Bab 12

247 22 0
                                    

Tyara menunjukan raut muka cemburu.

Dia bergumam, "Kenapa mereka selalu bareng, sih! Bisa-bisa gue kalah saing sama Freya."

"Wah, enak juga ya ke luar negeri." Timpal Tyara.

"Yang namanya liburan nggak ada yang nggak enak, Tyara. Lo juga enak bisa liburan ke Puncak," balas Rayden.

"Tapi lebih enak kalo liburannya sama lo, Rayden." Ucap Tyara.

Akibat ucapan Tyara tadi, dia ditertawakan teman-temannya. Wajah Tyara tampak merah dan dia buru-buru meralat ucapannya.

"Heh santuy dong. Jangan salah paham. Maksud gue, lebih enak kalo next time kita liburan bareng," bantahnya.

"Haha udah-udah. Jangan ledekin Tyara lagi. Makanannya udah nyampe nih. Tar dingin lho," kata Rayden.

Setelah makan, mereka ber-selfie ria dan memposting foto mereka di sosmed lalu pulang ke rumah masing-masing.

****
Sore harinya di rumah Davina.

"Ada yang mau rekomendasikan hotel bagus di sana? Nanti kalo udah fix, tinggal Om booking," kata Om Ben, Papa-nya Davina.

"Menurut Vina, mending kita nginep di hotel area Orchard Pa. Gimana?" Tanya Davina.

"Ah, Om baru ingat. Ada hotel bagus di Orchard, namanya Grand Park Orchard. Disana fasilitasnya bagus, tiap pagi dapat sarapan gratis, dan ada mushola-nya juga," timpal Om Adrian.

"Rayden setuju, Pa. Gimana yang lain?" Tanya Rayden.

Kami semua mengangguk dan sepakat dengan usul Om Adrian.

"Oke, sekarang masalah hotel udah selesai. Malam ini akan Om booking. Tinggal urusan makanan. Ada yang mau usul?" Tanya Om Ben.

"Kalo makanan sih gampang, Ben. Yang penting kita cari logo halal setempat kalo mau makan di restoran," saran Mama.

"Oke, semua udah fix ya. Lusa kita berangkat ke Singapura," ujar Ayah.

Yeay, kami teriak kesenangan. Akhirnya kami liburan juga. Dan malamnya, aku sudah bersiap untuk packing.

Aku menyimpan peralatan mandi dan handuk kecil di sebuah pouch untuk jaga-jaga (walau di hotel nanti disediakan handuk dan peralatan mandi juga). Begitu juga dengan skincare dan make-up aku letakkan di pouch yang berbeda.

Untuk menghemat kuota koper, aku menyimpan baju-baju di dalam plastik ber-zip. Satu kantong zip berisi outfit yang akan ku kenakan selama satu hari.

Kerudung dan kaos kaki aku letakan di kantong zipper yang berbeda.

Setelah semuanya siap, aku menutup koper besar milikku yang berwarna merah muda.

Besok, aku baru menyiapkan apa saja yang akan ku bawa di tas kecilku.

****
"Frey, udah sewa modem internet buat ke Singapura besok?" Tanya Rayden.

"Tenang aja, udah gue sewa untuk kita semua. Jadi masing-masing orang punya satu modem," jawabku.

"Alhamdulillah kalo gitu. Nanti biayanya gue sama Vina transfer ya. Eh mau ikut ke mini market? Gue sama Vina mau belanja jajan buat besok," ajak Rayden sambil menutup pintu gerbang rumahnya.

"Ikut dong. Mau beli snack juga, kan perjalanan dari Bogor ke Jakarta lumayan jauh, sekalian nyari snack buat ngemil di pesawat nanti."

Setelah ijin ke Ayah, aku dan Rayden pergi ke rumah Davina. Di sana, ia sudah siap dengan mobilnya.

****
Setelah sholat subuh, kami mengecek koper dan keperluan yang akan kami bawa ke Singapura selama dua minggu.

Hari ini aku mengenakan tunik polos warna brick dengan gambar bunga matahari kecil di samping kiri lalu ku padukan dengan rok plisket putih dan hijab berbahan voal dengan warna yang senada.

"Mama, Freya ayo keluar. Elf sewaan kita sudah datang," kata Ayah setengah teriak.

Bersambung...

Freya's Sincere Love - [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang