Bab 33

225 18 0
                                    

Pagi ini aku berada di rumah Rayden untuk mengajari Tante Amanda memasak.

"Semalem lo nginep di rumah Vina?" Tanya Rayden mengawali percakapan.

"Iya. Ayah sama Mama di luar kota. Habis dari sini baru gue pulang ke rumah gue. Kasian mbak Rosy sendirian di rumah," kataku menjelaskan.

"Hai, Freya. Hari ini mau ajarin Tante masak apa?" Tanya Tante Amanda.

"Masakan Minang, namanya Itik Lado Ijo. Gampang kok, Tante. Nanti Freya jelasin sampai Tante paham," ucapku.

"Wow, Ray. Mama baru tahu Freya bisa masak masakan Minang. Freya memang calon mantu idaman," kata Tante Amanda sambil mengedipkan sebelah matanya.

Aku menunduk malu. Rayden yang melihatku begitu, seketika mengalihkan perhatian.

"Karena masak memasak ini urusan cewek, Ray ke depan dulu ya Ma," ujarnya meninggalkan ruangan.

🌾🌾🌾

"Wah, Freya nggak nyangka Tante cepet banget bisa," pujiku sambil meletakkan masakan kami ke meja makan.

"Ah, nggak kok," balas Tante Amanda tersipu. "Makasih banyak ya Frey, udah ajarin Tante masak. Minggu depan ajarin Tante lagi ya?" Pintanya.

"Oke, Tan," balasku.

"Papa, Rayden! Masakannya udah siap," panggil Tante Amanda.

"Wah, kelihatannya enak nih," puji Om Adrian.

"Iya dong, Om. Kan Tante Amanda yang masak," pujiku pada Tante Amanda.

"Ish, Tante cuma bantu sedikit. Freya nih pinter banget," katanya.

"Ray penasaran nih. Makan yuk," kata Rayden.

Terima kasih ya Allah, aku bahagia melihat Ray dan kedua orangtuanya menyukai masakanku.

Aku jadi membayangkan, kalau aku jadi istri Rayden, tiap pagi aku akan  memasakkan menu kesukaannya dan keluarga ini.

Ish, Freeey! Udahan halunya.

"Enak banget, Frey! Lo kok bisa masak seenak ini sih," puji Rayden.

"Eits, Tante Amanda juga berkontribusi atas masakan ini lho," tukasku.

"Papa bangga sama Mama yang selalu berusaha supaya bisa masak. Frey, tiap weekend ajarin Tantemu masak terus ya," pinta Om Adrian.

"Ashiap Om," balasku yang langsung disambut gelak tawa seisi ruangan.

"Assalamu'alaikum..."

Terdengar suara seseorang dari luar. Om Adrian beranjak untuk membukakan pintu.

"Wa'alaikumussalam. Oh, kamu temannya Rayden ya? Ayo masuk," ajaknya.

Telingaku sepintas seperti mendengar kata 'temannya Rayden'. Jangan-jangan, ah nggak mungkin.

"Ray, ada temanmu nih. Ajak makan bareng, Nak," kata Om Adrian.

Sesosok perempuan tinggi semampai, rambut yang digelung, dan wajah yang familiar masuk ke ruang makan.

Deg.

Huft. Dia lagi, dia lagi.

"Oh, Tyara. Ayo makan bareng," ajak Rayden.

Tatapan mengejek itu kembali menghujam wajahku.

"Ini masakan apa Tante? Enak banget," katanya.

"Ini Itik Lado Ijo, Freya dan Tante yang masak," balas Tante Amanda.

"Oh. Oh iya, Tyara bawain Om, Tante, dan Rayden Silverqueen dessert box lho," ucap perempuan itu.

Wajahku tertunduk lesu melihat keakraban mereka, ku rasa lebih baik aku pulang saja.

Setelah membantu Tante Amanda menyuci peralatan makan, aku pun pamit pulang.

🌾🌾🌾

Davina's Point of View

"Vin, jangan lupa habis kamu review produk makeup di Instagram kamu, tulis juga artikel tentang hasil review kamu untuk majalah Papa edisi bulan depan ya!" Kata Papa menginterupsiku.

"Iya, Pa," kataku.

Sebelum aku mulai me-review kosmetik yang dikirim langsung oleh dua buah brand ternama, sebaiknya aku telepon Freya. Barangkali dia mau aku dandani.

Setelah beberapa menit menelepon Freya, kumatikan teleponku dan bersiap review beberapa produk di IGTV-ku.

Sayang sekali, sobiku itu tidak bisa ku dandani hari ini karena sore ini ia sibuk mengajar beberapa muridnya.

Baiklah, aku mulai.

"Assalamu'alaikum, girls! Hari ini aku,  Davina Winston akan mengajarkan kalian tutorial makeup untuk pergi kuliah."

"Oh iya hari ini aku dapat beberapa kiriman dari Shiseido dan Wet n Wild. Aku bakal review satu-satu ya."

"Nah girls, untuk primer dan powder foundation aku pakai dari Shiseido..."

Sementara di ruang tamu, telah terjadi percakapan yang cukup dalam antara Mama, Papa, dan Raihan.

Ya, tanpa kusadari ternyata Raihan sudah cukup lama berada di rumahku saat aku tengah asyik me-review beberapa brand kosmetik.

"Nak Raihan yakin mau melamar Vina? Nak Raihan sendiri tahu kan, Vina itu seperti apa? Ceroboh, childish, terkadang mau menang sendiri," ucap Mama.

"Iya, saya yakin Om, Tante. Saya tidak masalah dengan kekurangan yang ada pada diri Davina. Karena bagi saya, hanya dialah yang bisa melengkapi saya. Mohon ijinkan saya untuk melamar Davina," pinta Raihan.

Mama dan Papa tersenyum lebar.

"Baiklah, kalau itu pendapat Nak Raihan. Kami merestui. Biar saya panggil Vina dulu," kata Papa.

Terlihat raut wajah lega yang terpancar dari wajah Raihan.

"Vinaa! Ke sini, Nak! Ada Raihan!" Teriak Papa.

Mendengar nama Raihan, aku langsung meluncur.

"Ada yang ingin Papa sampaikan. Apa Vina menerima jika Raihan ingin melamar Vina?"

Ucapan Papa membuatku tercekat dan diam mematung.

Bersambung...

Freya's Sincere Love - [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang