Part 10
Di sebuah pinggiran jalan sibuk di shibuya, ada seorang gadis berambut pendek berwarna hitam diikat ekor kuda sedang asyik memencet hp lipat berwarna pink miliknya menunggu seseorang. Anak gadis itu memakai mantel kecoklatan tebal dengan celana jeans panjang, ia berdiri menyandarkan tubuhnya di tembok kosong terdekat.
Beberapa anak lelaki nakal mendekati anak gadis itu, untuk mencari onar, mencari kesenangan melihat gadis itu sepertinya lemah dan seorang diri, sebuah mangsa yang sangat empuk dimata mereka.
"Hai, cewe. Sedang menunggu siapa?" Sapa salah seorang dari mereka yang membuat mata hitam gadis itu menatap mereka dalam diam
"Ayo, jalan sama kita saja." Sahut yang lain sambil mencoba mencolek dagu gadis itu yang dengan sigap menjauh, melipat hpnya dan memasukkannya kesaku jeansnya "cih, jangan sombong begitu sama kita!"
"Maaf ya, aku tidak ingin bermain dengan kalian." Desah gadis itu dengan mata sendu dan senyuman yang dipaksakan, berusaha mencari celah untuk pergi "aku permisi dulu."
"Kau mau kemana?" Hadang anak lain yang sudah mulai mengunci jalan keluar yang mau gadis itu tuju "anak manis"
Anak gadis itu berusaha memegangi jam uniknya yang ada ditangan kirinya untuk berjaga-jaga, karena mereka mulai mendekati anak itu dengan wajah garang dan sedikit licik.
Telepon di saku jeans anak gadis itu berdering kencang, bunyi telepon itu menambah garang tampang dari anak-anak nakal yang sedang mengepung anak gadis itu.
Mereka hendak memeluk anak gadis berambut hitam dihadapannya, namun dihalangi oleh beberapa orang berpakaian ala men in black yang agak kekar.
Anak gadis itu sedikit bingung dengan keadaan itu, sedetik saja terlambat, ia sepertinya akan mengeluarkan sesuatu dari jam tangan uniknya itu.
"Nona mia connor?" Tanya salah seorang dari mereka yang sepertinya adalah pemimpin para man in black yang langsung menyingkirkan beberapa anak lelaki nakal itu seperti membalik telapak tangan saja
Anak gadis itu mengangguk agak bingung, sepertinya mereka tidak berniat buruk terlihat dari sopan santun yang ditunjukkan.
"Mari ikut kami." Lanjut orang itu dengan penuh hormat, sambil menunjuk satu arah jalan
"Maaf, siapa yang menyuruh anda semua datang kemari?" Tanya mia dengan sopan, agak bingung karena hanya dijawab senyum tipis orang itu "mau kemana kita?"
Hp mia kembali berdering kencang, mia menatap orang yang tadi menolongnya. Ia memberi mia isyarat tangan agar mengangkat telepon itu, dan mia langsung mengangkatnya tanpa melihat lagi siapa yang memaksa telepon.
"Lagi-lagi kau mengabaikan panggilan teleponku!" Seru suara lelaki muda disebrang sana, yang langsung membuat mia melihat lagi nama yang muncul dilayar hpnya tertulis nama aki mirayo disana
Mia mengambil nafas sejenak, menenangkan diri, lalu menempelkan lagi telepon ke telinga kirinya.
"Mi.., ah maaf, aki, aku..." Jawab mia merasa bersalah dan sedikit bingung bagaimana menjelaskan semuanya
"Ah, pokoknya kau harus cepat datang kesini!" Potong aki agak emosi setengah memaksa dan langsung menutup teleponnya
Orang kaya pemaksa, tidak tahu apa situasinya bagaimana?! Mia baru terlepas dari mulut anak macan dan sekarang sedang menuju mulut buaya, aki masih saja emosi tidak jelas! Mana teleponnya ditutup sebelum mia bisa mengucapkan sepatah hurufpun! Mia jadi bimbang harus mengikuti yang mana, orang men in black ini atau pergi ke tempat aki.