Prolog

1.5K 52 0
                                    

"Triiiiiiing..." Alarm ponselku berdering. Dengan menahan kantuk aku melihat ponselku. Wah, sudah pukul empat. Akupun berdiri lalu menuju kamar mandi untuk wudhu. Sudah saatnya sholat subuh.

Selesai sholat, aku mengambil mushaf dan mulai membaca Al Qur'an. Tak terasa waktu menunjukkan pukul 05.30. Aku pun bersiap membantu mama menyiapkan sarapan sekaligus bersiap berangkat ke kampus.

Dua jam kemudian...

"Freey, ditunggu Rayden sama Davina di depan. Katanya mau berangkat kuliah bareng," kata Mama Freya.

"Iya ma, ini mau ambil tas," balasku.

Akupun segera bergegas menemui mereka di depan. Kulihat Rayden duduk di ruang tamu.

"Freya berangkat ya ma. Oiya, Ayah berangkat duluan ya?" Ucapku.

"Iya, Ayahmu ada meeting penting di kantor. Makanya duluan. Kalian hati-hati di jalan ya," ujar Mama.

"Iya," ujarku dan Rayden bersamaan.

"Yuk Frey, Vina udah nunggu di mobil." Kata Rayden.

Akupun mengangguk. Kami menuju mobil bersama-sama. Aku segera masuk ke kursi belakang mobil dan duduk dengan Davina.

Sesampainya di kampus, kami menuju ruang kelas masing-masing. Di jam istirahat, kami berkumpul di kantin.

"Bang, tekwan satu sama es teh satu," kata Rayden.

"Saya juga bang, sama pesenannya. Tekwan satu sama es teh juga. Kamu pesen apa Frey?" Ujar Davina menimpali.

"Eh, saya pesan air mineral aja satu bang. Makasih," kataku. Hari ini aku sengaja bawa bekal dari rumah, karena aku cukup perhatian soal makanan. Aku tidak biasa jajan sembarangan.

"Ciye, Freya diet niiih. Ngapain diet sih Frey, kamu kan udah kurus," goda Rayden.

"Apa sih Ray, siapa yang diet coba. Weeek," balasku sambil menjulurkan lidah.

"Udah sih Frey, ngaku aja," canda Rayden.

"Ih, kalo gue gak inget lo itu bukan mahram gue, udah gue jitak pala lo." Ujarku cemberut.

"Hihi maaf Frey, jangan cemberut dong. Tar gendut lho," kata Rayden usil.

"Hadeh, dari dulu sampe sekarang kalian nggak berubah ya. Hobinya ribut mulu." Protes Devina.

"Rayden duluan nih Vin, usil mulu," jawabku.

"Hehe sorry Vin, abisnya seru tau kalo ngusilin Freya" balas Rayden.

Begitulah tingkah kami. Bahkan setelah makanan dan minuman kami datang, kami terus ribut dan bertengkar masalah sepele.

Kami sudah bersahabat sejak kecil, dan kami terbiasa dengan adanya keributan-keributan kecil diantara kami. Justru aneh jika tidak ada yang memulai berbuat usil terlebih dahulu.

Tapi entah mengapa, perasaanku kepada Rayden perlahan mulai berubah. Dari rasa sayang 'seorang adik ke kakak', menjadi perasaan cinta.

Bersambung...

____________

Assalamu'alaikum, gais. Please read my another story. Judulnya "I'm Not a Perfect Mother". Tengs~

 Tengs~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Freya's Sincere Love - [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang