Mariska keluar dari mobil, Mama mengantar Mariska kesekolah pagi ini karena mama nggak sibuk.
"Bye Mama."
Mariska melambaikan tangannya. Lalu memasuki gerbang sekolah dan berjalan ke arah kelasnya.
Tapi ketika kakinya menginjak kelas, suasana senyap, aneh deh biasanya juga hiruk pikuk kalau guru belum datang.
Terlihat seisi kelas bergumul dengan buku mereka, ada lagi yang sok sibuk coret-coret sambil menekan kalkulator.
"Aneh deh, tumben mereka pada sibuk belajar, ada ulangan?"
Mariska duduk di bangku di sebelah Nana sahabat baiknya dari SD.
"Ada, emang elo nggak tahu ya?"
"Enggak, gue nggak tahu."
Nana menatap sahabatnya dengan tampang polos.
"Ah...masa elo nggak tahu, Pak Ardian itu manusia apa? matanya tuh, kalau lagi ngadain ulangan, melotot lebar-lebar, trus kita bakal susah nyontek deh, tapi seriusan deh, elo beneran nggak tahu?" tanya Nana lagi.
Mariska menyimpan tasnya dalam laci, lalu menatap Nana dengan tatapan serius.
"Gue nggak tahu, elo bercanda kan?"
Mariska belum percaya."Sumpah gue nggak bercanda."
Nana mengangkat kedua jarinya. Mariska diam, dia seperti sedang mengingat sesuatu.
"Ulangan yang bagian mana?"
Mariska masih cuek.
"Bilang aja elo nggak belajar kan? Jadi berlagak nggak tahu, nih Aljabar!"
Nana menunjukkan materi yang mungkin akan muncul pada ulangan matematika kali ini.
Tapi Mariska masih nggak percaya. Mariska malah bengong, dia tidak bisa mengingat apa pun.
Pak gurunya yang manis banget itu, Minggu lalu mengultimatum akan mengadakan ulangan hari ini
"Mampus gue." desis Mariska.
Gadis itu membuka buku agendanya dan melihat tanggal dan hari yang sudah di tandai dengan stabilo gede-gede tertulis ulangan matematika Aljabar.
Mariska bahkan tidak membuka buku matematikanya sama sekali.
Semalam suntuk Mariska malah chating dengan sahabat dunia mayanya.
Nggak tahu kenapa. Meski hanya chat online Mariska seperti sudah mengenal sahabat dunia mayanya itu bertahun-tahun.
Mariska jadi panik, kali ini Nana yang bingung. Mariska gradak gruduk membuka buku matematikanya.
Melihat angka dan rumus tiba-tiba kepala Mariska pusing, dan siap mau pecah.
Nana memperhatikan sahabatnya yang sebelumnya nggak pernah sepanik ini jika mau ulangan.
"Kenapa sih elo?"
Nana jadi risih dengan gelagat Mariska yang sok panik kayak orang kehilangan duit semilyar.
Mariska menaatap Nana dengan aneh sambil bingung berpikir. Pak Ardian itu terkenal killer, disiplin dan perfeksionis. Jadi nggak mungkin banget kalau tiba-tiba dia membatalkan ulangan.
"Mariska, kenapa elo melototin gue?"
Nana sebal Mariska menatapnya tajam.
"Gue bingung, gue bisa ngerjain nggak ulangan hari ini?" Mariska cemas.
"Yah...Mariska padahal gue mau nyontek elo nih." Nana mengeluh.
"Kapok, rasain. Sekali-kali dong usaha sendiri." semprot Mariska.
KAMU SEDANG MEMBACA
Royal Teacher
RomanceJatuh cinta dengan seorang guru? kisah seperti itu sangatlah biasa di alami siswi di sekolah, tapi apa jadinya kalau guru itu seorang darah biru alias ningrat? Mariska Maharani Sukma mabuk kepayang pada guru matematika temporer di sekolahnya. Guru...