Ketika bangun tidur badan Ardian seperti remuk redam. Tubuhnya sakit dan pegal. Sofa itu memang terlalu pendek dan kecil untuk memuat tubuh Ardian yang tinggi besar berbobot 70 kilo.
Mariska masih tertidur pulas. Ardian mendekatinya lalu mengecup istrinya, semalam dia belum sempat menciumnya karena ketika Ardian pulang istrinya sudah memasang taring tajam-tajam.
Ardian mandi seperti biasa, lalu dia mengeringkan tubuhnya. Menyemprotkan parfum kesukaannya. Mariska juga menyukainya. Baunya sangat enak dan luar biasa maskulin.
Mariska tiba-tiba menyeruduk kekamar mandi. Dia terduduk di lantai mengarahkan wajahnya ke kloset.
Mariska muntah, Ardian awalnya bengong tapi melihat istrinya berurai air mata.
Ardian segera menyusul Mariska, Ardian berdiri dengan lututnya, memijit tengkuknya,lalu menepuk punggungnya dengan lembut.
"Parfum apa sih ini, baunya nggak enak!"
Mariska menyembur, Ardian kaget, Ardian auto mengendus aroma badannya sendiri tapi tidak ada yang aneh kok.
"Parfum yang Diajeng belikan untuk saya." jawab Ardian.
"Buang! Saya nggak mau mencium bau busuk ini lagi."
Mariska mengeringkan wajahnya setelah mencuci wajahnya. Ardian diam tidak membantah, dia memang tidak boleh banyak bicara supaya tidak menyulut kemarahan istrinya yang sedang sensitif.
Mariska keluar dari kamar mandi di ikuti Ardian. Tapi tubuh Mariska terhuyung, pandangannya gelap. Ardian di belakangnya segera sigap menyambut tubuh Mariska.
Wajahnya pucat."Diajeng!" Ardian panik. Ia menggendong Mariska dan menidurkannya di atas tempat tidur.
Ardian membuka pintu dan berteriak pada semua orang yang ada di luar kamarnya.
Rupanya Adjie sedang bersiap akan menyiapkan mobil untuknya.
"Tolong telefon dokter Nugroho, terus suruh Menur membawakan minuman yang hangat kemari." perintah Ardian tegas.
"Baik Raden."
Adjie bergerak cepat menjalankan perintah majikannya dia bingung dengan kepanikan wajah Ardian.
Ardian sendiri sebetulnya bisa memeriksa keadaan istrinya, tapi hubungan mereka sedang menegang, Ardian takut Mariska akan menolak ketika Ardian menyentuhnya.
Dokter Nugroho datang tidak lama setelah Mariska siuman. Wanita itu tidak menolak Ardian memberinya minum. Ardian juga terpaksa harus mandi lagi supaya bau parfum mahal itu benar-benar hilang.
Dokter Nugroho adalah dokter yang di tunjuk secara khusus oleh Kusuma Ningrat untuk melayani seluruh keluarga Ningrat.
Usianya 58 tahun tapi beliau masih cukup prima untuk bertugas.
Dokter Nugroho tersenyum sambil menyalami Ardian.
"Paling-paling ngidam."
De. Nugroho berkelakar, hawa hangat menyengat, Ardian kurang peka, istrinya memang sedikit lebih gemuk dan montok belakangan ini. Ya ampun, Ardian seorang dokter tapi tidak menyadari hormon istrinya berubah karena seorang bayi dalam tubuhnya.
Ardian berdiri tidak jauh dari Dokter Nugroho yang sedang memeriksa Mariska.
Mariska berdebar, sang dokter tersenyum memahami Mariska yang pasti kaget karena ada bayi dalam kandungannya.
"Dokter Ardian, bisa di bantu untuk tes urine?"
Tanyanya pada Ardian.
"Tentu saja, apa harus sekarang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Royal Teacher
RomanceJatuh cinta dengan seorang guru? kisah seperti itu sangatlah biasa di alami siswi di sekolah, tapi apa jadinya kalau guru itu seorang darah biru alias ningrat? Mariska Maharani Sukma mabuk kepayang pada guru matematika temporer di sekolahnya. Guru...