5. lovely Dessert

1.6K 91 11
                                    

Ardian melepas baju praktiknya,  sudah jam 17.30. Ardian akan segera pulang.  Hari ini dia sudah di sibukkan dengan banyak pasien yang mengalami demam dan flu.

Ardian praktik di rumah sakit setiap hari Kamis. Ardian adalah dokter ahli spesialis dalam. Tapi selama di Jakarta dia menjabat sebagai dokter pembantu umum karena keterbatasan waktu.

Selain hanya sementara, di Jakarta dia juga sedang menyiapkan tesis S2 di Universitas Indonesia.

Kemudian dia juga punya kegiatan mengajar di sekolah di mana Mariska sedang menuntut ilmu.

Pikirannya kembali teringat Mariska untuk pertama kalinya. Ketika pertama kali dia melihat gadis itu, Ardian selalu ingin menatapnya lama.

Dia juga berharap gadis itu mengenalkan dirinya sebagai Sekar Ningrum Wardhoyo.
Tapi ternyata dia memiliki nama lain yang sialnya maknanya sangat indah.

dia bernama Mariska Maharani Sukma. Nama itu selalu teringat dalam benaknya sampai sekarang.
Dia pasti bisa jadi seorang ratu, pikirannya.

Ardian memejamkan matanya, berharap mimpi buruk itu pergi.
Tapi ternyata itu semua bukan mimpi.

Suara Mariska lebih lembut manja, sedangkan Ningrum lembut spontan. Mariska terlalu metropolitan, Ningrum sangat sederhana dan rumahan. Ningrum bekerja di bank sedangkan Mariska masih ABG belum lulus SMA tapi sangat pintar, dan Ardian selalu di buat pusing karena ulahnya.

Beberpa waktu yang lalu, Malvino bilang Mariska ingin jadi dokter gigi,  dan dia juga ingin melanjutkan kuliah  di luar negeri.

Bagai mana mungkin Ardian akan menggapainya kalau cita-cita gadis itu setinggi langit. Antara Mariska dan Ningrum juga berbeda asal-usul.

Ningrum anak bangsawan tapi merakyat, sederhana dan di kagumi masyarakat ketika bertunangan dulu.
Sedangkan Mariska anak mama manja, dari keluarga kaya raya dan papannya seorang pejabat yang berpengaruh untuk negara. Mariska terlihat angkuh tapi sebetulnya dia rapuh.
Ardian menghela nafas, Ningrum masa lalu, Mariska masa kini.

Handphone Ardian berbunyi, dia melihat nama Malvino muncul di layar hpnya.

"Ya," Ardian menjawab. Beberapa saat Ardian diam untuk mendengarkan apa yang di bicarakan Malvino.

"Aku masih di Klinik." kata Ardian.

"Tolong, nyokap gue nyuruh gue jemput Mariska, tapi gue masih ada kuliah, jadi nggak mungkin cabut." kata Malvino.

Ardian melirik jam buatan Harry Winston berharga belasan juta rupiah.

"Dimana dia sekarang?"

"Taman Ismail Marzuki, dia lagi gladi resik menari di sana."

"kenapa baru ngomong sekarang? Ok, kamu kabarin dia jangan kemana-mana sebelum aku datang."
Kata Ardian

"Udah, tapi HPnya masih mati bro."

Ardian berdiri meraih tasnya, lalu keluar dari klinik buru-buru berjalan ke arah mobilnya.
Celakanya mobil Ford Everest milik Ardian terparkir jauh, lalu Ardian mengumpat dengan sumpah serapah kasar bahasa jawa.

Payung juga ada di dalam mobilnya. Terpaksa Ardian berlarian menerjang genangan air menembus hujan.

Jakarta di awal tahun memang selalu hujan dan beberapa tempat mengalami banjir.

Ardian mengendarai mobilnya dengan resah,  kenapa Malvino baru mengabarinya?
Cowok itu meraih hpnya, dia ingat Mariska pernah menuliskan sebaris Nomor Hpnya.  Ardian mendapatkan kontak itu dengan mudah karena ada foto selfi Mariska.

Royal TeacherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang