnya azika mengucek matanya tersebut.
"Ya Allah,kamu mimpi apa dek sampe senyum-senyum gitu."
Azika melihat kesekelilingnya,lalu menatap baju gamis yang ia pakai,ia tersenyum malu,ternyata dirinya hanya bermimpi.
"Kamu mimpi nikah lagi?.tanya fatimah.
Azika menyengir kuda,sedangkan fatimah hanya menggeleng kepala.
"Altaf mana mi?."tanya azika.
Fatimah beranjak dari duduknya diatas kasur,lalu pergi kearah pintu kamar.
"Tadi sih umi liat ada dibawah,masih main sama nak zidan."
Azika mengangguk paham,dan fatimah pergi keluar kamar azika.
*****
Azika melihat kesisi kanan dan kiri mencari keberadaan altaf yang katanya masih sedang bersama zidan.
Dan benar saja,disana terlihat altaf yang masih terkekeh geli karna sedang diajak bercanda oleh zidan.
Azika menghampiri zidan dan altaf,dan duduk disofa yang berada disamping zidan.
"Yuk,sama umi aja."ajak azika.
Azika merentangkan kedua tanganya,dengan senang hati altaf menyambut ibu kandungnya itu.
Zidan menghela nafasnya pelan."yah zi,ko diambil altafnya,kan masih seru main sama dia."
Azika terkekeh geli,melihat ekspresi seorang zidan.
Zidan mengambil snak yang ada dimeja,dan memakanya.
"Sekalian gitu,latian,jadi nanti kalo saya udah punya anak udah bisa ngajak main."azika tertawa,dan zidan pun begitu.
Rendra datang,ia terlihat tampan walaupun hanya memakai setelan kaos oblong putih dan sarung hijau.
Rendra,ia mendudukan pantatnya tepat disebelah azika.
"Altaf sama abi aja sini."
Altaf terlihat sangat bahagia,ketika melihat ayahnya,dengan cepat rendra langsung mengambil altaf digendongan azika,dan altaf langsung bergelayut manja digendongan ayahnya.
"Makanya cepet dihalalin kalo pengen punya anak,jangan cuman latian gendong anak,tapi latian ngucap ijab kobul juga."
Azika memukul pundak rendra dengan tertawa,dan rendra pun ikut tertawa bahagia,altaf,bayi kecil yang masih berumur 1 tahun 2 bulan itupun ikut tertawa,seakan akan dia tau apa yang sedang mereka bicarakan.
Altaf fizar bramawijaya,anak pertama dari buah pernikahan azika dan rendra,altaf,batita itu terlihat sangat tampan,wajah yang sangat mirip dengan ayahnya membuat semua orang tau seperti apa penampakan altaf ketika sudah besar nanti.
"Jangam gitu,masih menyiapkan mental terlebih dahulu."ujar zidan dengan kesal.
Azika tertawa lagi,namun ia memilih beranjak dan pergi,meninggalkan altaf,rendra,dan zidan.
"Istrimu itu loh ndra,bahagia banget kayanya."bisik zidan.
Rendra terkekeh kecil."cepet lamar,atau mau keduluan yang lain?."
Rendra mengecup puncuk kepala altaf,dan setelah itu ikut beranjak dari duduknya,dan pergi menjauh dari zidan.
Zidan termengu,dan kembali mengingat ucapan rendra tadi.
Zidan tampak gusar,ia menghela nafasnya gusar,dan lebih memilih melanjutkan memakan snaknya.
*****
"Altaf udah tidur?"
"Udah."
Rendra kembali menyibakkan rambutnya yang bisa dibilang panjang.
Azika berdecak kecil,dan mendekat kearah rendra yang sedang berada didepan kaca rias milik azika.
Rendra mendongak menatap kearah azika yang sedang berdiri dibelakangnya.
Tangan azika meraih sisir berwarna hitam yang ada dimeja itu,dan menyisir rambut rendra secara telaten.
"Kamu gak mau potong rambut apa?gaya rambutnya kamu tuh kaya anak SMA aja."
Rendra hanya tersenyum kecil,sambil menatap pantulan dirinya dan azika didepan kaca.
"Nih liat,gak rata banget,poninya panjang banget ini."gerutu azika.
Rendra tetap saja hanya tersenyum kecil.
Azika berhenti menyisir rambut rendra,dan duduk dipangkuan rendra.
Mereka sama-sama menatap pantulan wajah mereka didepan kaca.
"Waktu cepet banget berlalu."ucap rendra,lalu meletakkan dagunya diatas bahu azika.
Azika menyenderkan kepalanya diatas kepala rendra sambil mengangguk kecil.
"Kamu tau,aku sempet patah hati waktu denger kalo kamu tunangan sama zidan."
Azika terkekeh kecil,dan mengangkat kepalanya lalu mengubah posisi duduknya,tanganya bergerak menangkup pipi rendra.
"Oh ya,rendra sahabatku ini patah hati karna sahabatnya yang paling cantik ini dipinang oleh seseorang?."
Rendra mengangguk.
Azika melepas tangkupannya,dan menatap rendra.
"Harusnya kamu tuh seneng,karna sahabat kamu ini mau nikah."
Rendra berdecak kecil,dan memalingkan wajahnya kearah lain.
Azika terkekeh,dan mengacak rambut rendra gemas.
"Bercanda sayang."
Rendra menghela nafasnya,dan memalingkan wajahnya kearah azika, rendra tersenyum kecil.
"Tetap disini sama aku ya,jangan pergi-pergi lagi."ucap azika.
Rendra mengangguk kecil sebagai jawaban.
Azika memperlihatkan jari kelingkingnya untuk rendra.
"Janji?."tanya azika.
Rendra menyambut jari kelingking azika,dan menautkan kedua jari kelingking mereka.
"Janji sayang."
***
Assalamualaikum semua.
Cerita frendzone sampai disini saja ya.
Terima kasih telah menyempatkan untuk membaca cerita aku.Pindah kelapak sebelah yuk.
Oh ya,
Salam sayang dari rendra,azika & juga si kecil altaf.
Terima kasih semua*
~wassalam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Freindzone(END)
AcakSahabat jadi cinta?mungkin itu yang terjadi. Namun dengan seiring datangnya sebuah masalah dan ketidak jujuran diantara mereka apakah bisa membuat mereka bertahan dngn memendam perasaan mereka masing-masing? ...