Cloud case - price of a smile
Di sebuah gudang tidak terpakai dengan bau apek, dan lembab, yang menyeruak, terlihat sekelompok orang sedang mendesak seorang anak kecil.
"Lakukan apa yang kami minta, atau kau akan menyesali keputusan, yang akan kau ambil!" Desak seorang yang sedang mengacungkan senjata apinya pada anak berambut hitam itu
"Masalahnya selama ini, aku tidak pernah menyesali, keputusan apa pun yang aku ambil." Ucap anak itu dingin
"Cloud, berbaik hatilah sedikit saja" pinta seorang paman menatap mata hitam anak itu sendu dengan matanya yang biru
"Paman, maaf, bukan aku yang pilah-pilih pekerjaan, tapi aku masih terikat kontrak, dengan perusahaan tempatku bernaung, paman sendiri yang tahu dengan jelas, pasal-pasalnya." Hibur cloud memandangi si paman tegang, diteror senjata api dipelipisnya
"Ingatlah siapa yang memasukkanmu ke organisasi?" Ejek paman itu tak mau kalah, dengan sikap keras kepala cloud, karena ini menyangkut nyawanya yang berharga
"Paman yang mengajakku."
"Lalu ini balasanmu pada orang, yang membuat nama besarmu tergaung diseluruh dunia?" Tanya paman itu melihat sebuah celah untuk mendesak cloud "membiarkan aku mati tidak pantas di ruangan, yang bahkan tidak aku kenal?"
"Tenang, budi dan jasa paman akan aku kenang, dan sudah terpatri didalam tulangku." Jawab cloud enteng "aku akan mengadakan pemakaman yang layak untuk paman. Setiap tahun aku tak akan lupa, memberikan seikat bunga mewah...."
"Cloud!" Jerit sang paman marah besar, membayangkan cloud akan melakukan upacara pemakaman, yang bahkan dirinya sendiri pun ,belum memikirkan sampai sejauh itu
"Paman, siapa yang akan memberikan ijin pada tindakan ini? Aku tidak mau mengalami kejadian, seperti light atau black rose, yang harus memperpanjang masa kontrak kerja mereka!"
"Aku yang akan bertanggung jawab, kau puas!"
"Tumben, paman baik hati pada triad"
"Cloud, sebenarnya apa maumu sebenarnya? Ijin sudah turun, orang yang bertanggung jawab sudah ada, kenapa untuk bekerja saja sulitnya bukan main?!"
"Aku sedang berpikir"
"Apa lagi yang kau pikirkan?!" Bentak si paman kehilangan kesabaran akan anak didiknya yang satu itu "nyawaku sedang di ujung tanduk cloud!"
"Paman kan tidak duduk di atas tanduk?!" Ejek cloud terkekeh geli "aku sedang memikirkan, apa aku akan menerima permintaan bos triad ini atau tidak. Mengingat istrinya yang berjumlah 13 orang, tentu sangat sulit untuk memilih mana yang terbaik bukan?! Apalagi permintaannya mungkin sangat aneh!"
"Cloud!" Jerit si paman geram "tak usah pikirkan banyaknya istrinya! Kau hanya perlu memikirkan, bagaimana menyelamatkan nyawaku, dan menjalankan tugas yang ia suruh dengan benar!"
"Paman, dengan alasan itulah aku perlu waktu untuk berpikir" ucap cloud memejamkan matanya, seakan sudah membaca maksud sebenarnya, si bos triad menyekap paman itu "kalau aku menerimanya dan tidak mampu menyelesaikan misi yang ia berikan, paman mati. Sebaliknya kalau aku menolakpun, paman akan mati juga. Jadi paman, kau memilih kematian yang sekarang, atau yang akan datang?"
"Cloud! Jangan berpikir yang bukan-bukan! Lakukan saja apa yang kau bisa sebaik mungkin!"
Sebuah tepuk tangan terdengar, ada seseorang di balik bayang-bayang, sepertinya tersenyum senang, akan pertunjukan dihadapannya.
"Seperti yang kami dengar, nona cloud memang hebat!" Puji orang itu tanpa memperlihatkan wajahnya "para burung pembawa kabar itu ternyata ada benarnya tentang dirimu, nona cloud. Penilaian cepat dan analisismu genius!"