setelah satu minggu sejak kejadian di taman nyatanya tidak ada yang berubah dengan Naruto dan juga Sasuke, atau mungkin mereka justru semakin menjauh? entahlah tapi satu hal yang Naruto tau Sasuke tengah sibuk dengan olimpiadenya dan kebetulan sekali yang terpilih di sekolahnya hanya ada dua orang, siapa lagi kalau bukan Sasuke dan Naruko.
Selain terkenal karena visualnya Sasuke dan Naruko juga terkenal karena kepintarannya.
xxxxxxx
Kurama, Naruto, Gaara mereka sedang berada dalam ruangan kerja Naruto sekarang, jika dilihat dari wajahnya sudah pasti apa yang sedang mereka bicarakan adalah hal yang penting.
Brak!
"Sialan kau Kurama, kau mengagetkan ku" Kurama menatap tajam ke arah Gaara
"Kau tadi memanggilku apa panda?!" Gaara panik
"A-a maksud ku i-ini itu...."
"Apa?apa?!"
"Ck, bisakah kalian berhenti" keadaan kembali berkat Naruto.
"Hmmm, Naruto bagaimana jika kita membeli perusahannya saja ?"
"Kau gila, bukan seperti itu rencananya,kau tau arti dari menghancurkan? ingat mengahncurkan bukan membantu"
"Yak! begini maksudku kita beli dengan harga murah, dan pastinya itu sangat mudah, pasti tidak akan ada yang mau membeli perusahaan yang sudah bangkrut seperti itu bagaimana?"
"oke anggap aja itu seperti emmm pesangon?" lanjutnya
"Wah ide mu boleh juga panda merah" Gaara melirik kesal ke arah Kurama
"Tapi..." Kurama dan Gaara mengalihkan perhatiaanya kepada Naruto.
"bukankah jika ingin menghancurkannya tidak perlu memberikannya pesangon? bukankah akan lebih menyenangkan kalau mereka akan terlilit hutang dan kususahan dalam membayarnya lalu mereka akan memohon-mohon kepada kita agar kita mau membantu mereka" Naruto menyeringai keji, sementara Kurama dan Gaara memandang Naruto horor.
'Sial Naruto terlihat sangat menakutkan'
xxxxxxx
"Minato bagaimana ini, simpanan kita makin menipis "
"Hah aku juga sedang berfikir Kushi, aku sudah mencoba meminta bantuan tapi nyatanya tidak ada yang mau"
Hening, Kushina dan Minato sibuk dengan pemikirannya sendiri, bahkan sampai tidak sadar bahwa ada orang mendekat.
"Aku akan bekerja" Kushina dan Minato tersentak fan mengalihkan oendangan meteka ke arah Kyuubi.
"Kyu, kau tidak harus bekerja, biarlah Tousan saja yang bekerja okeh"
"Tidak, aku tau kalian akan kerepotan, dan Tousan aku sarankan kalian menjual rumah ini, bukankah itu lebih baik, kita bisa tinggal di rumah yang lebih kecil"
"APA!TIDAK!" Naruko berjalan mendekat
"Pokoknya Ruko tidak mau!" baru saja Kyuubi ingin bicara tapi Naruko sudah lebih dulu masuk ke kamarnya.
"Kaasan setuju dengan Naruko, Kyu jika kau ingin bekerja maka bekerjalah, yang terprnting jangan jual rumah ini" Kushina bangkit dan pergi.
"Tousan"
"Ya Kyu Tousan tau, ini memang agak menyusahkan, tapi Kyu Tousan mohon bantuannya ya, maaf bila Kaasan mu itu egois" Minato menepuk bahu Kyuubi sebelum berlalu pergi
Tanpa berkata lagi Kyuubi pergi, untuk mencari pekerjaan terntunya.
Hari sudah hampir malam, tapi Kyuubi tetap belum mendapat pekerjaan. Sekarang Kyuubi sedang duduk di sebuah taman sambil memandang matahari yang mulai menghilang, sudah berkali-kali Kyuubi menghela napas, entahlah dia masih belum menyangka bahwa hidupnya akan seperti ini, rasanya masih berharap semoga ini hanya mimpi belaka, tapi kenyataan itu bukanlah mimpi, dan Kyuubi akhir-akhir ini merasa sangat tidak nyaman berada di rumah, karena pasti akan ada pertengkaran antara Tousan dan Kaasannya.
"Huft, apa yang harus aku lakukan, aku harus kemana"
Tanpa sadar ternyata ada orang melihatnya sedari tadi sambil tersenyum remeh
'Kalian pantas mendapatkannya'
"Hei, bagaimana jika kita menonton saja, pasti seru"
"Ya baiklah!"
"Ayo nonton horor"
"Yak,kau gila Sai, aku tidak mau!"
Ya sekarang ini Kiba, Sai, Neji, dan Shikamaru sedang dirumah Naruto lebih tepatnya mereka akan menginap di rumah Naruto, sedang si tuan rumah sedari tadi hanya menonton mereka yang sibuk berdebat.
"Dasar kau penakut Kiba" Kiba merengut mendengarnya.
"Aku bukan penakut mayat berjalan!"
"Kalau begitu cobalah untuk menonton ini"
"Aish baiklaj, baiklah aku akan membuktikan bahwa aku lelaki sejati" Naruto hanya tersenyum geli melihatnya, ah sudah lama Naruto tidak merasakan perasaan seperti ini, bahkan selama di Jerman pun tidak.
"Hei, aku akan keluar sebentar membeli cemilan, dan ingat jangan menonton sebelum aku kembali."
"Eh?okeh Naru"
"Naru ingun aku temani?"
"Ah tidak udah Shika aku bisa sendiri"
"Tapi ini hampir gelap Naru, kau tidak lihat matahari sudah mulai menghilang" Naruto memberikan senyum terbaiknya kepada Shikamaru, bahkan Shikamaru pun sampai tertegun karena melihat senyum Naruto.
'Manis'
"Shika?'
"Eh?ah anu baiklah jika itu mau mu, berhati-hatilah Naru"
"oke"
Naruto baru saja keluar dari minimarket, Naruto berjalan sambil mengecek belanjaannya memastikan bahwa tidak ada yang terlupakan. Naruto berjalan melewati sebuah taman, dan Naruto berhenti setelah melihat sesuatu yang menarik.
Naruto terus memperhatikannya, dari jarak ini tentu dapat mendengar apa yang sedang di bicarakannya.
Naruto tersenyum remeh sambil memandangnya.
'Kalian pantas mendapatkannya Kyu, kalian harus merasakan sakitnya'
TBC DULU YA( ˘ ³˘)❤
Hi guys aku cuma mau bilang,
Huweee ╥﹏╥ yang vote sedikit🙁, vote dong biar akunya makin semangat buat nulis ini cerita sampe tamat, yang baca banyak tapi yang vote sedikit kan gak like aku tuh👻
Oh ya semoga semuanyas sehat selalu ya, aminn(⌒.−)=★
KAMU SEDANG MEMBACA
retaliation and regret
Fanfiction"Apa salahku pada kalian? Jika kalian memang tidak mengginginkan ku lalu untuk apa aku dilahirkan? Untuk disakiti? atau untuk mati secara perlahan?" - Naruto "Maaf karena aku telah egois, maaf karena telah menyakiti mu, ku mohon kembalilah " - Sasuk...