Last day

296 33 1
                                    

Malam semakin larut, sebagian dari mereka tertidur pulas di kamar masing - masing dan yang lainnya tengah sibuk menonton televisi.

Kasih membolak-balikkan tubuhnya di atas kasur, matanya enggan untuk terpejam, ia bangun duduk di atas kasur, melihat teman-temannya yang tegah tertidur.

Kasih melirik jam tangannya, masih jam 4 subuh, ia beranjak dari kamar menuju dapur, mengambil segelas air putih.

Kasih menguap beberapa kali, ia merasakan kantuk yang amat berat, matanya sudah tak tertahankan, begitupun dengan tubuhnya yang terasa berat untuk masuk ke kamar.
Ia membaringkan miring kepalanya di atas kedua tangannya yang telipat. Kedua bola matanya perlahan menutup, diikuti deru nafas yang teratur.

***

Raka berkali-kali memejamkan paksa matanya, menutup telinganya dengan bantal, beberapa detik membuat Raka tak tahan dengan suara dengkuran teman-temannya, ia mengambil selimut dan bantal keluar kamar, ia melihat televisi yang masih menyala, Raka segera mematikan, dan menyimpan bantalnya di atas Sofa
Baru saja ia merebahkan tubuhnya disana, rasa ingin buang air kecilnya tiba-tiba datang begitu saja.

Langkahnya terhenti setelah keluar dari kamar mandi, ia melihat Kasih yang tengah tertidur sambil memegang segelas air.

Ia menghampiri Kasih mengambil gelas yang di genggamnya, begitupun suara gemuru guntur yang amat keras membuatnya kaget.

"bakal hujan lebat nih," ujar Raka keluar, melihat di jendela kaca dekat pintu.

Angin yang kencang, dan hujan yang mulai turun sedikit demi sedikit.

Raka menyilangkan tangannya, mengusap-usap lengannya.

"gue aja dingin, gimana Kasih?" ucap Raka, meraih selimut yang di bawah tadi, memasangkan di tubuh Kasih, membuat Kasih menggoyangkan pelan kepalanya.

Raka ikut duduk di sampingnya menatap wajah Kasih dengan jarak dekat.

"Cantik," 1 kata yang keluar dari mulut Raka membuatnya tersenyum kecil.

Kasih merasakan sejak tadi ada yang menatapnya, ia membuka matanya perlahan, tepat melihat Raka dihadapannya, membuat Raka salah tingkah.

Kasih segera membangunkan kepala.

"Ngapain lo disini?" tanya Kasih.

"hah? Ta--tadi gue dari toilet mau minum," ucapnya sembari memegang gelas yang tadi di pegang Kasih.

"ya udah, gue mau tidur," lanjut Raka meninggalkan Kasih.

Kasih segera memegang selimut yang hampir terjatuh dari tubuhnya.

"ehh ini punya siapa, perasaan tadi gue gak bawa ini," Gumam Kasih.

Mendengar suara jendela yang tak tertutup rapat, hingga membuatnya tertiup angin kencang, Kasih beranjak dari duduknya menutup kembali jendelanya.

Ia segera masuk ke dalam kamarnya mulai merapikan pakaian kotornya ke dalam kantong kresek lalu di masukkan ke dalam tas. Terdengar jelas suara hujan lebat dari atap rumah.

"lo udah bangun Kas?" sahut Wulan mulai mengucak-ngucak kedua matanya.

"iya udah," balas Kasih menoleh ke arah Wulan lalu mendekatinya.

"ehh ini hujan ya?"

"iya."

"gue mau keluar dong di teras."

"boleh," mereka berdua berjalan meninggalkan kamar, menuju teras, karena emang udah pagi, sekitar jam 05.40. Langit sudah mulai terang.

Sesekali kasih mengulurkan tangan, ia memejamkan kedua matanya merasakan setiap butiran air yang turun dari langit.

A New Piece Of HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang