TCWM | 16

16.1K 503 1
                                    

HAPPY READING

Hari Jumat adalah hari dimana seminar proposal dan ujian akhir sering diadakan dan entah mengapa dosen kami memindahkan jadwal kuliahnya di hari jumat. Hufft. Padahal di hari jumat seharusnya kami hanya rebahan diatas tempat tidur. Tolongg.

Aku telah berada di kampus sedari tadi. Aku menunggu teman-temanku yang lain di depan jurusan. Aku melihat beberapa senior-senior yang akan seminar proposal dan ujian akhir hari ini, mereka pasti sangat gugup, aku bisa dengan jelas melihat dari raut wajah mereka.

Aku melihat sosok yang cukup familiar buatku. Kak Adrian. Dia berjalan dengan tas merahnya yang bertengger di bahu sebelah kirinya, he looks so cool with that red bag.

Dia menoleh kearahku. Aku mengalihkan pandanganku ke ponsel ku, berpura pura tak melihatnya. Aku mencuri-curi pandang kearahnya, dan dia berhenti karena ajakkan seseorang untuk berfoto bersama. Aku bernafas lega.

Dari kejauhan aku melihat Rara, aku bangkit dari tempatku duduk dan menghampirinya. Aku menariknya cepat untuk memasuki lift.

Disaat kami memasuki lift, Kak Adrian berjalan kearah lift. Aku memencet tombol lantai 4 berkali-kali dan thanks god! Pintu lift tertutup sebelum Kak Adrian mencapai pintu lift.

"Itu tadi Kak Adrian kan?" tanya Rara. Aku mengangguk kecil.

"Setelah sekian lama tak melihatnya, dia bertambah ganteng yah" aku menoleh kearah Rara. Dia tersenyum lebar. Aku mengerutkan keningku bingung.

"Jangan bilang kamu suka dengan Adrian?" tanyaku. Rara menatapku, "Hey Airin apakah kamu lupa? Waktu semester 1 kita bertiga suka sama dia. Tapi dia memilih-"

"Aaaa sudah, gak usah bahas masa lalu!" kataku memotong perkataan Rara. Dia menatapku geli.

"Iya iya yang sekarang sudah punya Mr. Perfect" aku menyenggol lengan Rara cukup kencang. Dia tertawa kecil.

Lift terbuka di lantai 4. Kami berjalan beriringan kearah kelas kami. Masih sepi. Pantas saja, hari ini hanya ada satu mata kelas, hanya mata kuliah ini. Tuhan tolong. Aku masih ingin tidur.

"Ra kamu sudah memberitahu Kak Melly kan kalau kuliah matematika ekonomi di pindahkan hari ini?" tanyaku kepada Rara, dia menoleh kearahku dengan cepat setelah pertanyaanku berakhir.

"OH MY GOD AKU LUPA!" aku terkejut karena teriakan Rara, dengan gerakan cepat Rara mengambil ponselnya dan menghubungi Kak Melly.

Aku melihat raut wajah Rara yang panik dan juga merasa bersalah, setelah itu raut wajahnya berubah tenang dan diapun menutup telefonnya.

"Kak melly udah tau" kata Rara sambil menatapku.

"Siapa yang beri tau?" tanyaku.

"Ketua tingkat" kami berdua bernafas lega, untung saja ketua tingkat kami pada matakuliah ini sangat rajin memberitahukan info info.

'Jika kelas sudah hampir dimulai maka mahasiswa dan mahasiswi baru datang' nilai kebenaran dari kedua kalimat tersebut benar adanya. 10 menit lagi kelas akan dimulai dan teman teman kelasku baru datang semuanya, termasuk Tirah. Dia datang dengan wajah berseri, aku menatapnya heran. Ada yang tidak beres dengan anak ini.

Tirah terus tersenyum, benar benar terus tersenyum. Aku menatapnya penuh curiga, mataku bertatapan dengan mata rara, kami saling mengkode lewat tatapan.

"Zayn" ucapku dan Rara bersamaan.

"Apaan bukan Zayn lah!" kata Tirah menyangkal.

"Kalau bukan Zayn siapa lagi" kataku kemudian mengecek notifikasi ponselku.

The CEO Wants Me ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang