Motor CBR 150R berhenti di depan Tiara, awalnya Tiara menatap sebal ke arah orang yang seluruh tubuhnya tertutup costum ala pembalap.
Huh, orang nggak sopan betul, minggir napa sih. Tiara merutuk dalam hati. Tiara sedang berdiri di loby sebuah mall, dia baru saja selesai membeli sesuatu.
Orang itu membuka helmnya dan Tiara memekik pelan, dia melihat Malvino dengan ketampanan yang tak terbantahkan. Sungguh kaki Tiara jadi lemas melihat cowok itu tersenyum.
"Udah mau pulang belum?"
"Aku nunggu lagi nunggu Grab."
Tiara menjawab dengan wajah memerah karena tersipu.
"Kirain bisa bareng." kata Vino.
Tapi bukannya pergi Malvino malah berdiri di sebelah Tiara bikin jantung Tiara deg-degan aja, jauh-jauh kenapa bang?
Tidak lama kemudian grab car Tiara nyampai.
"Mbak Tiara Wardhani?" driver bertanya.
"Iya Pak." kata Tiara.
"Pak, bisa di pick-up aja nggak, dia mau pulang sama saya."
Malvino mendekati mobil itu.
"Kok gitu?" Tiara protes.
"Oh gitu pak, nggak pa-pa, udah di bayar pakai ovo kan? Ini tipsnya, makasih ya pak."
Malvino memamerkan senyum manis yang bikin sopir Grab aja meleleh.
"Ayo!"
Malvino memasangkan helm di kepala Tiara.
"Bagai mana Mas Vino tahu aku di sini?" tanya Tiara.
"Tahu dong, Ardian yang bilang, makanya aku bawa helm buat kamu."
Malvino tersenyum lagi, lagi-lagi bikin Tiara meleleh dan lemas.
Cowok itu memakai helmnya sendiri setelah selesai membantu Tiara memakai helm.Kemudian Malvino menaiki motornya, Tiara menyusul naik di belakangnya. Terus terang baru kali ini Tiara naik motor di bonceng sama cowok. Dan cowok itu Malvino yang bikin dia nggak bisa tidur beberapa hari ini karena kebayang-bayang wajahnya yang setampan pangeran di negeri dongeng.
"Pegangan yang kenceng ya."
Kata Malvino, sontak Tiara mengencangkan pegangan tangannya di perut Malvino dan auto dadanya nempel rapat di punggung Malvino.
Malvino tersenyum, sebelum akahirnya dia melajukan motornya. Motor Malvino melaju kencang tapi dengan kecepatan normal. Namun cukup bikin rambut Tiara yang panjang berkibar indah di tiup angin.
Tapi sialnya di pertengahan jalan hujan lebat mengguyur. Malvino terpaksa harus berhenti.
Mereka berteduh di emperan toko yang sudah tutup di daerah Gajah Mada. Mereka membuka helmnya. Tiara auto merapikan rambutnya yang pasti berantakan.
Malvino melihat hujan deras yang mengguyur motornya. Tiba-tiba Tiara kesal, coba naik grab tadi, pasti nggak kehujanan, tapi pasti kena macet dan pasti belum sejauh ini.
Kilat menyambar pasti akan ada petir, Malvino meraih Tiara dan menyusupkan kepala gadis itu di ceruk lehernya, dan betul, petir menyambar. Suara gemuruh di angkasa itu teredam oleh lengan kokoh Malvino yang menutupi telinganya.
Oh my God, oh my God, gue deg-degan, dan nggak mau cowok ini mendengarnya.
Tiara berusaha ingin lepas Malvino tapi Malvino menahannya.
"Diam, jangan bergerak, kalau terjadi sesuatu, aku akan mengayunkanmu."
Malvino berbisik pelan di telinga Tiara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Royal Teacher
RomanceJatuh cinta dengan seorang guru? kisah seperti itu sangatlah biasa di alami siswi di sekolah, tapi apa jadinya kalau guru itu seorang darah biru alias ningrat? Mariska Maharani Sukma mabuk kepayang pada guru matematika temporer di sekolahnya. Guru...