HAPPY READING
Aku berada di kampus sejak jam 9 dan aku langsung menuju perpustakaan dan aku menunggu teman kelompokku di perpustakaan yang masih sepi.
Aku memperhatikan penampilanku dan aku cukup puas dengannya. Aku menggunakan blouse floral berwarna putih dan rok pendek berwarna senada, serta flat shoes berwarna baby blue dan makeup natural ala wanita korea.
Aku mengambil ponselku dan mengambil sebuah selfie. Aku melihat Dicky dari kamera ponselku. Ku taruh ponselku dan ku lambaikan tanganku memanggilnya.
"Baru kau yang datang?" tanya Dicky.
"Iya" jawabku singkat. Dicky mengambil tempat di depanku, dia menaruh tas hitamnya di kursi yang berada di sampingnya dan dia pun mengecek ponselnya.
Tak lama Lisa, Fena dan Reza datang. Lisa duduk di sampingku sedangkan Reza duduk di depan Lisa setelah Lisa mendorong Reza agar ia tidak duduk di sampingku, aku tertawa melihat tingkah mereka. Aku cukup akrab dengan mereka karena sudah beberapa kali kami sekelas.
Kami mulai berdiskusi tentang kelompok kami, kami disuruh untuk membuat media pembelajaran manipulatif dan kelompok kami mendapat tema permainan tradisional.
"Bagaimana kalau congklak?" saran Lisa.
"Congklak bagus juga" responku. Dicky dan yang lainnya agak tak puas dengan ide Lisa.
"Barbie kertas" kata Reza dan tertawa terbahak.
"Hahahha yang kalau terlalu sering berganti baju kepalanya putus" lanjut Reza, kami berdua tertawa keras sedangkan Lisa hanya tertawa kecil kemudian menyuruh kami untuk tidak ribut. Fena hanya tersenyum canggung merespon perkataan Reza dan Dicky diam tidak menanggapi.
"Bagaimana kalau karambol? Kita ganti nomor nomor yang ada di pin karambol dengan soal matematika" aku dan yang lain setuju dengan ide Dicky.
"Bagaimana kalau setiap sisi dari meja karambol tersebut kita taruh jawabannya? Jadi pemain harus mencocokkan soal yang ada di pin dengan jawaban yang ada di bendera dan memasukkan di lobang pin yang sesuai?" saranku.
"Boleh" respon Dicky dan yang lain mengangguk setuju.
"Jadi siapa ketua kelompok kita?" tanya Dicky dan kami semua menunjuk kearah Dicky. Pilihan mutlak.
"Jangan aku lah, Airin saja" kata Dicky.
"NOOO, Aku bendahara" kataku sambil tersenyum.
"Serius? Jadi kau yang akan pergi membeli bahan-bahannya?" tanya Dicky lagi.
"Eeem baiklah" ucapku.
Setelah itu kami berdiskusi mengenai bahan dan alat yang akan kami gunakan, Lisa mencatat semuanya di buku catatannya dan aku juga mencatat di ponselku.
Selain itu kami juga berdiskusi mengenai dimana kita akan membuat media pembelajaran kita, pembagian tugas masing-masing, hari-hari apa saja kita mengerjakannya dan banyak lagi.
Kurang lebih 2 jam-an kami berdiskusi dan hasil diskusi kami yaitu kita akan mengerjakan tugas kami itu dirumah Fena karena rumah Fena yang terdekat dengan kampus, kita membuat media pembelajaran kita setiap pulang kuliah sekitar jam 4.30 yang untung saja kami berlima tak ada kelas di jam segitu dan aku harus membeli bahan secepatnya bersama siapa saja yang bisa.
Setelah mencatat semuanya di ponselku, aku berpamitan dengan mereka yang masih ingin tinggal di perpustakaan. Aku keluar dari perpus dan melihat Rara melintas.
"RARA!" panggilku, Rara memoleh dan aku berjalan menghampirinya "Kamu ada kelas hari ini?" tanyaku.
"Iya" jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The CEO Wants Me ✅
Lãng mạn❗FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA❗ | BOOK 1 : TCWM SERIES | (Tersedia Versi Ebook) Airin Pricilla menjalani hari-harinya dengan sangat teratur. Merencanakan setiap kegiatan yang ingin ia lakukan dan semuanya berjalan dengan mulus. Hingga ia bertemu denga...