Waktu itu, ketika Nana mengunjungi pernikahan Mariska dia berkenalan dengan Adjie.
Yang ternyata abdi muda yang di perintahkan khusus untuk menemani kemanapun Ardian pergi.
"Kamu punya pacar nggak sih?"
Tanya Ardian waktu itu, di suatu pagi ketika Adjie mengantar Ardian kesuatu hotel untuk bertemu tamu asing waktu itu.
Adjie kaget, pria muda menatap Ardian dengan seksama.
"Maksud Raden?" Adjie tidak mengerti.
"Kamu ini pura-pura nggak dengar?"
"Ya, belum Raden." jawab Adjie gugup.
Ardian mengangguk sambil mengerucutkan bibirnya.
"Istriku punya teman, dia tidak cantik, waktu itu, tapi sekarang menurutku dia sudah berubah banyak."
Kata Ardian."Berubah jadi cantik?" tanya Adjie.
"Aku rasa dia cukup berhasil, walaupun setahuku dia tidak terlalu pintar di SMA."
Adjie mengangguk. Ardian menatap pria yang sedang memegang stiring di depannya.
"Bawalah dia berkeliling hari ini."
Titah Ardian. Adjie tidak pasti dengan perintah itu.
"Maksud Raden?"
"Adjie, aku nggak suka mengulang ucapanku, aku rasa kamu mengerti apa maksudku."
"Baik Raden."
Ardian tersenyum, tidak ada yang berani membantah perintahnya. Tidak ada seorangpun yang menolak permintaannya. Kesetiaan para abdi pada keluarga Kusuma Ningrat di percayai mereka mampu membawa keberkahan, kebaikan dan kebahagiaan.
Jadi hari ini dia bebas kerja, dia akan menjalankan titah Yang Mulia-nya untuk menemani tamunya berkeliling.
Dia wanita, muda tapi tidak cantik, itu dulu. Mungkin sekarang dia sudah cantik jelita.
Dan benar saja, ketika Adjie memenemuinya dia berdebar melihat gadis itu. Dia terlihat akrab pada istri Ardian bahkan dengan Ardianpun dia dekat.
Gadis itu cantik, tapi dia tidak seramping sang putri, dia cenderung montok dan bisa gemuk kalau tidak menjaga pola makannya. Tapi dia sangat manis, dan hangat.
Adjie mengajak Nana meninggalkan pasangan pengantin baru yang tengah berbahagia itu.
Nana kaget cowok itu akan mengajaknya jalan-jalan memakai mobil yang cukup mahal. Nana baru saja membeli mobil baru juga tapi mobil yang biasa aja, bukan mobil yang pajaknya cukup tinggi jika di bayarkan.
"Mobilmu?"tanya Nana.
"Saya tidak mampu membeli mobil sebagus ini." jawab Adjie.
Nana tersenyum sambil mengangguk.
Adjie membuka pintu untuk Nana. Lalu menyusul dirinya yang duduk di belakang kemudi.
Mobil bergerak meninggalkan area keraton.
"Makasih sebelumnya udah bersedia mengajakku jalan-jalan." kata Nana.
Adjie tersenyum lagi. Ya ampun senyum cowok itu sweet banget. Eh tunggu deh, kok Nana kayak ingat orang yang familiar, siapa ya?
"Kenapa menatapku begitu?"
Adjie membuyarkan lamunanya."Sorry tapi sepertinya aku familiar dengan wajahmu." kata Nana.
Adjie tertawa, dia menatap Nana pas berhenti di lampu merah. Nana juga menatapnya, dan dia ingat.
"Ya ampun."
KAMU SEDANG MEMBACA
Royal Teacher
RomansaJatuh cinta dengan seorang guru? kisah seperti itu sangatlah biasa di alami siswi di sekolah, tapi apa jadinya kalau guru itu seorang darah biru alias ningrat? Mariska Maharani Sukma mabuk kepayang pada guru matematika temporer di sekolahnya. Guru...