HAPPY READING
"Ms Airin, apakah jawaban aku sudah benar?" tanya salah satu muridku di kelas 8A. Aku memperhatikan jawabannya kemudian mengangguk dan tersenyum.
"Ini sudah benar" kataku. Siswi tersebut tersenyum senang.
"Lanjutkan nomor berikutnya yah" kataku lagi. Siswi tadi mengangguk kemudian kembali ke bangkunya dengan senyuman lebar.
Beberapa siswa kemudian berganti-gantian memperlihatkan ku jawaban mereka. Dan aku dengan senang hati memeriksa jawaban mereka, jika sudah benar aku menyuruh mereka untuk mengerjakan soal berikutnya sedangkan yang jawabannya masih kurang tepat aku menuntun mereka sampai mereka menemukan jawaban yang tepat.
Tak terasa 2 jam pelajaran telah berlalu. Aku berjalan menuju ruang guru seorang diri. Setelah sampai di ruang guru, aku menaruh barang bawaan ku kemudian membuat teh hangat di dapur ruang guru.
"Ms Airin, apa kabar?" sapa seorang guru. Aku tersenyum, "Baik Sir. Bagaimana dengan anda?" tanyaku basa-basi, dia tersenyum "Baik" jawabnya kemudian aku permisi untuk kembali ke kursiku. Dia mempersilahkanku dan aku pun berjalan menuju kursiku.
Aku membuka laptopku dan ku susun kegiatan pembelajaran untuk besok dan aku mulai menyicil untuk mengerjakan soal ujian akhir untuk muridku sambil sesekali mengesap teh hangat yang buat tadi.
Hari ini Mrs. Ramona tidak datang ke sekolah, karena suaminya sedang sakit. Aku turut sedih dan berniat untuk menjenguknya tetapi Mrs. Ramona melarangku dan dia hanya menyuruhku untuk fokus pada tugas kuliahku dengan terpaksa aku menurutinya.
Gosip-gosip tentang aku dan Rara masih terdengar hingga sekarang tetapi sudah mulai mereda, tidak seperti kemarin-kemarin yang menjadi topik pembicaraan yang panas.
Ponselku bergetar dan ku lihat sebuah pesan dari Rara yang mengajakku untuk makan siang di cafetaria. Aku mematikan laptopku dan ku panggil Dewi yang sedang memeriksa pekerjaan siswanya.
"Dewi, makan siang yuk" ajakku kepada Dewi. Dewi mengangguk kemudian merapikan kertas jawaban siswanya dan kami pun berjalan menuju cafetaria. Di cafetaria sangat ramai, karena saat ini adalah jam makan siang. Dan kami pun langsung menuju ke tempat khusus guru dan karyawan. Kami bertemu Rara di depan cafetaria tadi sehingga kami berjalan bersama menuju tempat tersebut.
"Iya kalian tau gak, Airin bahkan menyerahkan tubuhnya kepada Christian"
"Masa sih"
"Mm demi mendapatkan apa yang dia inginkan"
"Wah aku tak menyangka dia wanita seperti itu"
"Jangan tertipu dengan penampilannya. Di belakang dia tak lebih dari..."
"Wanita murahan"
"Dan dengar-dengar yang menyuruhnya itu temannya sendiri si Rara itu"
Aku, Rara dan Dewi terdiam di depan tempat khusus guru dan karyawan. Aku mematung begitupun dengan Rara. Aku pikir gosip tersebut sudah berlalu, tetapi ini. Mereka malah menyebarkan sesuatu yang lebih parah.
Dewi berjalan menuju salah satu kursi yang ada di dekat orang-orang yang bergosip tersebut.
"Ck gila banget, waktu istirahat di pakai gosip. Enggak malu dengan murid-murid yang ada disini" kata Dewi menyinggung mereka. Salah satu dari mereka berbalik.
"Windi?" kata Dewi terkejut. Aku dan Rara menghampiri Dewi, Rara menatap Windi sangat terkejut dan juga marah.
"Aku tak menyangka kalau yang menyebar gosip murahan itu adalah kamu" kata Rara.
KAMU SEDANG MEMBACA
The CEO Wants Me ✅
Romansa❗FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA❗ | BOOK 1 : TCWM SERIES | (Tersedia Versi Ebook) Airin Pricilla menjalani hari-harinya dengan sangat teratur. Merencanakan setiap kegiatan yang ingin ia lakukan dan semuanya berjalan dengan mulus. Hingga ia bertemu denga...