Ardian menatap gerimis yang jatuh membasahi tanah. Ardian jadi gampang melamun sejak Mariska meninggalkannya.
Mariska sudah berangkat ke London dua tahun yang lalu dan belum pernah bertemu lagi. Karena kesibukannya Ardian belum sempat mengunjunginya. Sedangkan Mariska belum bisa kembali dalam waktu dekat ini.
Ardian tiba-tiba mencemaskannya. Apa dia baik-baik saja? Apa dia makan dengan benar? Apa dia merindukannya?
Ardian sudah tidak punya teman bicara lagi, Tiara sudah menikah. Malvino sudah menikahi sepupunya itu.
Betapa tidak, Ardian telah mempregoki cara berpacaran mereka yang tidak sehat. Tentu saja Ardian melihat Malvino memperlakukan sepupunya dengan sangat...
Ya Tuhan... Ardian ingat bagai mana dia membuat Tiara mengakui perbuat annya yang melanggar norma asusila.
Mula-mula Ardian melihat Tiara yang aneh ketika ia melihatnya masuk ke dalam rumah.
Kebetulan waktu itu Ardian sedang mengunjungi rumah tantenya. Sampai tengah malam berada di sana Tiara belum berada di rumah. Tapi ketika gadis itu tiba di rumah penampilannya sangatlah mengerikan.
Bukan seperti Tiara yang biasanya sangat cantik, rapi dan apik. Ardian telah sengaja menunggu Tiara kembali dalam kegelapan. Ardian selalu menatap ke jalan raya supaya tidak melewatkan apapun.
Ok, dia datang, Malvino mengantarnya pulang, Ardian sangat muak dengan Malvino yang menciumi Tiara sedemikian rupa sambil menggerayanginya.
Pakaian yang di pakaianya bahkan sudah kusut.
Aku bahkan tidak memperlakukan adikmu seperti itu di tepi jalan, sialan. Ardian mengumpat dalam hati.
Tiara mengendap-endap memasuki rumah, pelan-pelan nyaris tanpa suara, dia bahkan melepaskan sepatutnya supaya tidak berderap di lantai.
Tiara mengalami kesialan malam itu karena di sambut dengan jambakan pada rambutnya. Rambutnya seperti akan terlepas dari kepalanya.
Tiara tidak bisa menghindari kecuali menjerit.
"Ampun Mami, lepasin Tiara." teriaknya.
"Kamu dari mana?" suara Ardian menggema di dalam rumah yang gelap. Suara Ardian yang sedang murka
"Lepasin dong mas, sakit tahu."
Tiara meringis kesakitan sambil memegangi tangan Ardian supaya melanggarkan cengkeraman pada rambutnya.
"Duduk!" Ardian melemparkan Tiara kekursi dengan kasar.
Ardian menyalakan lampu. Tiara jadi yakin Ardian sedang tidak bercanda. Sisi monarkinya keluar seketika. Ardian melihat Tiara yang sangat berantakan.
"lihat! Buka bajumu sialan!"
Ardian menyibakkan rambut Tiara memeriksa sesuatu. Tiara berusaha melindungi lehernya dan menahan tangan Ardian yang hendak membuka baju Tiara.
Tapi tanpa melihat tubuh Tiarapun Ardian sudah bisa memastikan sisa-sisa ciuman bertebaran di leher Tiara apa lagi di bagian tubuh yang lain.
"Katakan padaku kamu dari mana Tiara?" suara Ardian menggelegar, Ardian serasa ingin mencekik lehernya.
"Aku cuma jalan-jalan doang." sahut Tiara.
"Aku tahu, apa yang kamu lakukan? di mana? sama siapa?"
Ardian berteriak lagi.Tiara gemetar ketakutan, Tiara seperti tidak melihat Ardian yang biasa hangat, lembut dan penyayang. Dia bahkan tidak memperkirakan kepulangannya akan di sambut oleh kemurkaan Ardian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Royal Teacher
RomanceJatuh cinta dengan seorang guru? kisah seperti itu sangatlah biasa di alami siswi di sekolah, tapi apa jadinya kalau guru itu seorang darah biru alias ningrat? Mariska Maharani Sukma mabuk kepayang pada guru matematika temporer di sekolahnya. Guru...