Sory readers, baru sempet nyambungin lagi, soalnya dilanda galau berkepanjangan, antara menyambung cerita yang udah ada ato buat cerita baru lagi. Banyak cerita yang seliweran nih, bikin bingung mau mulai dari mana >< *hueh*
Kalo buat yang baru ditakutkan akan merusak cerita yang ada, maka dari itu harus banyak2 menahan diri disini sana. Hehe ><
Ditambah wabah "m" (males. red) jadi begitu ada mood bagus segera disambung nih cerita.
Wanted die or alive saran kritik dan komentar!
Yg sudah meninggalkan saran kritik maupun coment thank you to you all ^^v
Give u a big hug and kisses <3
Finally, happy reading, hope u like my strory.
Part 17
Suara sang wali kelas yang keras seakan membuat beberapa guru yang duduk diruangan itu menoleh kearah ruang konsultasi yang berdinding kaca buram yang cozy, ingin tahu ada masalah apa sehingga wali kelas 3-a menjerit seperti itu. Apalagi tanpa perlu berteriak saja, aki dan mia yang diundang bersamaan sudah menarik perhatian.
Mia tertegun kaget, wali kelasnya bisa menjerit sekeras itu. Aki terlihat hanya membersihkan kedua kupingnya bergantian yang sepertinya jadi agak berdenging mendengar jeritan wali kelasnya.
"Mirayo, kebanggaan ibu. Ibu mohon jangan seperti ini." Kata wali kelas menurunkan nada suaranya drastis mengeluarkan sapu tangannya dari saku baju lalu mengelap kedua matanya yang sepertinya mengeluarkan air mata buaya. Terlihat sekali perbedaan perlakuan antara si kaya dan si miskin "kau ini pintar, berbakat, tampan lagi, kalau kau mau ibu sebagai wanita juga akan dengan senang hati jadi cewemu. aih, ibu jadi malu sendiri kalau mengatakan hal itu. Tapi sebagai wali kelasmu ibu minta kau tidak boleh begini."
Mia agak merinding mendengar ucapan sang wali kelas, ibu itu tidak sadar umur, apa memang selera sang guru wali kelasnya memang seperti itu?! Suka berondong tajir!
Pantas saja perlakuan sang wali kelas kepada mereka sangat jauh berbeda, sang guru kesengsem muridnya sendiri?! Wow bisa jadi gosip panas nih kalau mia adalah wartawan gossip! Apa lagi kalau pernyataan itu tembus ke ruang guru, heboh pastinya! Sayangnya ruangan ini dirancang kedap suara, pantas saja membuat bu guru wali kelasnya bisa bicara sejujur itu!
"Boleh, kalau saya tanya satu hal" pinta aki dengan sopan
Mata mia kembali membesar menatap aki heran, wow anak ini bermuka dua! Pantas saja para guru tak percaya kalau dalang yang mendukung bullying itu juara bintang sekolah sendiri! Ah, sekolah orang kaya memang penuh kejutan picisan, seperti menonton opera sabun saja!
"Iya mirayo sayang." Jawab wali kelas agak meleleh ditatap aki dengan lembut, pesona yang tidak berefek banyak pada mia berefek besar pada guru ini "apa yang hendak kau tanyakan?"