Tiga Satu

2K 84 3
                                    

Diperjelanan Kanya hanya diam dan fokus memainkan ponsel sedangkan Angga hanya sibuk menyetir dan sesekali melirik ke arah Kanya

"Oh iya,kenapa Lo bisa nawarin gue gitu?kan nggak mungkin Lo nawarin orang asing yang belum tau asal usulnya"ucap Kanya menatap Angga dengan curiga

Angga hanya terkeke melihat ekspresi Kanya

"Bener,Lo pintar"ucap Angga

"Siapa yang suruh Lo?"ucap Kanya kembali

Namun Angga hanya tersenyum tak menjawab dan membuat Kanya semakin menatapnya curiga namun baru saja dirinya ingin berbicara

Mobil Angga tiba tiba berhenti

Kanya menoleh ternyata rumahnya sudah sampai,Kanya menoleh ke arah Angga kembali

"Makasih udah anterin gue,oh iya mending Lo ngak usah ingat kalau gue pernah nebeng ke Lo"

Setelah mengatakan itu Kanya langsung pergi meninggalkan Angga yang masih dalam mobilnya tersenyum misterius

"Kayaknya gue bakalan selalu ketemu Lo deh"

****

"Kanya kamu baru pulang"

Kanya yang hampir saja menaiki tangga terkejut tak melihat Omanya yang ada didekat sofa dengan penjaga omanya itu

"Oma kenapa ada disini?kan hawanya dingin banyak angin Oka"ucap Kanya yang kini sudah berlutut didepan kursi roda milik omanya

"Oma bosan dikamar terus,Oma mau sekali kali keluar dari kamar"

Kanya tersenyum lalu menyuruh penjaga omanya itu pergi

"Yaudah biar Kanya yang bawa Oma jalan jalan sekitar teras,bentar doang ya Oma"ucap Kanya membuat Omanya tersenyum senang

Kanya pun mendorong kursi roda omanya menuju ke pekarangan rumah diluar,hembusan angin sore membuat hawa semakin sejuk

"Oma?"

Oma Kanya tersenyum hangat lalu menoleh ke arah cucunya itu

"Kamu kenapa?"

Kanya menghembuskan nafasnya pelan lalu duduk di lantai teras rumahnya membiarkan kursi roda omanya berada dihadapannya

"Kanya sedih oma"

"Sedih kenapa?"ucap omanya menatap Kanya yang hanya menatap ke bawah dengan bahu yang bergetar

Omanya terkejut sepertinya Kanya sedang menangis

"Siapa yang nyakitin hati cucu Oma?"ucap Oma Kanya

"Kanya cuma kangen sama sahabat Kanya di Jakarta Oma"

Oma yang mendengar itu hanya menghembuskan nafasnya lagian dipikirannya ini teman Kanya cewek namun lain dengan kenyataan nya Kanya kini merindukan Elang

"Kanya rindu banget sama dia"

"Gimana kalau kita kejakarta besok?"

"Percuma Oma,dia udah nggak di Jakarta dia menghilang disaat mau kelulusan,Kanya sedih banget kepikiran terus sama temen Kanya itu"

Oma Kanya tersenyum tipis lalu mengulurkan tangannya memeluk Kanya yang kini sedang menangis

Sangking seriusnya cerita bahkan mereka tak menyadari jika Keyla dan Elang berdiri mendengar semua ucapan Kanya

"Kanya?kau kenapa sedih?kalau kau ingin ketemu sama teman kamu itu Aku bakalan bantu kamu sampai ketemu sama dia"

Kanya mendongak menatap Keyla yang kini duduk didekatnya lalu menatap Elang yang juga menatapnya dengan diam

Kanya kembali menoleh ke Keyla dan menghapus sisa air matanya

"Tidak usah kak,lagian aku juga tidak tau dimana posisinya sekarang"

"Tenang yah,aku pasti bakalan bantuin,kau tidak usah sedih seperti itu lagi"ucap Keyla dan dianguki oleh Kanya

Keyla tersenyum tipis lalu memeluk tubuh adiknya itu,Kanya mendongak ke Elang dalam pelukan Keyla dan pria itu masih menatapnya dengan diam

Kanya tersenyum tipis kearah Elang dan dibalas Elang dengan senyuman yang kikuknya ia merasa ada sesuatu di Elang,kenapa pria itu tersenyum seperti itu?beda sama tadi saat di toko buku dimana senyumannya itu tulus tidak kikuk seperti tadi

Jangan lupa vote ❤️

Btw ada yang bisa tebar Elang itu kenapa?Apa bener Elang itu hilang ingatan?atau dia bukan Elang?

Oke kali ini 30 Vote dan 10 koment aku lanjut yah:')makasih

Kalian pasti tau cara menghargai penulis?🥰

BrandalanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang