Mariska menghenyakkan pantatnya di sofa empuk. Hmm...empuk sekali, nyaman seperti bulu bidadari.
"Kamu mau makan apa?"
Ardian melesat kedapur,
"Mariska pasti merepotkan." kata Mariska. Ardian menatap Mariska dengan tatapan birahi.
Ya Tuhan, kenapa dia harus seksi dengan kakinya yang panjang dan mulus itu. Sekarang Ardian bingung mau berbuat apa dengan makhluk yang di undangnya itu?
"Katakan saja, kamu mau makan roti sandwich, atau nasi goreng?" tanya Artian.
"Sandwich."
Ardian melihat Bi Nung melintas,
"Apa baju Mariska sudah kering?" tanya Ardian.
"Sedikit lagi Raden." jawab Bi Nung.
"ya sudah buatkan sandwich sekarang!" perintah Ardian.
"Baik Raden."
Ardian membuat teh, dia berdiri di samping kompor menunggu air yang tengah di masaknya.
Bi Nung menyiapkan bahan untuk membuat sandwich.
"Den."panggil nya.
Rupanya Bi Nung masih kepo setengah mati pengen tahu banget siapa Mariska.
"Hmmm." Ardian menggumam.
"Itu...siapanya Raden Mas?"
Ardian tidak menjawab, dia menjerang teh hijau ke dalam teko.
"Kenapa sih kepo banget jadi orang."
Ardian sebel."Mirip Den Ayu Ningrum." kata Bi Nung.
Mendengar nama tunangannya di sebut, Ardian melotot pada abdinya itu.
"Sudah keponya? Puas?"
"Ngapunten lho Den."
Bi Nung menyesal karena mengungkit Ningrum. Ardian membawa minuman yang sudah selesai di buatnya ke meja di mana Mariska sedang menduduki sofanya.
"Kamu sudah lebih hangat?"
Tanya Ardian."Sedikit." jawab Mariska.
"Minumlah!"
Ardian menuang teh dalam cangkir buatan China.
Mariska menerimanya lalu meminumnya sedikit, tapi teh itu ternyata sangat panas.Mariska menjerit sambil menjulurkan lidahnya. Sepertinya lidahnya akan melepuh, air matanya bahkan akan jatuh.
"Panas." rintihnya.
Ardian mengambil lagi tehnya. Dia juga kaget, biasanya cangkir kecil itu akan membuat teh dingin lebih cepat.
Pria itu meraih dagu Mariska, menatap bibirnya yang menawan."Tunjukkan lidahmu!" perintahnya.
Mariska spontan mengulurkan lidah yang sudah memutih dan mengelupas.
Ardian menggelengkan kepalanya, lalu berdiri. Dia berjalan ke arah ruang lemari, tempat dia menyimpan obat-obatan.
Dia mengambil krim untuk luka pada mulut."Maafkan saya." kata Ardian. Gadis itu masih mengeluarkan air mata. Dia syok lidahnya terbakar air panas.
Ardian mengolesi lidah Mariska dengan krim yang rasanya manis seperti madu tapi juga terasa sejuk.
Ya ampun, mereka sangat dekat, Mariska bisa melihat wajah dan bibir Ardian yang sangat menawan dan menggairahkan.
Sedangkan Ardian berdebar karena wajah semulus bayi ini dalam genggamannya. Betapa cantiknya gadis ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Royal Teacher
RomansaJatuh cinta dengan seorang guru? kisah seperti itu sangatlah biasa di alami siswi di sekolah, tapi apa jadinya kalau guru itu seorang darah biru alias ningrat? Mariska Maharani Sukma mabuk kepayang pada guru matematika temporer di sekolahnya. Guru...