Part 6
Beberapa saat kemudian, mia melenggang keluar dari gedung kesenian dan masuk ke gedung utama tanpa ada halangan sambil menepuk-nepuk kedua bahunya bergantian menyingkirkan debu yang menempel, disuatu sudut ruangan yang agak gelap beberapa lelaki terbujur lemas sambil meringis kesakitan.
"Sialan cewe miskin itu, awas kalau ada kesempatan akan aku balas semuanya beserta bunganya." Umpat salah seorang dari mereka dengan pandangan kejam penuh dendam sambil mengepalkan tinjunya
Hari ini saat pelajaran olahraga renang yang sangat mia takuti, mia hanya berdiri disamping kolam yang berjarak sangat jauh dari air. Mia sangat ketakutan kalau disuruh dekat dengan kolam, sampai aki sering meledeknya dengan nada tak kalah sinis.
Aki memamerkan bentuk tubuhnya yang pantas dibilang bagus dengan pakaian renang yang hot, memang alasan itulah yang mungkin membuat para wanita jatuh cinta, selain dari wajah, kepintaran dan kekayaan yang melimpah. Aki sudah seperti sosok paling sempurna ciptaan tuhan jika dikurangi sifat naik darah, ketajaman lidahnya, dan beberapa sikap buruk yang lainnya.
"Pergilah, disini jadi sangat panas sekali ketika kau berada didekatku!" Seru mia mencoba mengusir aki yang mendekat sambil mengipas-kipas mukanya, seakan sekitarnya benar-benar panas walau kolam renang itu kolam renang indoor
Alasan sebenarnya mia mungkin bukan cuaca panas yang mendera, melainkan mata para perempuan kelas 2-a yang memandang mia seakan mengeluarkan sinar laser yang akan melelehkan mia dalam hitungan detik, jika aki masih saja berpose didekat mia sambil mengejek ketidakmampuan mia untuk berenang yang mungkin tak akan terdengar oleh para
perempuan yang berkumpul nun jauh di dalam kolam renang.
"Aku akui, kalau aku memang hot!" Ledek aki pede sambil memberikan senyuman yang menawan hati siapapun yang memandangnya, tapi itu seakan tidak mempan pada mia yang menghalau pesona yang aki miliki dengan melemparkan handuk bersih berwarna putih yang mia dari tadi pegang ke arah muka aki dan segera berlalu pergi menghilang ke suatu tempat
Saat anak-anak bersiap kembali ke gedung utama untuk kembali menghadapi pelajaran akademis, beberapa anak perempuan menghadang mia yang hendak keluar lalu menyeret mia kedekat kolam renang.
"Apa maksudmu pamer kemesraan dengan mirayo! Masih belum puas kalau rambutmu harus dipotong lebih pendek?!" Jerit salah seorang dari mereka sambil berdecak pinggang, mereka adalah anak perempuan yang sama seperti waktu mia memotong rambutnya sendiri di kamar kecil wanita
Mia menghela nafas panjang, ia agak kebingungan menghadapi kecemburuan para wanita yang membabi buta, tanpa melihat siapa dahulu yang memulai, dan selalu menuduh sembarangan tanpa mempertimbangkan praduga tidak bersalah yang mia miliki.
Melihat gelagat mia yang hanya diam membisu, meledaklah kemarahan mereka dan mendorong mia hingga mia jatuh kedalam kolam renang dengan suara jatuh ke dalam kolam yang cukup keras.
Mia berada dikedalaman air tanpa bergerak, dari dalam air mia melihat seulas senyuman dari orang-orang yang membullynya merasa puas. Sementara mia harus berhadapan dengan trauma masa kecilnya didalam air, pandangan matanya perlahan mulai kabur karena paru-paru mia sudah tidak bisa kompromi dan sudah tak mampu mempertahankan udara yang makin menipis.
Saat kesadaran mia mulai pulih, ia bisa merasakan udara yang bisa dihirupnya dengan bebas, pandangan matanya menangkap cahaya lampu berpendar putih dan beberapa gorden putih yang mia kenali sebagai ruang kesehatan sekolah. Mia sangat bersyukur, ia sudah berada di luar kolam renang dan berada di tempat yang kering.
Kelegaan yang mia rasakan tiba-tiba berubah saat teringat sesuatu, dan langsung terduduk melihat pakaian yang ia pakai. Pakaiannya sudah diganti dengan pakaian kering, mia sedikit berpikiran aneh berandai-andai bagaimana kalau yang menolong dirinya dan mengganti bajunya adalah laki-laki?!