Ardian pulang dari klinik, siang tadi ketika dia tertidur dia mendapat telefon dari klinik bahwa ada pasien yang harus di operasi. Operasi kecil karena kecelakaan, anak kecil tertusuk ranting yang runcing di bagian pahanya.
Ardian harus melakukan pembedahan untuk mengeluarkan ranting yang menusuknya.
Setelah semua beres, Ardian pulang kerumah dan melihat Mariska masih tidur di kamarnya.
Nggak! Sebetulnya dia sudah terbangun tapi pura-pura merem lagi pas tahu Ardian yang masuk kemaranya.
Celakanya Ardian tahu Mariska berpura-pura. Pria itu tersenyum.
"Kalau. Kamu tidak bangun dan segera keluar, kamu akan melihat saya telanjang. "
Jantung Mariska berdegup, dia tidak bergeming, padahal tubuhnya sudah kaku seperti bangkai, tapi dia memilih tidak bergerak.
Mariska mendengar suara kemeja Ardian yang menggesek kulitnya, Mariska tergoda untuk ngintip. Sedikit aja pasti nggak bakal bintitan kan?
Benar kan, kemejanya sudah terlepas dari tubuhnya. Mariska sesak dia nggak bisa nafas sumpah. Ruangan ini tiba-tiba seperti ruang hampa udara. Mariska butuh oksigen, dia ingin bernafas, tapi keseksian Ardian yang telanjang bikin Mariska ngap sendiri.
Mariska menghela nafas pelan-pelan berharap Ardian tidak mendengarnya dan dia menghirup oksigen sebanyak mungkin untuk memenuhi paru-parunya, tapi sialnya Ardian mendengar desahan halus Mariska.
"Apa mau lihat saya membuka celana juga?"
Mariska terhenyak. Dia melek dan terduduk dengan gerakan secepat kilat.
"Nggak." Mariska menjerit. Ardian tersenyum.
"Kirain mau ngintip sampai saya selesai."
Tubuh Mariska gemetar. Dia bahkan nggak bisa berdiri dengan kakinya sendiri karena terasa lemah.
"Gantinya di kamar mandi kek, atau dimana gitu?"
"Terserah saya dong, ini kamar saya kok."
"Ih ngeselin banget sih jadi orang."
Terpaksa Mariska harus keluar kamar. Ketika keluar Mariska kaget melihat Malvino berdiri tegak menjulang di tengah ruangan.
Malvino sama terkejutnya seperti Mariska melihatnya keluar dari kamar yang setahu Malvino itu kamar Ardian.
"Mas Vino ngapain kesini?"
"Jemput kamu lah, nagapain kamu dari kamar Ardian?
"Tidur."
Malvino bingung, ternyata adiknya tidak sepolos kelihatannya. Pernikahannya bahkan masih lama, tapi mereka sudah tidur bersama?
"Tidur?"
Mariska paham sekarang. Abangnya ini sedang mencurigai sesuatu, kalau nggak di jelasin dia bisa salah paham.
"Apaan? Mikir yang bukan-bukan ya? Pasti lagi mikir aku sama Mas Dian ngapa-ngapain kan?"
Mariska tiba-tiba meloncat tinggi demi menjitak kepala Malvino.
"Aduh, sakit anjirr."
Malvino meraba kepalanya yang sakit gara-gara di jitak Mariskam
"Makanya punya otak jangan di pakai buat mikir jorok melulu."
"Siapa yang mikir jorok sih, ya kali kamu tidur di kamar cowok, aku kan jadi curiga."
"Heh, jangan sampai aku aduin ke Mas Dian kalau Mas Vino ngapa-ngapain di kamar sama Tiara sampai tengah malam."
Suara Mariska berbisik seperti mengancam. Wajah Malvino memerah karena malu. Dia nggak nyangka adiknya tahu Tiara di kamarnya waktu itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Royal Teacher
RomanceJatuh cinta dengan seorang guru? kisah seperti itu sangatlah biasa di alami siswi di sekolah, tapi apa jadinya kalau guru itu seorang darah biru alias ningrat? Mariska Maharani Sukma mabuk kepayang pada guru matematika temporer di sekolahnya. Guru...