Sampai di rumah Mariska mencoba memahami isi buku yang di lemparkan Tiara kepadanya.
Mariska juga akhirnya menyerah. Mariska memasukkan kakinya ke sandal jepit lalu berjalan menemui Mamanya yang cantik sedang merangkai bunga di beranda rumah.
"Mama, Mariska pengin curhat nih."
Kata Mariska, dia membawa bukunya."Boleh, kesini sayang, sambil nemanin Mama."
Mariska duduk dengan lesu. Mama menatap anaknya yang manyun.
"Kenapa sih anak Mama yang cantik ini?" Mama heran.
"Mama tahu kalau Mas Ardian itu ningrat?"
"Tahu." Mama menjawab cepat.
"Jadi seriusan dia seorang Pangeran?"
Mariska hampir menjerit karena belum percaya, dia pikir pangeran-pangeranan itu nggak ada di dunia nyata.
"Iya sayang, dia seorang putra mahkota, sang pewaris Kusuma Ningrat."
Mariska bengong melihat Mama tanpa berkedip. Hari gini masih ada gitu Raja, lengkap dengan pangeran-pangerannya?
Tiba-tiba Mariska membayangkan kalau tiba-tiba Ardian menjelma menjadi kodok, lalu berubah kembali menjadi seorang pangeran tampan.
"Sejak kapan Mama tahu dia seorang pangeran?"
"Udah lama, Papa kan pernah di percaya jadi pengawal Sultan dan Sultana ketika mengunjungi Thailand berjumpa Raja Thailand yang Mangkat waktu itu."
Mariska diam, dia bingung, ternyata cuma dia seorang yang nggak tahu apa-apa tentang Ardian.
"Itulah sebabnya Mama sama Papa mengizinkan kamu berkencan dengannya. Kalau kalian berjodoh, suatu saat kamu akan jadi Sultana yang baru."
Oooh...Pantesan Mama diam aja pas Ardian ngajakin nginap di puncak, Papa juga nggak protes pas tahu Mariska pacaran sama Ardian. Malvino bahkan nggak nyariin padahal Mariska ada di rumah Ardian dan tidur di rumahnya.
Orang tua dan kakak macam apa mereka ini membiarkan anak gadisnya klayapan.
Tapi sebetulnya mereka hanya percaya Ardian pria baik yang tidak akan merusak anak gadisnya.Tentu saja Ardian harus menjaga martabat keluarganya yang terhormat itu. Jadi dia nggak boleh membuat skandal yang membahayakan harga dirinya dan seluruh keluarganya.
"Kamu hanya perlu mempersiapkan diri untuk bertemu Sultan dan Sultana."
"Apa mereka orangnya kaku dan kolot?" tanya Mariska.
Mama hanya mengangkat bahunya karena ternyata Mamapun belum pernah bertemu mereka.
"Tapi kata Papa mereka sangat hangat dan baik."
"Apa mereka akan suka Mariska?"
Tiba-tiba Mariska nggak pede. Mariska memperhatikan dirinya sendiri yang sepertinya sangat kecil. Apa dia akan cocok membaur dengan keluarga ningrat itu?
"Tenang sayang, Mereka juga mengikuti zaman, jadi mereka pasti nggak seribet ningrat di masa lampau." kata Mama.
Mama yang cantik ini menyemangati anaknya yang tiba-tiba tidak bersemangat.
"Mbak Maris."
Jum datang tergopoh-gopoh menghampiri mereka. Mariska menatap Jum.
"Kenapa?"
"Ada tamu nyariin Mbak Maris." jawabnya.
"Siapa?"
"Belum pernah ke sini sih, tapi orangnya cantik Mbak, katanya teman sekolah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Royal Teacher
RomansaJatuh cinta dengan seorang guru? kisah seperti itu sangatlah biasa di alami siswi di sekolah, tapi apa jadinya kalau guru itu seorang darah biru alias ningrat? Mariska Maharani Sukma mabuk kepayang pada guru matematika temporer di sekolahnya. Guru...