Saint - stories
Disebuah ruangan pesta, ada seorang wanita berambut kemerahan, yang mengamati anak kecil berpakaian seperti pengawal, yang terlihat tidak pantas ditengah pesta itu. Ia menertawai panitia yang menyewa anak kecil untuk jadi bodyguard, atau memang anak itu berhasil mengelabuhi panitia dengan samarannya, untuk menghabiskan makanan yang ada disana.
Terlihat dari betapa rakusnya anak perempuan kecil berambut hitam itu, menyikat beberapa hidangan yang tertata mewah disana.
Suasana berubah mengerikan saat sebuah bom meledak bersahut-sahutan, puluhan buah paku meluncur cepat, mengenai beberapa tamu tanpa pandang bulu.
Bercak darah bertebaran dimana-mana, ketakutan, teriakan panik,dan jeritan kesakitan mulai terdengar memilukan telinga.
Wanita berambut kemerahan itu, mulai membuka matanya yang tertutup, sebelum ledakan terjadi, ada yang menabrak tubuhnya sampai tersungkur mencium lantai yang mengkilap.
Awalnya ia ingin marah besar terhadap orang yang menubruknya, tapi begitu mendengar suara ledakan dan beberapa jeritan panik memekakkan telinga, ia berubah pikiran.
Wanita itu, sekarang malah berterimakasih dari dalam lubuk hatinya, ia merasa sangat bersyukur, dengan luka lecetnya yang tidak seberapa, dibandingkan beberapa orang terluka parah yang ada di hadapannya.
Wanita itu menatap penolongnya, yang ternyata adalah anak kecil yang berambut hitam itu, anak itu sekarang malah dengan cekatan membimbing para pelayan tempat itu, untuk menangani keadaan darurat.
"Didihkan air, siapkan pisau dan pengapian, keluarkan beberapa botol anggur yang kalian punya disini secepatnya!" Perintah anak itu menunjuk beberapa pelayan, lalu anak itu menatap wanita yang tadi ditolongnya dengan tajam "ayo bantu aku, bukankah kau seorang dokter?!"
Beberapa pelayan, sudah menjalankan apa yang diperintahkan anak itu. Sementara sang wanita berambut kemerahan, masih tertegun melihat anak itu.
Yang mulai menjejerkan beberapa orang yang terluka dan menusukkan beberapa jarum kecil, yang sudah dipanaskan dengan lilin pajangan ke beberapa tempat di tubuh orang yang terluka.
"Hei, kakak yang berambut kemerahan!" Jerit anak itu menunjuk orang yang tadi diselamatkannya "ayo bantu aku!"